Renungan Pagi
Amsal 25:20
Orang yang menyanyikan nyanyian untuk hati yang sedih adalah seperti orang yang menanggalkan baju di musim dingin, dan seperti cuka pada luka.
LAGU YANG SALAH
Menyanyi dan meratap adalah dua kegiatan kontras dalam dinamika kehidupan manusia, paling tidak dalam kebiasaan hidup masyarakat Yahudi; menyanyi untuk turut berbagi sukacita dengan yang mengalami kebahagiaan sedangkan orang meratap untuk menghibur mereka yang berduka.
Dalam budaya kekristenan pada masa sekarang di mana lagu dapat dipakai untuk mengungkapkan rasa sukacita maupun dukacita, maka bernyanyi sudah dapat dipakai sebagai sarana penghiburan.
Salah lagu, yaitu menyanyikan lagu sedih bagi yang bersukacita atau lagu sukacita bagi mereka yang berdukacita bisa menyebabkan manusia yang ada di sekitarnya merasa terhina dan tersakiti.
Orang sedih akan selalu ada sebab hidup ini adalah perputaran roda kehidupan antara suka dan duka, untung dan malang; suatu waktu setiap orang akan sampai pada titik kesedihan dan dibutuhkan kehadiran sesama untuk menghibur dan mengangkat dari lumpur kesedihan.
Bernyanyi untuk hati yang sedih, salah menyanyikan lagu adalah gambaran pribadi yang tidak bisa merasakan keadaan orang lain dan tidak turut -- berdiam membisu -- dalam upaya menggapai hari ceria yang bagi semua orang, dan itu membuat kehidupan ini semakin dingin, suatu keadaan yang menyakitkan.
2 Tesalonika 2:16-17
¹⁶ Dan Ia, Tuhan kita Yesus Kristus, dan Allah, Bapa kita, yang dalam kasih karunia-Nya telah mengasihi kita dan yang telah menganugerahkan penghiburan abadi dan pengharapan baik kepada kita,
¹⁷ kiranya menghibur dan menguatkan hatimu dalam pekerjaan dan perkataan yang baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar