Jumat, 10 Februari 2023
Renungan Pagi
Ayub 4:3-5
³ Sesungguhnya, engkau telah mengajar banyak orang, dan tangan yang lemah telah engkau kuatkan;
⁴ orang yang jatuh telah dibangunkan oleh kata-katamu, dan lutut yang lemas telah kaukokohkan;
⁵ tetapi sekarang, dirimu yang tertimpa, dan engkau kesal, dirimu terkena, dan engkau terkejut.
TONGKAT PATAH
Tongkat adalah sebuah ungkapan untuk menggambarkan keadaan yang rapuh, kondisi yang memerlukan dukungan; manusia yang tidak mampu berjalan dengan kekuatannya sendiri. Tongkat yang patah adalah keadaan yang membutuhkan dukungan moral, material, psikologis, dan seluruh perhatian waktu dan tenaga dari sesama manusia karena kesulitan dan dukacita yang dialami.
Memberi pertolongan, nasihat, dan penguatan bagi mereka yang lemah adalah perkara yang menjadi tanggung jawab semua manusia kepada sesamanya sebab hanya dengan saling mendukung maka manusia akan berdiri tegak dan berjalan; setiap orang adalah tongkat bagi orang lain. Semampu-mampunya daya manusia, suatu waktu dia akan membutuhkan pertolongan.
Persoalan yang muncul adalah sering manusia tidak mau ambil peduli dengan sesamanya, terlalu egois untuk berpikir dan bertindak bagi orang lain; orang dingin akan membekukan segala sesuatu
Pada pihak yang lain, memberi nasihat, menguatkan yang lemah, menghibur yang sedih, mengangkat dari jurang kebinasaan, dan berbagai hal yang bisa disebut kebajikan-topangan bagi sesama dilakukannya dengan baik; tetapi ketika ia yang mengalami tongkat patah, maka ia tidak bersedia untuk dipapah.
Orang yang kuat untuk menguatkan tetapi tidak kuat untuk dikuatkan adalah tongkat patah; pribadi yang paling rapuh dan rentan dalam kehidupan ini; penguatan bagi orang lain yang dilakukan seharusnya juga adalah penguatan bagi diri sendiri ketika hal yang sama terjadi pada diri sendiri.
Mazmur 54:6
Sesungguhnya, Allah adalah penolongku; Tuhanlah yang menopang aku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar