Rabu, 29 Mei 2024
Renungan Pagi
Roma 12:16
Hendaklah kamu sehati sepikir dalam hidupmu bersama; janganlah kamu memikirkan perkara-perkara yang tinggi, tetapi arahkanlah dirimu kepada perkara-perkara yang sederhana. Janganlah menganggap dirimu pandai!
JANGANLAH MENGANGGAP DIRIMU PANDAI
Manusia itu lahir dalam ketidaktahuan (ignorant - belum tahu apa-apa; kekurangan pengetahuan) dan bukan terlahir bodoh (stupid).
Manusia akan menjadi pintar baik oleh pengalaman (empiris), oleh pendidikan, dan oleh percobaan (eksperimen). Titik awal dari menjadi pintar adalah bahwa manusia diciptakan dengan potensi kecerdasan dalam dirinya yang akan berkembang atau terhilang melalui ketiga hal yang terkait dengan usaha menjadi pintar tersebut di atas.
Kecerdasan itu bermacam-macam, dan kecerdasan yang paling terasa dalam keadaan manusia sebagai makhluk ciptaan Allah adalah kecerdasan sosial; sehati sepikir. Sepandai-pandainya manusia secara ilmu tetapi ia tidak pandai dalam hal hubungan sosial, ia hanyalah orang pandai yang bodoh, 'memang pintar tetapi ...' itu kata orang tentangnya.
Berpikir sederhana berarti menjalani hidup dengan menyelesaikan persoalan dari hal-hal sederhana sehingga pada akhirnya tidak ada masalah hidup yang terjawab dan itulah hakikat orang pandai bahwa ia menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang hidup.
Berpikir perkara yang tinggi itu adalah pengkhayal; berpikir perkara yang tinggi itu perlu kalau ditunjang dengan penelitian dan percobaan. Menganggap diri pandai (smart ass) itu adalah awal kesombongan; baik bagi orang pandai maupun yang pengetahuannya terbatas akan terjatuh oleh menganggap diri pandai.
Filipi 4:8
Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar