Total Tayangan Halaman

JALAN KE POHON KEHIDUPAN TIDAK TERTUTUP SEPENUHNYA

JALAN KE POHON KEHIDUPAN TIDAK TERTUTUP SEPENUHNYA

Manusia yang melanggar perintah Allah untuk tidak memakan buah pohon Pengetahuan Tentang Yang Baik dan Yang Jahat tidak lagi hidup dalam ketergantungan kepada Allah tetapi hidupnya dikendalikan oleh pengetahuan yang diperolehnya dari buah pohon itu, mereka merasa malu bertemu dengan Tuhan. Pengetahuan memberikan kepada mereka kesadaran tentang malu dan berarti juga apa yang terhormat dan tidak terhormat, kesadaran tentang yang berarti dan yang sia-sia, kesadaran tentang yang berguna dan yang tidak penting; singkatnya kesadaran tentang mana yang baik dan mana yang jahat -- sama dengan nama dari pohon yang buahnya mereka makan.

Ketika manusia melanggar perintah Allah, maka hakikat manusia tidak lagi utuh sebab ada perasaan yang menolak Allah yang adalah adalah sumber hidupnya yang sesungguhnya. Ia berdosa dan tidak lagi berada dalam hubungan yang benar dengan Allah sehingga Allah mencegah mereka dari memakan buah pohon Kehidupan supaya mereka tidak hidup selamanya. Apakah manusia hakikatnya hidup kekal sebelum memakan buah terlarang itu?

Akses atau jalan masuk ke pohon kehidupan ditutup oleh Allah dan pohon itu tidak ada lagi di dunia sebab sudah dipindahkan Allah ke dalam surga. Secara fisik buah itu tidak dapat lagi ditemukan di dunia ini tetapi masih dapat diraih dan bisa dinikmati manusia dalam kehidupan.
Dalam Alkitab digambarkan bagaimana mencapai pohon Kehidupan di dalam Proses kehidupan supaya kelak boleh menikmati buah Pohon Kehidupan di taman Firdaus Allah (surga).

Pertama, mencapai pohon kehidupan di dalam kehidupan menurut kitab Amsal. Ada empat ayat dalam kitab Amsal yang menyebutkan tentang hal ini, yaitu Amsal 3:18; 11:30; 13:12; 15:4:

Amsal  3:18
Ia menjadi pohon kehidupan bagi orang yang memegangnya, siapa yang berpegang padanya akan disebut berbahagia.

Amsal  11:30
Hasil orang benar adalah pohon kehidupan, dan siapa bijak, mengambil hati orang.

Amsal  13:12
Harapan yang tertunda menyedihkan hati, tetapi keinginan yang terpenuhi adalah pohon kehidupan.

Amsal  15:4
Lidah lembut adalah pohon kehidupan, tetapi lidah curang melukai hati.

Dari keempat ayat di atas, dapat dilihat bahwa yang dimaksud pohon kehidupan adalah sesuatu dari luar, yaitu hikmat (3:18) yang mempengaruhi karakter, tindakan nyata manusia serta keadaan-keadaan kehidupan manusia. Tindakan yang dimaksud adalah cara mengupayakan penghasilan (11:30), dan cara bertutur kata (15:4), sedangkan keadaan yang disebut pohon kehidupan adalah cita-cita yang tercapai (13:12).
Masih satu hal yang belum jelas, yaitu karakter. Karakter adalah tabiat atau kepribadian (kejiwaan manusia) yang membedakan seseorang dengan orang yang lain. Karena karakter adalah kejiwaan manusia maka itu juga adalah yang mendorong seluruh tindakan manusia. Sampai di sini dapat dikatakan bahwa dari keempat ayat yang ada di atas menyebutkan karakter yang seharusnya dimiliki untuk mencapai pohon kehidupan di dunia ini adalah; benar, bijak, dan jujur; seluruh karakter ini bersumber dari hikmat yang dikaruniakan Allah dan tetap dipegan oleh manusia.

Kedua, mencapai pohon kehidupan di dalam kehidupan menurut kitab Wahyu. Juga ada empat ayat dalam kitab Wahyu yang menyebutkan tentang pohon Kehidupan; Wahyu 2:7; 22:2; 22:14; 22:19:

Wahyu  2:7
Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat: Barangsiapa menang, dia akan Kuberi makan dari pohon kehidupan yang ada di Taman Firdaus Allah."

Wahyu  22:2
Di tengah-tengah jalan kota itu, yaitu di seberang-menyeberang sungai itu, ada pohon-pohon kehidupan yang berbuah dua belas kali, tiap-tiap bulan sekali; dan daun pohon-pohon itu dipakai untuk menyembuhkan bangsa-bangsa.

Wahyu  22:14
Berbahagialah mereka yang membasuh jubahnya. Mereka akan memperoleh hak atas pohon-pohon kehidupan dan masuk melalui pintu-pintu gerbang ke dalam kota itu.

Wahyu  22:18-19
Aku bersaksi kepada setiap orang yang mendengar perkataan-perkataan nubuat dari kitab ini: "Jika seorang menambahkan sesuatu kepada perkataan-perkataan ini, maka Allah akan menambahkan kepadanya malapetaka-malapetaka yang tertulis di dalam kitab ini.
Dan jikalau seorang mengurangkan sesuatu dari perkataan-perkataan dari kitab nubuat ini, maka Allah akan mengambil bagiannya dari pohon kehidupan dan dari kota kudus, seperti yang tertulis di dalam kitab ini."

Ayat-ayat dalam kitab Wahyu yang dicantumkan di sini menceritakan pohon kehidupan yang ada di surga dan ternyata jumlahnya bukan hanya satu sama seperti di dalam taman Eden tetapi ada banyak pohon kehidupan di sepanjang jalan kota Yerusalem Baru (22:2). Ada tiga kriteria orang yang akan menikmati pohon kehidupan yaitu, menang (2:7), mereka yang membasuh jubah (22:14) dan yang tidak menambahkan atau mengurangi nubuat Yohanes yang tercantun dalam kitab Wahyu.

Menang adalah istilah yang dimaksudkan untuk menggambarkan keberhasilan jemaat Efesus untuk melakukan dua hal, yaitu tetap melawan kejatan dan mengembalikan semangat mereka untuk mencapai apa yang disebut sebagai semangat mula-mula, yaitu kesungguhan ketika melakukan kebaikan; orang yang bersungut-sungut setelah melakukan kebaikan tidak berhak atas pohon kehidupan.

Membasuh jubah mengacu pada manusia yang tetap berbuat kebenaran dan menjaga kekudusannya ketika orang melakukan kecemaran dan kejahatan. Tidak terpengaruh untuk melakukan kejahatan.

Mengenai jangan menambahkan atau mengurangi nubuat dalam kitab Wahyu, hanya satu hal ini yang hendak disampaikan; jangan melakukannya.

Semoga karakter dan tindakan hidup kita adalah Pohon Kehidupan.

Jalan masuk ke pohon kehidupan yang tidak terjaga dan bisa dilalui adalah pada sisi
Ketahuilah yang baik dan lakukanlah itu dengan sungguh-sungguh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MENERUSKAN KEBAIKAN

Kamis, 14 Nopember 2024 Renungan Pagi Amsal 3:27 Janganlah menahan kebaikan dari pada orang-orang yang berhak menerimanya, padahal engkau ma...