Total Tayangan Halaman

SEDIKIT PERENUNGAN TENTANG HUBUNGAN

Sedikit Perenungan Tentang Hubungan

"Mungkin di hatimu memang tidak ada yang salah, tapi bagaimana dengan penilaian orang lain?"
Ini adalah pernyataan dan pertanyaan dari seseorang yang mencurigai temannya selingkuh.

Hal tersebut membuat saya berpikir bahwa tindakan dan hubungan manusia sebaiknya tidak ditentukan oleh anggapan orang lain, meskipun benar bahwa anggapan orang lain juga harus dipertimbangkan dalam proses kehidupan manusia.
Jika temannya akrab dengan seseorang dan itu dianggapnya sebagai selingkuh, haruskah temannya itu berhenti bergaul dengan orang yang dengannya ia dianggap selingkuh?

Kalau mereka bergaul akrab bukan karena hasrat untuk hubungan asmara tetapi karena ikatan batin mereka saling menerima sebagai 'keluarga' haruskah itu terputus oleh anggapan orang lain yang keliru tentang mereka?

Walau terasa kasar, dapat kita mengatakan bahwa orang yang cepat menanggapi salah setiap hal yang terjadi adalah kepicikan yang merusak banyak sendi kehidupan; menempatkan orang dalam penjara bertajuk kebingungan.... Haruskah saya menjauhi saudaraku dan membuatnya bertanya-tanya: 'bersalahkah aku padanya sehingga ia menjauhiku?'

Hanya ada dua pilihan dalam perkara ini: 1.) Terus membina persaudaraan dengan teman yang dengannya ia dianggap selingkuh tetapi terus akan menjadi gunjingan yang mungkin akan semakin menjadi-jadi sampai memekakkan telinga dan menyakiti hati, dan 2.) Menjauhi teman yang dengannya ia dianggap selingkuh untuk menyenangkan mereka yang beranggapan salah.
Pilihan yang membawa pada situasi bagaikan makan buah simalakama --the lesser of two evil--, pilih yang ini salah - pilih yang itu salah. Seandainya bisa memilih untuk tidak menentukan pilihan, mungkin itu lebih baik tetapi sayangnya itu tidak bisa terjadi.
Kalau saya tidak salah, pilihan yang lebih baik adalah pilihan pertama dengan mengingat kata bijak pujangga bahwa kebenaran pada akhirnya akan tampak ke permukaan walau itu butuh waktu yang lama untuk terwujud.

Satu harapan dalam kasus ini adalah bahwa mereka yang salah beranggapan tentang hubungan mereka belajar untuk membuka diri dan melihat dengan kacamata yang benar;

Pesan Kristiani berkata:
Janganlah engkau keras terhadap orang yang tua, melainkan tegorlah dia sebagai bapa. Tegorlah orang-orang muda sebagai saudaramu, perempuan-perempuan tua sebagai ibu dan perempuan-perempuan muda sebagai adikmu dengan penuh kemurnian.
1 Timotius 5:1-2

UANG PELAYANAN

Dalam percakapan dengan seorang warga GTM yang berasal dari kota Makassar ketika bertemu dalam sebuah acara kedukaan di daerah tempat saya melayani, dikemukakannya tentang perbedaan pengelolaan keuangan gereja antara jemaat-jemaat yang ada di daerah perkotaan dan jemaat-jemaat yang ada di pedalaman, khususnya dikaitkan dengan pesan Firman, "siapa yang menanam itu yang menuai"; hal ini diketahuinya dari percakapannya dengan seorang pendeta yang juga hadir dalam kedukaan itu.Disampaikan olehnya bahwa jemaat-jemaat di kota memberlakukan sistim 'uang transport', yaitu bahwa setiap orang yang bertugas untuk melakukan pelayanan mendapat uang transpot dan ini diberlakukan pada semua bentuk pelayanan seperti memimpin ibadah hari Minggu, memimpin ibadah Rumah tangga, pemain musik di gereja; demikian juga pengurus kategorial memberlakukan hal yang sama untuk semua bentuk pelayanan yang berlaku dalam kategorial masing-masing, sedangkan jemaat-jemaat di desa memakai istilah 'pemotongan untuk majelis', di mana majelis jemaat tidak mendapat uang transport tetapi mendapat potongan persembahan yang biasanya dilakukan setiap tri wulan.
Dia bertanya sejak kapan sistim itu berlaku yang saya tanggapi bahwa sejak saya kecil hal itu sudah saya tahu berlaku di daerah kelahiran saya yang juga adalah daerah pedalaman.

Dalam percakapan ini kemudian dikaji secara bersama bahwa ada kelemahan dalam bentuk pemotongan untuk pelayanan sebab setiap majelis biasanya mendapat bagian yang sama besar sedangkan pelayanan yang dilakukannya berbeda bahkan mungkin ada majelis yang tidak bersedia (menolak) bentuk-bentuk pelayanan tetapi tetap menerima uang untuk jasa pelayanan yang sama dengan orang-orang yang melaksakan tugas lebih banyak termasuk untuk menutupi mereka yang tidak mau melakukan pelayanan.

Pada sisi lain, sulit untuk memprakirakan anggaran rutin dalam sistem potongan untuk pelayanan yang diberikan kepada majelis jemaat sehingga itu akan membuat sulitnya mengatur bentuk-bentuk pelayanan dalam jemaat dan sekaligus itu juga akan menghalangi laju perkembangan jemaat sebab biaya untuk pemotongan pelayanan itu membutuhkan jumlah yang besar.

Menurut warga GTM tadi, jika sistim ini dapat dihilangkan dalam wilayah GTM, maka pastilah bahwa secara perlahan GTM dapat menyiapkan dana untuk sentralisasi gaji pendeta atau paling tidak setiap jemaat di pedalaman yang selama ini kesulitan membayar gaji pendeta akan menjadi mampu melakukannya ....

Tulisan kecil ini kiranya berguna untuk melihat banyak hal yang bisa membawa ke arah yang lebih baik.

Bersabarlah ...

Seorang bercakap dengan temannya tentang kesabaran. Ketika pembicaraan sudah sangat jauh, temannya kembali berusaha untuk kembali kepada topik pembicaraan ...

Teman:
Kembali ke topik semula, saya hanya mau mengingatkan bahwa seandainya ada orang yang menghinamu sebagai orang jelek, maka bersabarlah...

Kawan:
Seperti kataku tadi, setiap orang harus belajar bersabar. Itu pasti akan kulakukan.

Teman:
Tetapi kalau ada yang mengatakan engkau cantik, segeralah memukul orang itu.

Kawan:
Mengapa harus kulakukan itu?

Teman:
Sebab dengan mengatakan demikian, berarti ia berdusta ...

Kawan:
(dengan nada marah) Menghina, ya!!?

JALAN KE POHON KEHIDUPAN TIDAK TERTUTUP SEPENUHNYA

JALAN KE POHON KEHIDUPAN TIDAK TERTUTUP SEPENUHNYA

Manusia yang melanggar perintah Allah untuk tidak memakan buah pohon Pengetahuan Tentang Yang Baik dan Yang Jahat tidak lagi hidup dalam ketergantungan kepada Allah tetapi hidupnya dikendalikan oleh pengetahuan yang diperolehnya dari buah pohon itu, mereka merasa malu bertemu dengan Tuhan. Pengetahuan memberikan kepada mereka kesadaran tentang malu dan berarti juga apa yang terhormat dan tidak terhormat, kesadaran tentang yang berarti dan yang sia-sia, kesadaran tentang yang berguna dan yang tidak penting; singkatnya kesadaran tentang mana yang baik dan mana yang jahat -- sama dengan nama dari pohon yang buahnya mereka makan.

Ketika manusia melanggar perintah Allah, maka hakikat manusia tidak lagi utuh sebab ada perasaan yang menolak Allah yang adalah adalah sumber hidupnya yang sesungguhnya. Ia berdosa dan tidak lagi berada dalam hubungan yang benar dengan Allah sehingga Allah mencegah mereka dari memakan buah pohon Kehidupan supaya mereka tidak hidup selamanya. Apakah manusia hakikatnya hidup kekal sebelum memakan buah terlarang itu?

Akses atau jalan masuk ke pohon kehidupan ditutup oleh Allah dan pohon itu tidak ada lagi di dunia sebab sudah dipindahkan Allah ke dalam surga. Secara fisik buah itu tidak dapat lagi ditemukan di dunia ini tetapi masih dapat diraih dan bisa dinikmati manusia dalam kehidupan.
Dalam Alkitab digambarkan bagaimana mencapai pohon Kehidupan di dalam Proses kehidupan supaya kelak boleh menikmati buah Pohon Kehidupan di taman Firdaus Allah (surga).

Pertama, mencapai pohon kehidupan di dalam kehidupan menurut kitab Amsal. Ada empat ayat dalam kitab Amsal yang menyebutkan tentang hal ini, yaitu Amsal 3:18; 11:30; 13:12; 15:4:

Amsal  3:18
Ia menjadi pohon kehidupan bagi orang yang memegangnya, siapa yang berpegang padanya akan disebut berbahagia.

Amsal  11:30
Hasil orang benar adalah pohon kehidupan, dan siapa bijak, mengambil hati orang.

Amsal  13:12
Harapan yang tertunda menyedihkan hati, tetapi keinginan yang terpenuhi adalah pohon kehidupan.

Amsal  15:4
Lidah lembut adalah pohon kehidupan, tetapi lidah curang melukai hati.

Dari keempat ayat di atas, dapat dilihat bahwa yang dimaksud pohon kehidupan adalah sesuatu dari luar, yaitu hikmat (3:18) yang mempengaruhi karakter, tindakan nyata manusia serta keadaan-keadaan kehidupan manusia. Tindakan yang dimaksud adalah cara mengupayakan penghasilan (11:30), dan cara bertutur kata (15:4), sedangkan keadaan yang disebut pohon kehidupan adalah cita-cita yang tercapai (13:12).
Masih satu hal yang belum jelas, yaitu karakter. Karakter adalah tabiat atau kepribadian (kejiwaan manusia) yang membedakan seseorang dengan orang yang lain. Karena karakter adalah kejiwaan manusia maka itu juga adalah yang mendorong seluruh tindakan manusia. Sampai di sini dapat dikatakan bahwa dari keempat ayat yang ada di atas menyebutkan karakter yang seharusnya dimiliki untuk mencapai pohon kehidupan di dunia ini adalah; benar, bijak, dan jujur; seluruh karakter ini bersumber dari hikmat yang dikaruniakan Allah dan tetap dipegan oleh manusia.

Kedua, mencapai pohon kehidupan di dalam kehidupan menurut kitab Wahyu. Juga ada empat ayat dalam kitab Wahyu yang menyebutkan tentang pohon Kehidupan; Wahyu 2:7; 22:2; 22:14; 22:19:

Wahyu  2:7
Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat: Barangsiapa menang, dia akan Kuberi makan dari pohon kehidupan yang ada di Taman Firdaus Allah."

Wahyu  22:2
Di tengah-tengah jalan kota itu, yaitu di seberang-menyeberang sungai itu, ada pohon-pohon kehidupan yang berbuah dua belas kali, tiap-tiap bulan sekali; dan daun pohon-pohon itu dipakai untuk menyembuhkan bangsa-bangsa.

Wahyu  22:14
Berbahagialah mereka yang membasuh jubahnya. Mereka akan memperoleh hak atas pohon-pohon kehidupan dan masuk melalui pintu-pintu gerbang ke dalam kota itu.

Wahyu  22:18-19
Aku bersaksi kepada setiap orang yang mendengar perkataan-perkataan nubuat dari kitab ini: "Jika seorang menambahkan sesuatu kepada perkataan-perkataan ini, maka Allah akan menambahkan kepadanya malapetaka-malapetaka yang tertulis di dalam kitab ini.
Dan jikalau seorang mengurangkan sesuatu dari perkataan-perkataan dari kitab nubuat ini, maka Allah akan mengambil bagiannya dari pohon kehidupan dan dari kota kudus, seperti yang tertulis di dalam kitab ini."

Ayat-ayat dalam kitab Wahyu yang dicantumkan di sini menceritakan pohon kehidupan yang ada di surga dan ternyata jumlahnya bukan hanya satu sama seperti di dalam taman Eden tetapi ada banyak pohon kehidupan di sepanjang jalan kota Yerusalem Baru (22:2). Ada tiga kriteria orang yang akan menikmati pohon kehidupan yaitu, menang (2:7), mereka yang membasuh jubah (22:14) dan yang tidak menambahkan atau mengurangi nubuat Yohanes yang tercantun dalam kitab Wahyu.

Menang adalah istilah yang dimaksudkan untuk menggambarkan keberhasilan jemaat Efesus untuk melakukan dua hal, yaitu tetap melawan kejatan dan mengembalikan semangat mereka untuk mencapai apa yang disebut sebagai semangat mula-mula, yaitu kesungguhan ketika melakukan kebaikan; orang yang bersungut-sungut setelah melakukan kebaikan tidak berhak atas pohon kehidupan.

Membasuh jubah mengacu pada manusia yang tetap berbuat kebenaran dan menjaga kekudusannya ketika orang melakukan kecemaran dan kejahatan. Tidak terpengaruh untuk melakukan kejahatan.

Mengenai jangan menambahkan atau mengurangi nubuat dalam kitab Wahyu, hanya satu hal ini yang hendak disampaikan; jangan melakukannya.

Semoga karakter dan tindakan hidup kita adalah Pohon Kehidupan.

Jalan masuk ke pohon kehidupan yang tidak terjaga dan bisa dilalui adalah pada sisi
Ketahuilah yang baik dan lakukanlah itu dengan sungguh-sungguh.

KEMALANGAN INSAN

KEMALANGAN INSAN

Semoga tak salah yang kukatakan;
semoga tak keliru kunilai bahwa hidup manusia adalah malang....
Tak bisa terungkap dengan mudah mengenai hal ini dari bibirku;
tetapi sakit hatiku memandang yang terjadi
dan kuberanikan diri mengungkap rasa di hati.

Apakah yang kau harap dalam hidupmu hai manusia?
Bukankah kau berharap untuk berarti?
paling tidak engkau berharap berarti bagi seseorang,
seseorang yang berarti bagimu dan yang menurutmu engkau berarti baginya ...
Tapi sayang, kadang engkau tidak lebih berarti dari kegiatannya;
lalu engkau dihibur dengan pernyataan maaf dengan alasan 'lupa karena sibuk'
Tidakkah seharusnya bahwa jika engkau memang berarti
maka sesibuk apa pun, ia tetap akan menempatkanmu dalam hidupnya;
hatinya, ingatannya, dan seluruh hasratnya adalah dirimu.

Jika engkau dilupakan belajarlah percaya pada omong kosong ini;
"engkau tidak diingatnya sebab tempatmu adalah di hatinya"....
Belajarlah untuk dalam hidupmu tidak harus mengatakan itu
kepada siapa pun juga.... buatlah setiap orang memang berarti
tidak hanya dalam kata-kata kosong tetapi dalam tindakan nyata...

Hanya selingan pengantar lagu nostalgia....

18 Mei 2014

B I L A . . .


Bila ke dalam naungan kasih dari lengan hatimu tidak lagi aku termuat;
kemanakah kan kubawa rasa sedihku?

Bila aku harus menjadi terdakwa dalam keluhku, salahkah bila air mata menitik?

Bila hentakan langkahku tuk menuju perhatianmu kau anggap sebagai tuntutan yang terlalu tinggi, lalu apakah lagi yang bisa kuharapkan?

Bila aku bersalah dalam semua ini, berilah maafmu ...

Bila esok aku diminta untuk tetap pada keadaan yang sama, doakanlah supaya aku diberi kekuatan menanggungnya

Bila saja ini adalah sebuah batu penghalang yang bisa tersingkir;
ajarilah aku untuk menggulingkannya meski harus terluka karenanya...

Bila aku di sini untukmu; kuharap memang aku di sini untuk itu....

Bila aku belajar bernyanyi dari hatiku untukmu, kuharap kau mendengarnya dengan baik walau itu tidak merdu.

Bila malam ini masih akan berlalu,
biarlah esok kau ajarku menatap lega ke surya terang
melupakan semua kelamnya malam....

Bila ini hanyalah kesempatan yang terberi untuk menulis
sederetan kata tak berarti ini; mungkin wajar kuucap terima kasih...

18 Mei 2014

LITURGI DALAM KITAB NEHEMIA

LITURGI DALAM KITAB NEHEMIA

Seperti yang diketahui bahwa Liturgi berasal dari bahasa Yunani leiturgia yang dibentuk dari dua kata yaitu leitos yang berarti rakyat atau umat dan ergon yang berarti pekerjaan atau tugas, maka liturgi dapat dipahami sebagai pekerjaan untuk melayani umat.

Berdasarkan pengertian ini, maka dapat dikatakan bahwa Nehemia adalah seorang liturgos (pelaksana liturgi) di antara bangsa Israel.

Pengertian Liturgi dalam kitab Nehemia adalah perhatian dan kerja untuk membangun kehidupan umat Tuhan (jasmani dan rohani) yang semata-mata hanya dilandasi oleh rasa cinta kasih kepada sesama umat Tuhan dan tanpa ada maksud mengedepankan kepentingan pribadi.

Urutan liturginya dimulai dari perenungan atas situasi kehidupan bangsa Israel yang mengalami pembuangan ke Babel karena dosa dan yang masih tetap tinggal di Yerusalem-Yehuda berada dalam keadaan menderita dan tercela.
Setelah itu, hal berikut yang dilakukan oleh Nehemia adalah berdoa pribadi mengaku dosa Israel dan dosanya bersama dengan keluarganya dan berharap akan penyertaan Allah jika mereka bertobat.

Setelah berdoa, Nehemia diberi kesempatan untuk bertindak secara nyata yaitu kembali dan membangun Yerusalem. Satu pesan dalam liturgi (pelayanan bagi umat) adalah supaya setiap hal yang menjadi tantangan kiranya diselesaikan agar pelayanan dapat terus berjalan. Dua tantangan yang disebutkan dalam kitab Nehemia terhadap tugas Nehemia untuk melayani kepentingan umat adalah tantangan dari luar yaitu pihak yang tidak setuju dengan kegiatan yang sedang dilakukan orang Israel (pasal 4) dan tantangan dari dalam kehidupan orang Israel yang melakukan tindakan saling memeras~makan riba (pasal 5:1-13). Sebagai kesimpulan dari bagian ini, disebutkan tentang sikap Nehemia yang tidak mencari kepentingan sendiri dalam apa yang dikerjakannya sebagai kisah sebaliknya dari apa yang dilakukan oleh orang Israel (pasal 5:14-19). Seorang Pemimpin harus menjadi teladan.

Hal selanjutnya adalah pembacaan Kitab dan pelaksanaan Hari raya yang dilanjutkan dengan pengakuan dosa secara bersama dan diakhiri dengan janji untuk mengikut hukum Tuhan dan perwujudan dari hal itu adalah tindfakan nyata umat yang dapat ditemukan dalam pasal 10.

Setelah semua hal, dilalui dan Allah memberkati sehingga pembangunan fisik, ekonomi dan rohani terwujud, maka yang dilakukan selanjutnya adalah mengatur kesehjateraan mereka yang terlibat dalam pelayanan bagi umat (pasal 12:44-47)

Kitab Nehemia diakhiri dengan kesaksian kesetiaan Nehemia terhadap hukum dan doa pribadi dari Nehemia untuk setiap hal yang dilakukannya ...


NB:
Tulisan ini dibuat untuk membantu seorang teman yang sedang berjuang untuk menyelesaikan pendidikannya

Isteri Tunduk, Suami Hormat

1 Petrus 3:1-7
Hidup bersama suami isteri


3:1 Demikian juga kamu, hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, supaya jika ada di antara mereka yang tidak taat kepada Firman, mereka juga tanpa perkataan dimenangkan oleh kelakuan isterinya, 3:2 jika mereka melihat, bagaimana murni dan salehnya hidup isteri mereka itu. 3:3 Perhiasanmu janganlah secara lahiriah, yaitu dengan mengepang-ngepang rambut, memakai perhiasan emas atau dengan mengenakan pakaian yang indah-indah, 3:4 tetapi perhiasanmu ialah manusia batiniah yang tersembunyi dengan perhiasan yang tidak binasa yang berasal dari roh yang lemah lembut dan tenteram, yang sangat berharga di mata Allah. 3:5 Sebab demikianlah caranya perempuan-perempuan kudus dahulu berdandan, yaitu perempuan-perempuan yang menaruh pengharapannya kepada Allah; mereka tunduk kepada suaminya, 3:6 sama seperti Sara taat kepada Abraham dan menamai dia tuannya. Dan kamu adalah anak-anaknya, jika kamu berbuat baik dan tidak takut akan ancaman. 3:7 Demikian juga kamu, hai suami-suami, hiduplah bijaksana dengan isterimu, sebagai kaum yang lebih lemah! Hormatilah mereka sebagai teman pewaris dari kasih karunia, yaitu kehidupan, supaya doamu jangan terhalang.

Isteri Tunduk, Suami Hormat

1 Petrus 3:1-7

Ayat pertama dari pembacaan ini adalah panggilan yang sepertinya tidak sesuai dengan hakikat manusia. Sejak selesainya perang dunia kedua, dunia kita mengenal istilah human right yang dalam bahasa Indonesia dikenal dengan istilah 'hak asasi manusia'. Ada banyak hak asasi manusia tetapi kalau hendak disimpulkan, maka hak asasi manusia adalah manusia itu bebas selama tidak mengganggu kebebasan orang lain. Tidak ada manusia yang berkuasa atas orang lain sebab setiap orang berhak atas hidupnya.
Kalau Petrus meminta agar dalam jemaat isteri tunduk kepada suami berarti rumah tangga Kristen itu melawan hak asasi manusia. Suami dapat dengan bebas memaksakan kehendaknya kepada isteri, misalnya jangan ikut kebaktian dan isteri tidak boleh melawan sebab itu adalah perintah Tuhan, ada dalam Alkitab. Benarkah demikian? Pada tempat yang lain dalam Alkitab dituliskan bahwa isteri tunduk kepada suami sama seperti tunduk kepada Tuhan (Efesus 5:22); itu berarti bahwa selama maksud suami bersesuaian dengan kehendak Tuhan, maka wajiblah isteri untuk tunduk pada kehendak itu. Kalau suami meminta tunduk untuk hal-hal yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan, maka hendaklah isteri menjawabnya bahwa kehendak Pengantin Surga harus menjadi yang utama dan pertama untuk dipatuhi.
Tujuan isteri tunduk kepada suaminya adalah untuk memenangkan suaminya bukan karena takut. Jika suami bukanlah orang yang harus diperjuangkan artinya bahwa dalam keluarga yang berlaku adalah kesepakatan yang dilakukan dalam kasih Tuhan.
Jika suami masih harus dimenangkan, maka isteri tidak boleh melawan suami dengan catatan bahwa kehendak manusia tidak boleh lebih tinggi dari kehendak Allah. Ini adalah peringatan untuk semua, isteri dan suami, tetapi terutama bagi suami.
Hal berikut yang dibicarakan oleh Petrus adalah soal perhiasan wanita. Perhiasan wanita bukanlah pada hal-hal fisik dan materi tetapi pada hal-hal batiniah yang berharga kepada Allah. Perhiasan materi tidak masalah digunakan selama itu tidak merusak perhiasan batiniah. Ada dua perhiasan batiniah yang seharusnya dimiliki oleh isteri: 1). roh yang lemah lembut dan tenteram. 2). mempunyai pengharapan pada Allah.
Isteri yang menghayati dan memakai kedua perhiasan ini adalah isteri yang pasti berbuat baik dan ia tidak usah takut pada ancaman. Orang yang berbuat baik, pasti ada yang tidak menyukainya tetapi ia tidak usah takut sebab ada banyak orang yang akan mendukungnya dan melindunginya.

Kepada suami juga diminta untuk dua hal: 1). Hidup bijaksana dengan isteri yang adalah pihak yang lemah, dan 2). Menghormati isteri sebagai teman pewaris kasih karunia.
Bijaksana artinya tahu situasi yang ada, tahu mana yang baik dan mana yang buruk ~ mana yang benar dan mana yang salah lalu melakukan yang baik dan benar dengan cara yang baik dan benar dalam situasi yang tepat. Isteri adalah pihak yang lemah ~ perasaannya juga peka, halus dan lembut. Karena itu suami harus bisa menjaga perasaan isteri agar tidak terluka dan ia harus tahu mana yang baik untuk dilakukan kepada isterinya dalam segala perkara.
Mengenai pesan yang kedua, jangan salah mengerti bunyi kalimat hormatilah mereka seakan-akan laki-laki boleh mempunyai lebih dari satu isteri tetapi itu adalah bahasa yang disampaikan kepada para suami yang ada dalam jemaat agar mereka menghormati isterinya masing-masing. Dalam hal apa suami menghormati isteri? Dalam hal kasih karunia Allah bagi keluarga, yaitu kehidupan artinya dalam seluruh kehidupan. Suami dan isteri pasti berdoa untuk hidup yang bahagia dan sejahtera tetapi kalau suami tidak menghargai isterinya, maka doa itu terhalang -- tidak terkabul.
Amin

Pdt. Bangaran Pasamboan, S.Th.

Kematian Yesus

Kematian Yesus

Markus 15:20b-41

Hal pertama yang dapat dipelajari dari pembacaan kita kali ini adalah bahwa kekerasan melahirkan kekerasan. Kekerasan orang Yahudi, khususnya pemimpin mereka yang adalah pemuka-pemuka agama yang memperalat kekuasaan Roma kepada Yesus menyebabkan kekerasan kepada Simon dari Kirene.
Kekerasan adalah rantai setan yang hanya bisa diputuskan dengan tekad untuk tidak melakukan kekerasan dan orang pertama yang harus menyadari hal ini adalah mereka yang menjalankan tugas sebagai tokoh agama atau yang biasa disebut rohaniawan.

Hal kedua adalah bahwa manusia harus belajar menanggung derita jika itu adalah kehendak Tuhan. Yesus diberi minum anggur bercampur mur untuk diminum-Nya tetapi Ia menolak. Minuman yang diberikan kepada Yesus mungkin sekali adalah sejenis obat bius agar ia tidak merasakan sakit tetapi Ia tidak meminumnya sebab Ia sadar bahwa apa yang dialami-Nya adalah kehendak Allah.
Banyak orang yang tidak melakukan kehendak Allah dalam hidupnya sebab ia tidak mau mengalami penderitaan. Musuh paling berat dalam melakukan kehendak Allah adalah memenuhi hasrat senang-senang; mau ke gereja untuk ikut ibadah tetapi lupa karena senang nonton pertandingan tinju di televisi. Dalam perayaan Jumat Agung kali ini, marilah kita belajar untuk siap menderita demi kemuliaan Tuhan yang mengasihi umat-umat-Nya sampai rela memikul salib dan menanggung kematian yang pedih.

Ketiga, alasan Tuhan Yesus disalibkan adalah karena rasa cemburu pemimpin Yahudi atas pengaruh Yesus kepada orang banyak yang tergambar dalam tulisan 'Raja orang Yahudi' ~ INRI -- Iesous Nazarenus Rex Iodarium (Yunani). Apa artinya ini? Saudaraku, memang manusia tidak suka kalau orang meninggikan derajatnya di hadapan sesamanya tetapi setiap pribadi ingin dikenal sebagai orang yang berderajat tinggi dan orang suka meninggikan diri di depan orang-orang. Yesus disalibkan karena status raja dunia tapi biarlah kita belajar menerima Dia sebagai raja di dalam hati -- untuk kehidupan rohani -- yang selalu mengajar kita untuk kerendahan.
Salibkanlah semua kesombongan diri, semua godaan yang membuat kita merasa berada di atas orang lain. Derajat tinggi orang percaya bukan karena ke'aku'an tetapi karena pelayanan bagi yang membutuhkan.

Keempat, mari kita melihat ayat 23, 33-37. Yesus berada di salib selama enam jam. Waktu yang cukup lama untuk menderita bagi manusia. Penderitaan yang dialami-Nya adalah penderitaan fisik yang sangat dan penderitaan batin. Secara fisik, Ia menderita menanggung rasa sakit pada kedua tangannya yang menanggung seluruh tubuhnya yang tergantung dan kaki yang menanggung berat tubuh juga harus sakit jika ia membiarkan tubuhnya bertumpuh pada kaki itu. Tidak ada pilihan yang enteng yaitu membiarkan tubuh menggantung pada tangan yang terpaku atau bertumpuh pada kaki yang juga terpaku; orang yang disalibkan biasanya meninggal karena kejang otot.
Jika Tuhan Yesus rela menderita untuk kita selama enam jam, maukah kita juga rela menderita selama enam jam untuk Tuhan? Jika saya menantang sidang jemaat untuk perayaan Jumat Agung ini tetap berada di gedung gereja ini sampai pada pukul tiga petang sebentar, bersediakah saudara? Kita tidak usah disalibkan di sini tetapi cukuplah bahwa kita ada di sini untuk mengenang bahwa Yesus telah menderita untuk kita. Yesus menderita untuk kita selama enam jam tetapi untuk berada di dalam ibadah sampai dua jam saja itu sudah terasa sangat berat bagi kita, sungguh suatu ketidakadilan.
Marilah kita belajar untuk mengorbankan waktu -- juga berarti mengorbankan urusan-urusan kita bersama dengan waktu itu -- untuk memuliakan Tuhan dalam kehidupan kita.

Peringatan kematian Yesus hari ini kiranya membawa kita untuk merenungkan kehidupan kita yang sangat sulit untuk berbuat bagi Tuhan karena mengejar harkat duniawi dan segala kesenangannya dan bersedia untuk menyalibkan semuanya itu. Kristus telah mati untuk kita; bersediakah kita untuk mematikan semua hal yang membuat Dia harus tersalib? Tuhan Yesus memberkati untuk mewujudkan hidup yang bermakna dalam mengikut Tuhan dengan semangat yang sungguh.
Amin

Pdt. Bangaran Pasamboan, S.Th.

Jemaat Filadelfia - Sikuku -- GTM, 18 April 2014 -- Jumat Agung.

MENERUSKAN KEBAIKAN

Kamis, 14 Nopember 2024 Renungan Pagi Amsal 3:27 Janganlah menahan kebaikan dari pada orang-orang yang berhak menerimanya, padahal engkau ma...