Di Hadapan Allah Semua Orang Hidup
Lukas 20:27-40
Manusia adalah makhluk yang senang bernostalgia; orang sering mengingat dan menginginkan kembali ke masa kecilnya sebab ia ingin bahagia sama seperti ketika ia masih kecil; Sebaliknya anak kecil ingin cepat menjadi orang dewasa sebab dalam pandangannya ia merasa bahwa menjadi dewasa itu adalah sesuatu yang indah. Artinya bahwa manusia tidak mempunyai pegangan yang jelas tentang apa itu keindahan (kebahagiaan) secara pasti dalam kehidupannya.
Atau ketika seseorang sudah lama berada di tempat lain, ia merindukan kembali ke kampung halamannya sebab ia merasa bahagia jika ia berada di kampungnya sendiri. Secara iman kita mengetahui bahwa adal kita adalah dari Allah dan kita merindukan untuk kembali ke dunia asal kita, yaitu ke tempat dimana Allah ada; suau tempat yang penuh dengan keindahan hidup, kebahagiaan tiada taranya.
Dunia dari mana manusia (baca: orang yang percaya kepada Yesus) berasal dan dunia di mana manusia hidup dan menjalani proses kehidupannya adalah dunia yang berbeda. Jika di dunia ini kita dipusingkan dengan proses seperti kawin - mengawinkan dan dikawinkan - yang bisa menjadi aturan yang memusingkan, maka di tempat kemana kita akan kembali tidak lagi dipusingkan dengan hal-hal yang demikian melainkan hidup sama seperti malaikat, suasana yang hanya diisi oleh kebahagiaan memuji Tuhan, Sang Pemilik segala sesuatu.
Untuk menuju ke sana, maka ada dua perkataan Yesus yang akan kita kaji dalam pembacaan kita saat ini:
1. Allah adalah Allah orang hidup
2. Di hadapan Allah semua orang hidup
Allah adalah Allah orang hidup
Dari pernyataan ini, dapat dikatakan bahwa kesempatan untuk berbakti kepada Tuhan adalah ketika manusia hidup. Hidup di dunia ini adalah kesempatan untuk menyatakan syukur kepada Tuhan atas kasih karunia-Nya dengan memuliakan Dia dalam pikiran, tindakan dan tutur kata. Selama kita hidup berarti itu adalah kesempatan untuk berbakti kepada Allah; tidak bisa dikatakan bahwa nanti setelah kehidupan ini berakhir dan saya kembali kepada Tuhan, maka pada waktu itulah saya berbakti kepada-Nya.
Tidak boleh ada masa dalam kehidupan ini dimana manusia melupakan bahwa ia adalah umat Tuhan; tidak oleh sukacita dan juga tidak oleh dukacita termasuk oleh kematian yang dialami oleh orang-orang yang kita kasihi yang dapat memisahkan kita dari Tuhan.
Adalah keliru dalam kehidupan banyak orang yang mengatakan bahwa karena anggota keluarga ada yang 'dipanggil Tuhan', maka Tuhan pun tahu bahwa keluarga sedang berduka dan karena itu Tuhan pasti maklum kalau rumpun keluarga yang berduka tidak datang untuk beribadah kepada Tuhan pada hari Minggu. Ini sebuah kekeliruan; yang benar adalah bahwa ketika kita mengalami kedukaan, maka kita semakin mendekatkan diri kepada Tuhan untuk memohon penghiburan dan kekuatan daripada-Nya.
Soal kebersamaan dengan Tuhan, ada empat golongan manusia, sebagai berikut:
Pertama, Ada orang yang hanya ketika mengalami sukacita, maka ia bersama Tuhan. Ketika kesulitan datang, maka ia melupakan Tuhan dan menjadi putus asa dengan segala pergumulannya.
Kedua, Orang yang selalu berseru kepada Tuhan untuk setiap persoalan yang dialaminya; rajin berdoa jika mengalami pergumulan hidup tetapi tidak pernah ingat untuk bersyukur atas berkat-berkat Tuhan yang dialaminya; orang seperti ini adalah mereka yang tersesat dari jalan Tuhan justru ketika mereka mengalami berkat-berkat Tuhan.
Ketiga, Orang yang tidak pernah ingat kepada Tuhan; susah, susah sendiri -- senang, senang sendiri. Untuk tipe orang seperti ini, tidak banyak komentar yang bisa deberi selain bahwa orang dalam golongan ini adalah orang yang paling malang.
Keempat, orang yang dalam segala perkara selalu melibatkan Tuhan dalam hidupnya, bukan hanya pada tutur katanya, tetapi juga dalam cara berpikir dan cara bertindak pada setiap perkara yang dialaminya dalam kehidupan; orang-orang yang imannya tidak diombang-ambingkan oleh rupa-rupa pergumulan dan kesuksesan dunia.
Sekali lagi untuk menegaskan bahwa Allah adalah Allah orang hidup artinya bahwa kesempatan yang paling baik untuk menyatakan bakti kepada Allah adalah ketika masih hidup.
Di hadapan Allah semua orang hidup
Dari kalimat ini, ada dua pengertian yang bisa dipahami. Di hadapan Allah semua orang hidup artinya bahwa tidak ada orang yang mati di hadapan Tuhan; orang yang hidup, di hadapan Tuhan adalah hidup demikian juga orang yang sudah mati, di hadapan Tuhan adalah hidup. Tetapi keadaan hidup di hadapan Tuhan tidak sama untuk setiap orang. Orang yang beriman berarti hidup diberkati selama hidup di dunia dan memperoleh kebahagiaan kekal setelah meninggalkan kehidupan di dunia ini, sedangkan yang tidak beriman artinya mereka yang tidak pernah mensyukuri dan tidak menyadari berkat selama hidup di dunia ini dan bahwa mereka yang akan mendapat kesulitan besar jika mereka sudah meninggalkan kehidupan yang ada sekarang.
Secara kasar, dapat dikatakan bahwa kehidupan di hadapan Tuhan hanya ada dua: Kalau bukan surga sudah pasti neraka.
Setelah mengetahui arti pertama dari istilah di hadapan Tuhan semua orang hidup, maka sekarang sampailah kita pada pengertian yang kedua yaitu bahwa istilah 'di hadapan Tuhan' mengacu pada kehadiran secara aktif atau kehadiran secara total. Sering seseorang berada di suatu tempat tetapi ia tidak berada di sana sebab perasaan, pikiran, dan jiwanya tidak tertuju pada kegiatan yang ada di tempat itu; seorang siswa bisa berada di dalam kelas tetapi ia sedang berpikir tentang berbagai hal yang bukan pelajaran yang sedang diajarkan oleh gurunya sehingga keberadaannya di dalam kelas tidak ada artinya.
Demikian juga dengan kehidupan manusia. Suka atau tidak, kita adalah makhluk yang ada di hadapan Tuhan sebab setiap orang adalah makhluk Tuhan dan tidak ada orang yang dapat menyembunyikan diri dari hadirat kebesaran dan kemahakuasaan Tuhan. Kita melakukan yang dikehendaki Tuhan atau sebaliknya tetap saja berarti bahwa kita adalah makhluk yang seluruh hidupnya jelas di hadapan Tuhan dan tidak ada yang tersembunyi sedikit pun. Tetapi mereka yang sadar akan kuasa Tuhan adalah mereka yang secara sadar menjalani seluruh proses kehidupannya dalam bingkai takut akan Tuhan dan merekalah yang disebut sebagai 'yang hidup di hadapan Tuhan' dan kepada merekalah kehidupan yang bahagia di dunia ini dikaruniakan dan kepada merekalah dikaruniakan kebahagiaan kekal dianugerahkan jika kehidupannya di dunia ini berakhir.
Tuhan memberkati kita semua dengan kesadaran akan indahnya 'hidup di hadapan Tuhan' dan dikaruniakan semangat untuk menjalani kehidupan yang berkenan kepada Tuhan dan kiranya melalui semuanya itu membawa kita pada hidup yang kuat untuk menghadapi segala perkara yang terjadi dalam kehidupan ini sebab ada keyakinan bahwa orang yang hidup di hadapan Tuhan adalah orang yang tetap hidup meski hidupnya tidak lagi nampak di dunia ini.
Tuhan yang adalah sumber penghiburan, kiranya menghiburkan keluarga yang berduka karena ditinggalkan oleh anggota keluarga yang dikasihi yang telah dipanggil oleh Tuhan ke kehidupan yang tiada akhir bersama dengan Tuhan Sang Pencipta kehidupan yang kuasa-Nya tidak diputuskan oleh kematian. Baik yang masih hidup maupun yang telah mati kiranya dapat tetap hidup di hadapan Tuhan.
A m i n
Pdt. Bangaran Pasamboan, S.Th.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar