Renungan Pagi
Matius 23:29-31
²⁹ Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu membangun makam nabi-nabi dan memperindah tugu orang-orang saleh
³⁰ dan berkata: Jika kami hidup di zaman nenek moyang kita, tentulah kami tidak ikut dengan mereka dalam pembunuhan nabi-nabi itu.
³¹ Tetapi dengan demikian kamu bersaksi terhadap diri kamu sendiri, bahwa kamu adalah keturunan pembunuh nabi-nabi itu.
KETURUNAN PEMBUNUH NABI
Seandainya kami yang hidup pada zaman ketika para nabi itu dibunuh, maka tentulah bahwa para nabi itu tidak akan terbunuh sebab kami tahu bahwa mereka adalah nabi.
Memperbaiki makam para nabi dan orang-orang saleh adalah bentuk penghargaan kepada mereka terhadap apa yang mereka lakukan dan apa yang mereka alami.
Menjadi keturunan para pembunuh nabi dan orang saleh tidak berarti harus sama dengan mereka yang telah melakukan pembunuhan itu sama seperti bahwa pembunuh nabi pada saat ini bisa berasal dari keturunan kelompok orang saleh yang kemudian menjadi jahat.
Tuhan Yesus sebenarnya mau mengatakan kepada mereka yang adalah keturunan para pembunuh nabi bahwa mereka masih tetap memiliki hati yang sama dengan nenek moyang mereka yang suka membunuh nabi-nabi Tuhan.
Nabi itu berjasa besar untuk diberi penghargaan tetapi kesesatan hati manusia membuat mereka terbunuh; termasuk kematian Tuhan Yesus itu adalah karena keturunan para pembunuh nabi belum berubah menjadi pribadi yang menerima nabi dengan baik.
Ibrani 6:4-6
⁴ Sebab mereka yang pernah diterangi hatinya, yang pernah mengecap karunia sorgawi, dan yang pernah mendapat bagian dalam Roh Kudus,
⁵ dan yang mengecap firman yang baik dari Allah dan karunia-karunia dunia yang akan datang,
⁶ namun yang murtad lagi, tidak mungkin dibaharui sekali lagi sedemikian, hingga mereka bertobat, sebab mereka menyalibkan lagi Anak Allah bagi diri mereka dan menghina-Nya di muka umum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar