SOPIR YANG MENGANTUK
Seorang sopir truk bekerja keras demi keluarganya. Malam itu, ia memaksakan diri mengantar muatan terakhir walau sudah dua malam kurang tidur.
Matanya berat. Berkali-kali ia menepuk pipinya sendiri agar tetap terjaga. Di pikirannya hanya satu hal: "Kalau aku pulang cepat, besok bisa cari muatan lain."
Saat truk melaju di jalan sepi, kelopak matanya tertutup beberapa detik. Roda truk oleng ke bahu jalan. Ia terkejut dan segera menarik setir. Ban depan menghantam batu besar di pinggir aspal, membuat muatan beras di bak belakang terguling.
Truk berhenti dengan bunyi dentuman keras. Badannya gemetar. Untung tak ada kendaraan lain yang melintas. Ia turun menatap karung-karung sobek berserakan di tanah. Kerugian yang harus ia ganti lebih besar dari upah seminggu.
Malam itu, ia duduk di pinggir jalan, menyesali satu keputusan sederhana: memaksakan diri ketika tubuh sudah tak sanggup.
Dan ia berjanji, seberapa pun berat hidup, ia tidak akan lagi mengorbankan keselamatan demi mengejar uang lebih cepat.
Sering kita berpikir: semakin banyak yang kita kejar, semakin cepat semua masalah selesai. Kita memaksakan diri melewati batas tenaga, lupa bahwa tubuh ini terbatas dan keselamatan bukan hal sepele.
Tuhan memberi kita akal sehat untuk tahu kapan harus berhenti dan beristirahat. Bekerja keras itu baik, tapi memaksakan diri sampai membahayakan diri sendiri atau orang lain bukanlah tanda iman; itu tanda kesombongan yang tidak mau mengakui kelemahan.
Hidup bukan hanya soal seberapa cepat kita sampai di tujuan. Tapi juga bagaimana kita menjaga diri, keluarga, dan orang lain dalam perjalanan.
Hari ini, mari belajar bijak. Berjaga-jaga bukan hanya soal rohani, tapi juga soal kesadaran merawat tubuh yang Tuhan titipkan. Karena hidup yang dilindungi adalah berkat, dan ketaatan kecil seperti istirahat pada waktunya adalah wujud penghormatan kepada Dia yang memelihara kita.
"Karena itu, berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun akan saatnya." (Matius 25:13)
Sumber:
Copy paste dari Aplikasi Renungan dan Ilustrasi Kristen; 2 Juli 2025
Tidak ada komentar:
Posting Komentar