Dalam percakapan dengan seorang warga GTM yang berasal dari kota Makassar ketika bertemu dalam sebuah acara kedukaan di daerah tempat saya melayani, dikemukakannya tentang perbedaan pengelolaan keuangan gereja antara jemaat-jemaat yang ada di daerah perkotaan dan jemaat-jemaat yang ada di pedalaman, khususnya dikaitkan dengan pesan Firman, "siapa yang menanam itu yang menuai"; hal ini diketahuinya dari percakapannya dengan seorang pendeta yang juga hadir dalam kedukaan itu.Disampaikan olehnya bahwa jemaat-jemaat di kota memberlakukan sistim 'uang transport', yaitu bahwa setiap orang yang bertugas untuk melakukan pelayanan mendapat uang transpot dan ini diberlakukan pada semua bentuk pelayanan seperti memimpin ibadah hari Minggu, memimpin ibadah Rumah tangga, pemain musik di gereja; demikian juga pengurus kategorial memberlakukan hal yang sama untuk semua bentuk pelayanan yang berlaku dalam kategorial masing-masing, sedangkan jemaat-jemaat di desa memakai istilah 'pemotongan untuk majelis', di mana majelis jemaat tidak mendapat uang transport tetapi mendapat potongan persembahan yang biasanya dilakukan setiap tri wulan.
Dia bertanya sejak kapan sistim itu berlaku yang saya tanggapi bahwa sejak saya kecil hal itu sudah saya tahu berlaku di daerah kelahiran saya yang juga adalah daerah pedalaman.
Dalam percakapan ini kemudian dikaji secara bersama bahwa ada kelemahan dalam bentuk pemotongan untuk pelayanan sebab setiap majelis biasanya mendapat bagian yang sama besar sedangkan pelayanan yang dilakukannya berbeda bahkan mungkin ada majelis yang tidak bersedia (menolak) bentuk-bentuk pelayanan tetapi tetap menerima uang untuk jasa pelayanan yang sama dengan orang-orang yang melaksakan tugas lebih banyak termasuk untuk menutupi mereka yang tidak mau melakukan pelayanan.
Pada sisi lain, sulit untuk memprakirakan anggaran rutin dalam sistem potongan untuk pelayanan yang diberikan kepada majelis jemaat sehingga itu akan membuat sulitnya mengatur bentuk-bentuk pelayanan dalam jemaat dan sekaligus itu juga akan menghalangi laju perkembangan jemaat sebab biaya untuk pemotongan pelayanan itu membutuhkan jumlah yang besar.
Menurut warga GTM tadi, jika sistim ini dapat dihilangkan dalam wilayah GTM, maka pastilah bahwa secara perlahan GTM dapat menyiapkan dana untuk sentralisasi gaji pendeta atau paling tidak setiap jemaat di pedalaman yang selama ini kesulitan membayar gaji pendeta akan menjadi mampu melakukannya ....
Tulisan kecil ini kiranya berguna untuk melihat banyak hal yang bisa membawa ke arah yang lebih baik.
Total Tayangan Halaman
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
MENERUSKAN KEBAIKAN
Kamis, 14 Nopember 2024 Renungan Pagi Amsal 3:27 Janganlah menahan kebaikan dari pada orang-orang yang berhak menerimanya, padahal engkau ma...
-
PERSAUDARAAN YANG RUKUN Sungguh alangkah baik, alangkah baik dan alangkah indah; Alangkah baik, alangkah baik. Sungguh alangkah baik, alangk...
-
Jumat, 7 Juli 2023 Renungan Pagi Yohanes 1:4 Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia. TERANG MANUSIA Hidup adalah sesuatu y...
-
KERANGKA KHOTBAH BULAN FEBRUARI 2019 Minggu, 03 Februari 2019 Bahan Khotbah Ibadah Hari Minggu Bacaan Alkitab: Yeremia 1:4-10; Maz. 71:1-...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar