Renungan Pagi
Pengkhotbah 7:26
Dan aku menemukan sesuatu yang lebih pahit dari pada maut: perempuan yang adalah jala, yang hatinya adalah jerat dan tangannya adalah belenggu. Orang yang dikenan Allah terhindar dari padanya, tetapi orang yang berdosa ditangkapnya.
LEBIH PAHIT DARI PADA MAUT
Manusia menginginkan yang 'manis' sebagai gambaran tentang situasi, keadaan, pengalaman, perasaan, dan seluruh perkara kehidupan lainnya yang terasa indah, baik, aman.
Kematian yang biasa dikenal dengan maut (kejadiannya disebabkan oleh malaikat maut) adalah perkara yang pahit; tidak diinginkan terjadi, dan ketika terjadi mendatangkan kesedihan yang dalam, rasa kehilangan, pengharapan yang runtuh dan lain sebagainya.
Manusia dengan sebisa segala daya dan upayanya terus memperjuangkan kehidupan itu berlangsung; hidup yang manis, hidup yang baik terus diperjuangkan untuk dialami bagi diri sendiri dan bagi orang lain.
Keadaan yang lebih pahit dari pada maut adalah perempuan yang tidak mampu menjaga dirinya sendiri dan menjatuhkan orang lain juga; mendatangkan malu yang teramat sangat bagi keluarga, mengacaukan kehidupan rumah tangga orang, dan banyak perkara lainnya. Perempuan yang menarik kehidupan ke keadaan lebih pahit dari pada menghadapi kematian orang dikasihi, perempuan yang disebut jala. Perempuan yang menangkap dan menghempaskan kehidupan ke keadaan yang sulit - jerat - dan perempuan yang membuat situasi sulit bergerak dalam hidup ini seperti orang yang terbelenggu.
Perempuan itu indah tetapi ia bisa lebih pahit dari pada maut. Perempuan yang tidak menghargai hidupnya adalah perempuan yang lebih pahit daripada maut.
1 Timotius 2:9-10
⁹ Demikian juga hendaknya perempuan. Hendaklah ia berdandan dengan pantas, dengan sopan dan sederhana, rambutnya jangan berkepang-kepang, jangan memakai emas atau mutiara ataupun pakaian yang mahal-mahal,
¹⁰ tetapi hendaklah ia berdandan dengan perbuatan baik, seperti yang layak bagi perempuan yang beribadah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar