Kamis, 22 Desember 2022
Renungan Pagi
Pengkhotbah 6:1-2
¹ Ada suatu kemalangan yang telah kulihat di bawah matahari, yang sangat menekan manusia:
² orang yang dikaruniai Allah kekayaan, harta benda dan kemuliaan, sehingga ia tak kekurangan suatu pun yang diingininya, tetapi orang itu tidak dikaruniai kuasa oleh Allah untuk menikmatinya, melainkan orang lain yang menikmatinya! Inilah kesia-siaan dan penderitaan yang pahit.
KEMISKINAN ORANG KAYA
Miskin adalah tidak memiliki daya yang cukup untuk memenuhi kebutuhannya sehingga ia harus terus menambah daya sehingga kebutuhannya akan semakin terpenuhi dan hidupnya semakin terpenuhi dan daya fisik akan semakin berkurang dipakai karena daya ekonomi yang kemudian akan menggantikan daya fisik itu.
Tidak berarti bahwa suatu kelak manusia tidak lagi membutuhkan daya tetapi diharapkan bahwa daya fisik yang sedikit menghasilkan daya ekonomi yang besar; tidak ekonomi yang hanya lahir dari melipat tangan secara total.
Secara sosial, ada orang yang lahir dan sudah menjadi kaya dalam status 'anak orang kaya' tetapi sangat malang bagi mereka yang tidak dikaruniakan kemampuan untuk mempergunakan kekayaannya itu memperkaya hidupnya dengan segala kebaikan. Hanya berfoya-foya dan menikmati kesenangannya sendiri adalah penyakit orang yang mempunyai banyak; menjadi egois dan tinggi hati adalah dorongan harta yang terbesar.
Orang yang menjadi kaya materi tetapi miskin anugerah untuk menyadari adalah mereka yang diperbudak oleh keinginan menjadi kaya tetapi tidak pernah menikmati hidup.
Bukan hitungan banyaknya yang disebut kaya tetapi memanfaatkan apa yang ada dengan sebaik mungkin dalam kerendahan hati adalah arti kekayaan yang sesungguhnya.
Lukas 12:15
Kata-Nya lagi kepada mereka: "Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar