07 Juli 2025

SUPAYA TIDAK TERCELA

Senin, 7 Juli 2025
Renungan Pagi

Nehemia 2:17
Berkatalah aku kepada mereka: "Kamu lihat kemalangan yang kita alami, yakni Yerusalem telah menjadi reruntuhan dan pintu-pintu gerbangnya telah terbakar. Mari, kita bangun kembali tembok Yerusalem, supaya kita tidak lagi dicela."

SUPAYA TIDAK TERCELA

Kemalangan yang terjadi karena kesalahan (dosa) yang dilakukannya membuat manusia, baik itu secara pribadi maupun sebagai komunitas, menjadi pihak yang tercela: 'wajar dia mengalami itu sebab hidupnya memang tidak becus'; itu kalimat yang bisa dikatakan oleh orang tentang dia dan kemalangan yang dialaminya. 

Kemalangan yang terjadi atas orang yang selalu rendah hati dan baik akan membuatnya semakin semakin dikasihi oleh orang-orang lain dan membuatnya semakin menyadari kehadiran Allah dalam hidupnya.

Nehemia yang kembali (lebih tepatnya diutus secara khusus untuk membangun tembok Yerusalem) dari pembuangan di Babel mempersiapkan dirinya untuk melakukan pekerjaan itu dengan serius dan mengajak semua orang untuk memahami situasi sehingga setiap orang dapat menyadari diri lalu berpartisipasi aktif dalam pekerjaan membangun kembali tembok yang roboh.

Yerusalem yang telah menjadi reruntuhan adalah kenyataan pahit yang harus dialami oleh orang Israel untuk waktu yang lama dan selama itu pula ia mengalami celaan dari berbagai pihak sebagai bangsa yang tidak ber-Allah; sebab mereka terbuang dalam keadaan terhina.

Membangun kembali Yerusalem adalah cara mereka untuk mencapai kembali kehormatan mereka, tetapi hanya bisa terjadi jika mereka kembali memiliki hidup yang terhormat bahwa mereka kembali kepada Allah dengan sungguh-sungguh berjalan pada jalan yang dikehendaki Allah.

Efesus 5:17
Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan.
1 Dilihat

06 Juli 2025

PADA HARI TUHAN

Minggu, 6 Juli 2025
Renungan Pagi

Wahyu 1:10-11
Pada hari Tuhan aku dikuasai oleh Roh dan aku mendengar dari belakangku suatu suara yang nyaring, seperti bunyi sangkakala, katanya: "Apa yang engkau lihat, tuliskanlah di dalam sebuah kitab dan kirimkanlah kepada ketujuh jemaat ini: ke Efesus, ke Smirna, ke Pergamus, ke Tiatira, ke Sardis, ke Filadelfia dan ke Laodikia."

PADA HARI TUHAN

Hari Tuhan adalah waktu yang menunjuk pada waktu ketika  Tuhan Yesus mengalahkan maut secara seutuhnya pada hari Dia dibangkitkan.

Sejak gereja mula-mula, hari Tuhan (hari pertama dalam kurun siklus waktu sepekan)digunakan oleh jemaat untuk berkumpul memecahkan roti dari rumah ke rumah.

Dikuasai oleh Roh adalah sebuah perkara yang seharusnya ada dalam kehidupan setiap umat Tuhan sehingga seluruh tindakan, ucapan, dan sikapnya adalah hormat dan kemuliaan bagi Tuhan.

Bunyi seperti sangkakala adalah gambaran bahwa suara Tuhan itu sangat jelas dan tidak ada hal yang bisa membuatnya tidak terdengar. Hanya orang dengan hati yang sungguh-sungguh tertutup yang akan menerima suara Tuhan seperti orang yang melihat orang yang berbahasa isyarat yang tidak ia pahami.

Seperti kata petuah bijak: hidup adalah kitab terbuka, maka biarkanlah setiap orang membaca dari hidupmu kesaksian tengan Allah yang hidup kepada semua yang ada di sekitarnya bahkan kesaksia kepada seluruh dunia. Tujuh jemaat yang disebutkan dalam penglihatan Yohanes adalah contoh bahwa Allah melihat dan mengetahui kehidupan jemaat masing-masing; sehingga biarlah setiap persekutuan jemaat menjadi alamat 'surat kemuliaan bagi Tuhan'.

1 Yohanes 2:17
Dan dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya.
1 Dilihat

05 Juli 2025

Kisah Penjual Obat Keliling

KISAH SI PENJUAL OBAT KELILING

Seorang penjual obat keliling sudah bertahun-tahun berjualan di desa-desa. Usahanya sederhana, hasilnya pas-pasan, tapi ia dikenal jujur.

Suatu hari, ia bertemu seorang pria asing yang menawarkan kerja sama. Pria itu berkata, "Kalau kau mau menjual ramuan ini, kau bisa untung tiga kali lipat. Katakan saja ini obat segala penyakit."

Penjual itu ragu. Ia tahu ramuan itu belum jelas khasiatnya. Tapi tawaran itu menggiurkan. Ia membayangkan motor baru, rumah yang dicat ulang, anak-anaknya bisa sekolah lebih tinggi.

Keesokan pagi, ia mulai berkeliling dengan botol-botol ramuan di keranjang sepedanya. Di setiap rumah, ia mengulang kalimat yang sama, "Obat ini mujarab. Semua yang minum akan sembuh."

Beberapa minggu pertama, uangnya mengalir deras. Ia merasa langkahnya tepat. Namun suatu hari, seorang ibu datang mengetuk pintu rumahnya dengan wajah cemas. "Suami saya tambah sakit setelah minum obat itu," katanya.

Tak lama, kabar menyebar. Orang-orang mulai curiga. Beberapa pasien mengeluh kondisinya tidak membaik. Satu per satu pelanggan berhenti membeli.

Penjual itu duduk memandangi botol-botol yang menumpuk. Dulu ia bangga pada kejujurannya, kini ia hanya punya reputasi buruk dan rasa bersalah.

Banyak orang tergoda memilih jalan pintas untuk cepat berhasil: menjual janji palsu, memanipulasi kepercayaan, atau mengambil cara curang demi keuntungan sesaat. Padahal, keberhasilan yang dibangun di atas kebohongan hanya menunggu waktu untuk runtuh.

Tuhan memanggil kita bukan hanya untuk bekerja keras, tetapi juga bekerja jujur. Reputasi baik dan hati nurani yang bersih jauh lebih bernilai daripada keuntungan besar yang diperoleh secara tidak benar.

Hari ini, bila ada peluang yang tampak menggiurkan namun tidak sesuai kebenaran, ingatlah: Tuhan yang memelihara kita setia, tidak pernah menuntut kita mengorbankan integritas demi kesuksesan.

Mari memilih jalan yang lurus, meski lebih lambat, karena di sanalah damai dan berkat Tuhan tinggal.

"Orang yang dapat dipercaya mendapat banyak berkat, tetapi orang yang ingin cepat menjadi kaya, tidak akan luput dari hukuman." (Amsal 28:20)

-----

Sumber:
Copy paste dari aplikasi:
Renungan dan Ilustrasi Kristen ~ Kamis, 5 Juli 2025
1 Dilihat