Selasa, 13 Desember 2022
Renungan Pagi
Yesaya 6:5
Lalu kataku: "Celakalah aku! aku binasa! Sebab aku ini seorang yang najis bibir, dan aku tinggal di tengah-tengah bangsa yang najis bibir, namun mataku telah melihat Sang Raja, yakni TUHAN semesta alam."
NAJIS BIBIR
Keadaan ini adalah kesadaran yang timbul pada diri Yesaya ketika ia melihat Allah dalam penglihatannya ketika ia dipanggil Allah untuk menjadi nabi.
Najis bibir bukanlah keadaan bibir yang najis karena telah memakan sesuatu yang najis tetapi pada kenyataan bahwa ia biasa mengeluarkan perkataan yang sia-sia. Apa yang keluar dari mulut berasal dari dalam - gambaran kualitas hidup setiap orang.
Najis bibir adalah sebuah keadaan yang di hadapan Allah akan menyebabkan 'celakalah aku', sebab itu biasakanlah berbicara kudus, baik, sopan, lemah lembut.
Keadaan najis bibir bisa disebabkan oleh kebiasaan lingkungan di mana seseorang berada; celakalah Aku sebab aku tinggal di tengah-tengah bangsa yang najis bibir adalah sebuah panggilan untuk menjadi pribadi yang membentuk kehidupan yang berkenan, hingga tidak ada lagi yang najis bibir.
Bertemu dengan Allah yang menggembirakan; pertemuan yang diberkati ada dalam kehidupan yang selalu diisi dengan kebaikan, bibir yang tidak najis.
Lukas 6:45
"... Orang yang baik mengeluarkan barang yang baik dari perbendaharaan hatinya yang baik dan orang yang jahat mengeluarkan barang yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat. Karena yang diucapkan mulutnya, meluap dari hatinya."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar