Hidup bersama suami isteri
3:1 Demikian juga kamu, hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, supaya jika ada di antara mereka yang tidak taat kepada Firman, mereka juga tanpa perkataan dimenangkan oleh kelakuan isterinya, 3:2 jika mereka melihat, bagaimana murni dan salehnya hidup isteri mereka itu. 3:3 Perhiasanmu janganlah secara lahiriah, yaitu dengan mengepang-ngepang rambut, memakai perhiasan emas atau dengan mengenakan pakaian yang indah-indah, 3:4 tetapi perhiasanmu ialah manusia batiniah yang tersembunyi dengan perhiasan yang tidak binasa yang berasal dari roh yang lemah lembut dan tenteram, yang sangat berharga di mata Allah. 3:5 Sebab demikianlah caranya perempuan-perempuan kudus dahulu berdandan, yaitu perempuan-perempuan yang menaruh pengharapannya kepada Allah; mereka tunduk kepada suaminya, 3:6 sama seperti Sara taat kepada Abraham dan menamai dia tuannya. Dan kamu adalah anak-anaknya, jika kamu berbuat baik dan tidak takut akan ancaman. 3:7 Demikian juga kamu, hai suami-suami, hiduplah bijaksana dengan isterimu, sebagai kaum yang lebih lemah! Hormatilah mereka sebagai teman pewaris dari kasih karunia, yaitu kehidupan, supaya doamu jangan terhalang.
Isteri Tunduk, Suami Hormat
1 Petrus 3:1-7
Ayat pertama dari pembacaan ini adalah panggilan yang sepertinya tidak sesuai dengan hakikat manusia. Sejak selesainya perang dunia kedua, dunia kita mengenal istilah human right yang dalam bahasa Indonesia dikenal dengan istilah 'hak asasi manusia'. Ada banyak hak asasi manusia tetapi kalau hendak disimpulkan, maka hak asasi manusia adalah manusia itu bebas selama tidak mengganggu kebebasan orang lain. Tidak ada manusia yang berkuasa atas orang lain sebab setiap orang berhak atas hidupnya.Kalau Petrus meminta agar dalam jemaat isteri tunduk kepada suami berarti rumah tangga Kristen itu melawan hak asasi manusia. Suami dapat dengan bebas memaksakan kehendaknya kepada isteri, misalnya jangan ikut kebaktian dan isteri tidak boleh melawan sebab itu adalah perintah Tuhan, ada dalam Alkitab. Benarkah demikian? Pada tempat yang lain dalam Alkitab dituliskan bahwa isteri tunduk kepada suami sama seperti tunduk kepada Tuhan (Efesus 5:22); itu berarti bahwa selama maksud suami bersesuaian dengan kehendak Tuhan, maka wajiblah isteri untuk tunduk pada kehendak itu. Kalau suami meminta tunduk untuk hal-hal yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan, maka hendaklah isteri menjawabnya bahwa kehendak Pengantin Surga harus menjadi yang utama dan pertama untuk dipatuhi.
Tujuan isteri tunduk kepada suaminya adalah untuk memenangkan suaminya bukan karena takut. Jika suami bukanlah orang yang harus diperjuangkan artinya bahwa dalam keluarga yang berlaku adalah kesepakatan yang dilakukan dalam kasih Tuhan.
Jika suami masih harus dimenangkan, maka isteri tidak boleh melawan suami dengan catatan bahwa kehendak manusia tidak boleh lebih tinggi dari kehendak Allah. Ini adalah peringatan untuk semua, isteri dan suami, tetapi terutama bagi suami.
Hal berikut yang dibicarakan oleh Petrus adalah soal perhiasan wanita. Perhiasan wanita bukanlah pada hal-hal fisik dan materi tetapi pada hal-hal batiniah yang berharga kepada Allah. Perhiasan materi tidak masalah digunakan selama itu tidak merusak perhiasan batiniah. Ada dua perhiasan batiniah yang seharusnya dimiliki oleh isteri: 1). roh yang lemah lembut dan tenteram. 2). mempunyai pengharapan pada Allah.
Isteri yang menghayati dan memakai kedua perhiasan ini adalah isteri yang pasti berbuat baik dan ia tidak usah takut pada ancaman. Orang yang berbuat baik, pasti ada yang tidak menyukainya tetapi ia tidak usah takut sebab ada banyak orang yang akan mendukungnya dan melindunginya.
Kepada suami juga diminta untuk dua hal: 1). Hidup bijaksana dengan isteri yang adalah pihak yang lemah, dan 2). Menghormati isteri sebagai teman pewaris kasih karunia.
Bijaksana artinya tahu situasi yang ada, tahu mana yang baik dan mana yang buruk ~ mana yang benar dan mana yang salah lalu melakukan yang baik dan benar dengan cara yang baik dan benar dalam situasi yang tepat. Isteri adalah pihak yang lemah ~ perasaannya juga peka, halus dan lembut. Karena itu suami harus bisa menjaga perasaan isteri agar tidak terluka dan ia harus tahu mana yang baik untuk dilakukan kepada isterinya dalam segala perkara.
Mengenai pesan yang kedua, jangan salah mengerti bunyi kalimat hormatilah mereka seakan-akan laki-laki boleh mempunyai lebih dari satu isteri tetapi itu adalah bahasa yang disampaikan kepada para suami yang ada dalam jemaat agar mereka menghormati isterinya masing-masing. Dalam hal apa suami menghormati isteri? Dalam hal kasih karunia Allah bagi keluarga, yaitu kehidupan artinya dalam seluruh kehidupan. Suami dan isteri pasti berdoa untuk hidup yang bahagia dan sejahtera tetapi kalau suami tidak menghargai isterinya, maka doa itu terhalang -- tidak terkabul.
Amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar