Renungan Pagi
Amos 5:12-13
¹² Sebab Aku tahu, bahwa perbuatanmu yang jahat banyak dan dosamu berjumlah besar, hai kamu yang menjadikan orang benar terjepit, yang menerima uang suap dan yang mengesampingkan orang miskin di pintu gerbang.
¹³ Sebab itu orang yang berakal budi akan berdiam diri pada waktu itu, karena waktu itu adalah waktu yang jahat.
PEMBUNGKAM AKAL BUDI
Akal budi adalah pedoman hidup ke damai sejahtera; ke situasi di mana semua orang menemukan ketenteraman.
Masyarakat yang diatur oleh akal budi menjadi tempat di mana orang benar membangun kehidupan yang adil dan makmur.
Tetapi kehidupan berbicara jumlah, demokrasi juga punya kelemahan, yaitu bahwa jika sesuatu yang salah diteriakkan orang banyak, maka itulah kebenaran. Orang benar hanya bisa cuci tangan dan akan tetap tertuduh, layaknya Pontius Pilatus.
Uang suap adalah sumber ketidakadilan dan penutup pintu berkat untuk memakmurkan orang kecil. Kejahatan besar dimulai dari uang suap yang bisa jadi tidak seberapa nilainya.
Perjuangan hidup yang sejahtera adalah membentuk semakin banyak orang benar sehingga kebenaran akal budi tidak bungkam oleh kalah jumlah sampai terjepit.
2 Timotius 2:15
Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah sebagai seorang pekerja yang tidak usah malu, yang berterus terang memberitakan perkataan kebenaran itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar