Total Tayangan Halaman

MEMELIHARAKAN YANG DIPERCAYAKAN

Kamis, 23 Januari 2025
Renungan Pagi

2 Timotius 1:12
Itulah sebabnya aku menderita semuanya ini, tetapi aku tidak malu; karena aku tahu kepada siapa aku percaya dan aku yakin bahwa Dia berkuasa memeliharakan apa yang telah dipercayakan-Nya kepadaku hingga pada hari Tuhan.

MEMELIHARAKAN YANG DIPERCAYAKAN

Paulus menjelaskan bahwa pekerjaannya untuk memberitakan Injil Yesus Kristus bukanlah pekerjaan yang dia kerjakan menurut kemauannya sendiri tetapi pekerjaan yang dipercayakan kepadanya untuk dilakukan -- hal ini mengajarkan sikap pengabdian diri.

Dalam tugasnya, Paulus mengalami banyak penderitaan karena penentangan dari banyak orang, baik dari luar maupun dari dalam persekutuan itu sendiri; pun penderitaan fisik dan batin karena medan kerja yang berat. Paulus tabah menanggung penderitaan karena ia tahu siapa yang ia percaya.

Paulus memelihara (mengerjakan dengan sungguh-sungguh) kepercayaan yang diberikan kepadanya karena ia tahu siapa yang ia percayai mempunyai pekerjaan yang besar bagi manusia, termasuk dirinya. Ia mengerjakan tugas itu pertama karena kasihnya kepada Tuhan Yesus dan dalam kasih itu, juga karena kasihnya kepada manusia -- termasuk yang membuatnya menderita itu.

Dia (Tuhan Yesus) berkuasa memeliharakan apa yang telah dipercayakan-Nya kepada Paulus adalah pengakuan iman akan perlindungan Tuhan pada pekerjaan yang dilakukannya. Paulus tahu bahwa ia tidak ditinggalkan oleh Tuhan walau ia harus menderita; bahkan penderitaan itu pada akhirnya berujung ketika ia harus menjadi martir.

Tetapi kuasa pemeliharaan Tuhan itu tidak berakhir sebab itu akan berlangsung sampai kepada saat yang dinantikan dengan rindu oleh setiap orang yang percaya, yaitu pada hari Tuhan; waktu yang mengacu pada saat berakhirnya zaman dunia dan segala sebab musababnya digantikan dengan zaman sukacita selama-lamanya -- dipeliharakan dalam hadirat Allah.

Ibrani 13:6
Sebab itu dengan yakin kita dapat berkata: "Tuhan adalah Penolongku. Aku tidak akan takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku?"

MARS GTM

 Mars GTM



JIWA YANG SEGAR

Rabu, 22 Januari 2025
Renungan Pagi

Mazmur 23:3
Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya.

JIWA YANG SEGAR

Pemeliharaan Tuhan sebagai Gembala atas umatNya yang digambarkan dengan berbagai bahasa puitis yang indah oleh Daud.

Jiwa yang segar adalah keadaan di mana manusia tenang karena tidak ada hal yang mengganggu pikirannya, perasaannya, hubungan sosialnya, dan seluruh aspek dalam hidupnya semuanya baik.

Manusia tidak ada yang dalam keadaan baik sepenuhnya dalam sepanjang masa, pasti ada masalah yang terjadi tetapi bahwa orang yang jiwanya segar bisa menyelesaikan masalahnya dengan tidak menimbulkan masalah baru lagi. Dengan demikian, dapat terlihat bahwa orang lain juga berpengaruh pada kesegaran jiwa sesamanya, maka adalah tanggung jawab kita setiap hari untuk membentuk suasana yang segar bagi semua orang juga.

Kesegaran jiwa tidak tergantung pada situasi (bermasalah atau tidak) tetapi pada kenyataan bahwa ia berjalan pada jalan kebenaran. Orang lain mempermasalahkan dirinya, bahkan mengganggu orang yang berjalan pada jalan kebenaran, tetapi jiwa orang yang berjalan pada jalan kebenaran itu akan tetap segar.

Jalan kebenaran itu terletak hanya pada kesadaran bahwa semuanya oleh karena namaNya - semuanya karena demi kehendak dan kemuliaan TUHAN.

Kolose 3:17
Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita.

WARISAN HIDUP

Selasa, 21 Januari 2025
Renungan Pagi 

Pengkhotbah 7:11
Hikmat adalah sama baiknya dengan warisan dan merupakan suatu keuntungan bagi orang-orang yang melihat matahari.

WARISAN HIDUP

Manusia adalah makhluk fana yang keberadaannya tetap ada karena regenerasi. Hidup itu adalah anugerah Tuhan melalui proses peralihan keturunan dari generasi ke generasi. Manusia, pribadi dan orang-orang seangkatannya adalah pewaris kehidupan dan sekaligus yang akan mewariskan kehidupan kepada generasi selanjutnya.

Warisan yang dimaksudkan dalam ayat ini adalah harta benda yang akan menjadi penunjang kelangsungan hidup generasi yang menerimanya dari orangtua sebab memiliki sumber hidup yang pasti; penerima warisan diharapkan hidupnya sejahtera.

Tetapi penting diperhatikan bahwa sebagaimana kehidupan adalah warisan, demikian juga cara hidup dan cara pandang kehidupan adalah warisan; bak kata pepatah: 'buah jatuh tidak jauh dari pohonnya'. Disadari bahwa cara hidup itu berpengaruh kepada kehidupan dan segala yang ada dalam kehidupan ini.

Orang yang memiliki warisan (harta benda) tetapi tidak memiliki cara hidup yang baik, maka itu bisa tidak membuatnya sejahtera bahkan hanya akan sirna dari hidupnya. Hikmat itu sama baiknya dengan warisan sebab walau tanpa warisan sekali pun, orang berhikmat akan memiliki segala yang perlu untuk kelangsungan hidupnya dan kelanjutan hidup yang akan diwariskannya setelah ia tidak ada lagi.

Hikmat adalah kemampuan untuk mengetahui cara hidup yang baik dan mewariskan yang baik kepada anak cucu.

1 Petrus 1:18
Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas

TIDAK DITINDAS ALLAH

Senin, 20 Januari 2025
Renungan Pagi

Ayub 37:23
Yang Mahakuasa, yang tidak dapat kita pahami, besar kekuasaan dan keadilan-Nya; walaupun kaya akan kebenaran Ia tidak menindasnya.

TIDAK DITINDAS ALLAH

Perikop ini berbicara tentang kemuliaan Allah di alam semesta. Segala sesuatu ada di dalam kuasa Allah bahkan Allah yang mengatur segala sesuatu sehingga terus beriringan dan sama-sama memuliakan Allah.

Pengaturan Allah terhadap alam semesta berpuncak pada ketika Allah memeteraikan manusia untuk mengetahui perbuatanNya (Ayub 37:7). Manusia diundang untuk merenungkan kasih Allah dan menjalani seluruh hidupnya dalam kesadaran akan hal itu.

Allah yang tidak dapat kita pahami adalah pengakuan bahwa manusia tidak akan pernah secara sempurna dapat mengetahui cara Allah bekerja pun maksud dan rencana Allah dalam segala sesuatu yang terjadi. Manusia tidak memahami Allah, tidak berarti bahwa ia hanya bisa diam dan menunggu segala sesuatunya terjadi dan mengambil apa yang bisa diambilnya melainkan bahwa ia diajak untuk terus melakukan apa yang bisa dilakukannya sehingga segala yang terjadi di sekitarnya menjadi berkat bagi dirinya; keadilan Allah itulah yang membuatNya memberkati orang yang bekerja.

Allah itu kaya kebenaran adalah pengetahuan bahwa manusia itu tidak benar dan hanya bisa menggambarkan kebenaran Allah -- sebab ia memang hanyalah gambar Allah; tidak bisa melahirkan kebenaran dari dirinya sendiri. Walau Allah itu kaya akan kebenaran dan manusia hakikatnya cenderung jauh dari kebenaran, tetapi Allah tidak menindasnya melainkan terus mengasihinya sampai ia tahu bahwa hidup ini tidak lebih dan kurang adalah kasih,

Jika Allah tidak menindas manusia yang tidak benar pada dirinya sendiri itu, janganlah membiarkan diri menindas dirinya sendiri dengan kesalahan-kesalahan yang segaja diperbuat untuk semakin jauh dari kuasa, keadilan, dan kebenaran Allah yang akan semakin mengaburkan hidup kemanusiaan ini.

1 Korintus 16:14
Lakukanlah segala pekerjaanmu dalam kasih!

MAKAN PADA HARI SABAT

Minggu, 19 Januari 2025
Renungan Pagi

Keluaran 16:25-26
Selanjutnya kata Musa: "Makanlah itu pada hari ini, sebab hari ini adalah sabat untuk TUHAN, pada hari ini tidaklah kamu mendapatnya di padang. 
Enam hari lamanya kamu memungutnya, tetapi pada hari yang ketujuh ada sabat; maka roti itu tidak ada pada hari itu."

MAKAN PADA HARI SABAT

Tidak ada manna (roti dari sorga) yang turun bagi orang Israel pada hari Sabat. 

Hal pertama yang mau diingatkan kepada orang Israel bahwa cara menghormati Tuhan pada hari Sabat adalah dengan tidak melakukan pekerjaan; tidak mengurusi roti dan susu.

Enam hari mereka memungutnya tetapi hari ketujuh roti itu tidak ada tetapi tetap makan dan minum sebab sudah dipersiapkan pada hari keenam. Banyak orang justru menumpukkan pekerjaannya untuk dikerjakan pada hari yang telah ditetapkan untuk beribadah sehingga mereka tidak sempat beribadah atau beribadah tetapi tidak fokus.

Makan dan minum itu urgent dan karena itu tetap dilakukan pada hari Sabat. Bahkan pada hari itu, mari belajar untuk saling berbagi makan.

Oang yang mengumpulkan roti pada hari sabat adalah mereka yang mencari dan menemukan roti yang busuk. Roti hari Sabat adalah roti yang telah disiapkan sebelumnya.

Matius 12:12
"... Bukankah manusia jauh lebih berharga dari pada domba? Karena itu boleh berbuat baik pada hari Sabat."

SAKKA' MA'PANAMMU

SAKKA' MA'PANAMMU

Na mumasannang, masakke marudindin, merrapu tallang-mekkapunan awo'; mimbea' suka'-mello'do'k kano-kano; memmatua induk-ma'suppu samelung; ma'lullung bura-bura.
Semoga bahagia, selamat sentosa (ibarat marudindin), berketurunan banyak dan teguh (ibarat bambu), bertumbuh cepat (ibarat kano-kano=jenis tumbuhan), panjang umur dan berguna sampai akhir hayat (ibarat pohon Enau); berambut putih (berpayung buih-buih).

Sumber: Status di facebook

Panammu adalah istilah adalah yang berasal dari kata tammu (menyambut) yang dilakukan oleh keluarga mempelai perempuan kepada menantu laki-laki ketika pada malam setelah acara resepsi pernikahan. Demikian juga, hal yang sama bisa dilakukan oleh keluarga mempelai laki-laki kepada menantu perempuannya pada waktu passarakan - mempelai laki-laki membawa isterinya ke rumah keluarganya; memisahkannya dengan keluarganya. Massarak dari kata sarak (pisah) adalah istilah yang dipakai untuk menggambarkan tindakan memisahkan anak dari orangtuanya.

Dalam acara perkawinan, biasanya acara passarakan dilakukan setelah pengantin pria menginap di rumah mertua selama tiga malam dan istri yang disarak juga tidak bisa meninggalkan rumah mertuanya sebelum tiga malam berada di rumah itu.

Ketika mempelai laki-laki dipanammui, maka kepadanya dalam keadaan berdiri dipasangkan sarung dari bawah kaki lalu dengan memegang pinggiran sarung bagian atas, sarung itu terus diangkat ke atas sampai keluar melalui atas kepala. Hal ini dilakukan sebanyak tiga kali sebagai simbol dari harapan tentang sakka' tallu bulinna (berkat tiga bulir) yaitu: berkat kesehatan - keselamatan (kamasakkean - kamarendengan), berkat kesejahteraan (tamba' pa'barang-barangan/kadenganan), dan berkat keturunan (pa'banne tauan).

Pada saat sarung dipasangkan itulah disampaikan berkat menyambut menantu yang telah disebutkan pada awal tulisan ini. Mungkin ada formulasi yang lain yang kurang lebih sama dengan itu tetapi itu tergantung juga dari kemampuan sastera dari masing-masing orang yang melakukannya atau yang mengajarkannya. Penyambutan ini biasanya dilakukan oleh ibu mertua atau perempuan dari anggota keluarga terdekat mempelai perempuan. Syarat orang yang bisa melakukan itu adalah mereka yang tidak ada anaknya yang telah meninggal.

Penyambutan kepada mempelai perempuan dalam acara passarakan dilakukan dengan memberikan barang-barang panammu seperti pakaian, sarung, emas, atau yang lainnya.

MEMELIHARAKAN YANG DIPERCAYAKAN

Kamis, 23 Januari 2025 Renungan Pagi 2 Timotius 1:12 Itulah sebabnya aku menderita semuanya ini, tetapi aku tidak malu; karena aku tahu kepa...