31 Agustus 2023
MELIHAT TUHAN DI NEGERI ORANG-ORANG HIDUP
30 Agustus 2023
MANUSIA YANG DITEGUR ALLAH
29 Agustus 2023
BERLINDUNG PADA TUHAN
28 Agustus 2023
BEKERJA UNTUK MAKAN
27 Agustus 2023
KURBAN SYUKUR KEPADA ALLAH
26 Agustus 2023
KEMENANGAN OLEH TUHAN YESUS
25 Agustus 2023
ITU BUKAN TEMPATMU
24 Agustus 2023
BERTINDAK ATAU MEMBEBERKAN
23 Agustus 2023
PRIORITAS DOA
22 Agustus 2023
ANGGOTA TUBUH KRISTUS
21 Agustus 2023
SUARA DAN PERMOHONAN
20 Agustus 2023
KETIKA BANGSA-BANGSA BERIBADAH KEPADA TUHAN
19 Agustus 2023
MESIAS-MESIAS PALSU
18 Agustus 2023
MENJADI MAKHLUK SEMPURNA
17 Agustus 2023
TIGA PANGGILAN UMAT MANUSIA
16 Agustus 2023
TIGA SERANGKAI
15 Agustus 2023
SUMBER PERTENGKARAN
Selasa, 15 Agustus 2023
Renungan Pagi
Amsal 13:10
Keangkuhan hanya menimbulkan pertengkaran, tetapi mereka yang mendengarkan nasihat mempunyai hikmat.
SUMBER PERTENGKARAN
Semua orang merindukan perjalanan hidup yang tenang dan aman. Tidak ada musuh dan sebisa mungkin tidak ada yang memusuhinya.
Manusia yang menjalani kehidupan setiap hari sering terjadi permasalahan sebab setiap orang tidak melihat dan memikirkan satu perkara yang sama dengan cara yang berbeda. Sehingga muncul upaya untuk menunjukkan siapa yang benar dan siapa yang salah.
Bahkan mereka yang punya cara pandang dan pemikiran yang sama pun masih bisa berbeda dalam cara menyampaikan pendapatnya dan menyebabkan suasana yang memanas.
Selama perbedaan pendapat dapat diselesaikan dengan bijak, maka semuanya adalah orang berhikmat tetapi ketika orang sudah mulai melibatkan emosinya dan melibatkan emosi orang lain juga, maka timbullah pertengkaran yang bisa berujung pada kehancuran rasa persaudaraan; keangkuhan biang kerok pertengkaran, kata Amsal. Penyangkalan diri sepertinya berpusat pada egoisme.
Manusia yang berhikmat adalah mereka yang tidak dikuasai oleh ego pribadi dalam melihat setiap persoalan; menyelesaikan perbedaan tanpa mengundang pertengkaran.
1 Korintus 6:7
Adanya saja perkara di antara kamu yang seorang terhadap yang lain telah merupakan kekalahan bagi kamu. Mengapa kamu tidak lebih suka menderita ketidakadilan? Mengapakah kamu tidak lebih suka dirugikan?