Sabtu, 15 Maret 2025
Renungan Pagi
Lukas 22:44
Ia sangat ketakutan dan makin bersungguh-sungguh berdoa. Peluh-Nya menjadi seperti titik-titik darah yang bertetesan ke tanah.
KETAKUTAN TERBESAR
Manusia adalah makhluk yang bisa merasakan takut yang kadarnya berbeda pada setiap orang dan berbeda pada setiap orang. Ada orang yang takut pada kecoa yang bagi orang lain tidak dianggap sebagai persoalan apa pun. Tidak ada seorang pun yang pernah mengalami ketakutan sampai harus berpeluh seperti titik-titik darah.
Tuhan Yesus takut menghadapi kematian sebab itu akan menjadi kematian yang sangat menderita bagiNya. Mati sebagai penjahat yang menanggung dosa manusia.
Kematian itu adalah perkara yang menakutkan. Tidak ada orang yang bersedia untuk mati secara sukarela selain dari mereka yang hidupnya tidak mengalami damai sejahtera, mereka yang tersiksa -- mengalami tetakan dalam kehidupan mungkin akan lebih suka seandainya bisa mati saja. Usahakanlah hidup yang bahagia dan senang di dunia ini, maka hidupmu tidak dibayang-bayangi oleh 'lebih baik mati saja'.
Ah, tidak; Tuhan Yesus bukan takut pada kematian tetapi ia takut pada penderitaan yang akan dialamiNya. Siapa pun tidak ingin menderita, baik penderitaan fisik maupun penderitaan batin. Takutlah untuk menderita dan takutlah untuk menyebabkan orang lain mengalami penderitaan. Semakin baik seseorang mengatasi penderitaan semakin sukses ia dalam hidup; tetapi Tuhan Yesus bersedia untuk menanggung penderitaan karena kasihNya yang besar kepada manusia.
Ketakutan terbesar yang dialami Tuhan Yesus adalah bahwa Ia harus menanggung dosa manusia. Doa menyebabkan penderitaan yang tak terkatakan dan seringkali bagi manusia justru ia menyukai berbuat dosa dalam kehidupannya. Mari hidup dengan baik sehingga tidak harus mengalami kehidupan terbesar dalam hidup ini yaitu takut hidup dan terlebih lagi takut akan mati.
1 Petrus 4:1-2
Jadi, karena Kristus telah menderita penderitaan badani, kamu pun harus juga mempersenjatai dirimu dengan pikiran yang demikian, -- karena barangsiapa telah menderita penderitaan badani, ia telah berhenti berbuat dosa --, supaya waktu yang sisa jangan kamu pergunakan menurut keinginan manusia, tetapi menurut kehendak Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar