30 Desember 2023
KESESAKANKU ADALAH KEMULIAANMU
29 Desember 2023
BERHARAP KEPADA TUHAN
28 Desember 2023
MENJADI ANAK ABRAHAM
27 Desember 2023
MENJEMUKAN TAK TERKATAKAN
26 Desember 2023
KEYAKINAN IMAN YANG SEMULA
25 Desember 2023
LAHIR UNTUK KITA
Senin, 25 Desember 2023
Renungan Pagi
Yesaya 9:5
Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai.
LAHIR UNTUK KITA
Pengakuan yang membawa pada sebuah kenyataan bahwa di dalam Dia, yang lahir untuk kita itu, ada kesatuan dan penyatuan. Tidak ada 'kita' tanpa kesatuan.
Hal berikut bahwa setiap orang harus belajar untuk menerima yang kecil dan lemah dari Allah. Seorang anak itu tidak bisa melakukan apa-apa; bahkan cenderung anak kecil itu dipandang rendah; dasar bocah!
Seorang anak selalu memberi pengharapan tentang masa depan dan di dalam Dia yang lahir untuk kita itu kita belajar bahwa dalam penyerahan diri kepadaNya kita harus bersabar sampai dia dewasa; sabar itu lama ~ tanpa batas.
Anak itu diberikan untuk kita, bersediakah kita menerima-Nya? Bahkan melihat dari sisi sebaliknya, yaitu kasihNya yang besar kepada kita pun, masih banyak orang yang belum membuka diri untuk menerima Anak yang lahir dan diberikan untuk kita itu,
Di atas bahu adalah tanda tugas yang harus dipikulnya untuk diwujudkan dalam hidup-Nya, yaitu pemerintahan yang bersih, adil, dan benar; dan 'nama sebutan' adalah kenyataan hidup yang nyata melalui-Nya; semua yang perlu dan yang terbaik ada pada-Nya diberikan bagi yang menerima-Nya; selamat hari Natal.
1 Petrus 1:13
Sebab itu siapkanlah akal budimu, waspadalah dan letakkanlah pengharapanmu seluruhnya atas kasih karunia yang dianugerahkan kepadamu pada waktu penyataan Yesus Kristus.
24 Desember 2023
TIDAK ADA YANG SEMPURNA
23 Desember 2023
SUMBER HIDUP BIJAK
22 Desember 2023
KEADAAN AKHIR
21 Desember 2023
PERBANDINGAN TERBALIK
20 Desember 2023
KESEMBUHAN ORANG BUANGAN
19 Desember 2023
PERDENGARKANLAH KEPADAKU
18 Desember 2023
MASA PEMULIHAN
17 Desember 2023
DOA SAMPAI KE BAIT SUCI
16 Desember 2023
MEMANGGIL ORANG BERDOSA
15 Desember 2023
PENGENALAN AKAN ALLAH
14 Desember 2023
NAFSU RENDAH
13 Desember 2023
TUHAN SEBAGAI EMBUN
12 Desember 2023
TAK ADA GADING YANG TAK RETAK
11 Desember 2023
HIDUP PENUH HIKMAT
10 Desember 2023
DIPEGANG TUHAN
09 Desember 2023
TUAN DEMI HAMBA
08 Desember 2023
TUHAN PASTI DATANG KEMBALI
Minggu Adven II, 10 Desember 2023
2 Petrus 3:8-16
TUHAN PASTI DATANG KEMBALI
Saudara Sidang Jemaat yang saya kasihi di dalam Tuhan Yesus;
Saat ini kita sudah ada di Minggu Adven yang kedua dari empat Hari Minggu Adven sebelum sampai pada perayaan Natal.
- Adven dari bahasa Latin artinya penantian
- Natal juga bahasa Latin artinya Natal.
Secara tahun liturgi, Adven adalah masa penantian yang diisi dengan segala persiapan untuk menyambut perayaan hari kelahiran Tuhan Yesus tetapi jangan hanya sebatas persiapan secara fisik-material tetapi yang terutama adalah bagaimana Juruselamat dunia itu lahir dalam hati dan seluruh kehidupan umat yang percaya kepada-Nya.
Masa adven tidak berakhir setelah Natal dirayakan tetapi seluruh hidup kita selalu dalam masa Adven, yaitu penantian akan kedatangan Yesus Kristus untuk kali yang kedua untuk menghakimi seluruh yang hidup dan mengaruniakan keselamatan kekal kepada umat-Nya.
Tema pertama dalam perikop bacaan kita saat ini adalah memanfaatkan waktu hidup kita yang terbatas di dunia ini dalam kesadaran bahwa janji Tuhan Yesus akan kedatanganNya untuk kali yang kedua itu adalah sebuah kepastian -- Tuhan tidak lalai akan janjiNya.
Berbeda dengan manusia yang sering gampang berjanji tetapi lebih gampang lagi melupakan janjinya, maka janji Allah itu pasti akan dipenuhiNya secara sempurna.
Kalau Tuhan belum memenuhi janjiNya tentang kedatanganNya untuk kali yang kedua, hal ini jangan membuat kita lalai dan tidak peduli lagi pada janji itu tapi kita diajak untuk melihat itu sebagai kesempatan untuk bertobat.
Sebuah hal yang seharusnya dirindukan oleh setiap orang yang percaya kepada Tuhan Yesus adalah kedatangan Kristus untuk kali yang kedua itu. Kalau kita belum merindukan hal ini, berarti iman kita masih jauh dari keselamatan yang telah dikerjakan Yesus ketika Dia datang untuk menebus dan menyelamatkan manusia yang akan menjadi sempurna dialami oleh orang yang percaya kepadaNya ketia Dia datang untuk kali yang kedua.
Waktu kedatangan Tuhan tidak ada yang tahu; jangan percaya segala bentuk propaganda dari orang-orang yang meramalkan tentang kedatangan Yesus Kristus untuk kali yang kedua itu dengan berbagai teori; kedatangan Tuhan itu seperti pencuri. Kapan pun Dia datang, hendaknya kita didapati sebagai yang telah siap sedia.
Kedatangan Yesus untuk kali yang kedua itu adalah untuk membentuk langit dan bumi baru yang penuh dengan kebenaran. Inilah yang memberi makna bagi kehidupan kita yang sedang menanti kedatangan Kristus, yaitu bahwa hidup kita bermakna di hadapan Tuhan. Satu hari hidup kita tetapi diisi dengan kebenaran itu sudah bermakna seribu hari di hadapan Tuhan sebaliknya hidup kita yang lama (bahkan seribu tahun - seandainya ada yang bisa hidup selama itu) tetapi kalau tidak diisi dengan kebenaran, maka itu hanya sehari saja, sekejap saja -- tidak bernilai apa pun; sia-sia adanya.
Tuhan pasti datang kembali dan itu adalah kehancuran bagi segala yang ada di dunia ini kecuali mereka yang hidup suci dan saleh; yaitu mereke yang tidak bercacat dan tidak bernoda di hadapan Allah.
Pada masa Adven ini, mari kita pastikan dan merindukan bahwa Tuhan akan datang lagi untuk kali yang kedua dan kita mempersiapkan hidup kita untuk menyambut kedatangan Tuhan dengan hidup yang tidak bercacat dan tidak bernoda di hadapan Tuhan.
Dalam persiapan Perayaan Natal kita mempersiapkan segalanya sambil menghayati dan memaknai Natal sebagai bagian dari penantian kita akan kedatangan Kristus untuk kali yang kedua sehingga Natal tidak hanya merupakan kegiatan meriah tanpa makna melainkan bahwa Kristus sungguh hadir dan lahir dalam hati setiap kita.
Tuhan Yesus memberkati.
Amin.
KEBANGGAAN ABADI
07 Desember 2023
AKU MAU MENJAMAHMU
06 Desember 2023
PERKARA BESAR DAN MULIA
Rabu, 6 Desember 2023
Renungan Pagi
Mazmur 119:141
Aku ini kecil dan hina, tetapi titah-titah-Mu tidak kulupakan.
PERKARA BESAR DAN MULIA
Nilai diri sebagai yang kecil dan lemah biasanya menyangkut keadaan status ekonomi -- kepemilikan harta yang sedikit saja, jabatan, dan berbagai status lainnya yang lebih kecil dari orang lain. Nilai itu bisa ditetapkan oleh orang bagi dirinya sendiri dan bisa juga ditujukan kepada orang lain.
Tidak salah bahwa orang melakukan yang terbaik dalam hidup ini bahkan itulah manusia yang menghargai kemanusiaan sebab manusia itu diciptakan dan membuat seluruh ciptaan terlihat 'sungguh amat baik'. Manusia yang tidak berbuat baik bukanlah manusia yang sesungguhnya.
Orang yang menetapkan nilai diri sebagai yang lebih baik dari orang lain akan jatuh dalam kesombongan dan justru itu yang membuatnya menjadi hina meski keadaannya secara status bisa tetap adalah orang besar.
Semoga sudah terlihat bahwa hidup manusia dinilai berdasarkan apa yang dia lakukan dan bukan berdasarkan nilai diri yang ada padanya. Orang besar yang tindakannya buruk adalah makhluk hina; orang kecil yang berbuat baik adalah makhluk mulia.
Perkara paling besar dan paling mulia dalam hidup manusia adalah melakukan Firman Tuhan; secara manusia nilai saya bisa hanyalah orang kecil dan hina tetapi saya tetap menjadi makhluk yang melakukan perkara besar dan mulia, taat pada firman Tuhan.
Yesaya 23:9
TUHAN semesta alam yang telah memutuskannya untuk mematahkan kesombongan, untuk menghinakan segala yang permai dan semua orang mulia di bumi.
05 Desember 2023
PERKARA IMAN YANG LANGKA
04 Desember 2023
IMAN YANG BESAR
IMAN YANG BESAR
(Pdt. Bangaran Pasamboan)
(Perenungan dari Teks Alkitab Matius 8:5-13)
Natal adalah peristiwa memperingati kelahiran Yesus Kristus
yang telah datang ke dalam dunia ini dan sebagai momen yang mengingatkan kita
bahwa kita sedang menanti kedatanganNya untuk kali yang kedua. Dengan demikian,
Natal tidak akan terlepas dari mempersiapkan acara penyambutan Yesus Kristus yang
seringkali merosot sampai menjadi mempersiapkan acara Natal yang meriah.
Jika seseorang terlalu sibuk untuk mempersiapkan acara
penyambutan secara sempurna sampai hal-hal terkecil sekali pun, tetek bengeknya
harus sebaiknya mungkin, kalau perlu takaran gula pasir yang dicampurkan ke air
minum pun harus ditakar dengan secermat mungkin berdasarkan aturan-aturan
tertentu tetapi ia tidak bertemu dengan yang disambut, maka ia adalah orang
sukses yang malang.
Datang dan bertemu dengan Yesus adalah pertemuan yang indah
jika dilakukan secara langsung dan bukan hanya melalui perantara. Perwira ini
bisa menyuruh prajuritnya untuk datang meminta Yesus datang kepadanya yang saat
itu membutuhkan pertolongan tetapi ia datang sendiri dan itu membuktikan bahwa ia
serius beriman kepada Tuhan Yesus. Sering terjadi iman kita biarkan iman kita
diwakili oleh orang lain dan kita hanya sibuk mengurus hidup kita sendiri.
Ketika Tuhan Yesus mau pergi ke rumahnya, perwira itu merasa
tidak layak. Ia bisa melihat dirinya sebagai orang yang menurut pangkat adalah
orang yang masih ada orang di atasnya dan ada prajurit di bawahnya yang bisa
dia perintah secara mutlak tetapi ia hanyalah pribadi yang tidak dapat
memerintah Tuhan untuk datang ke rumahnya.
Kerendahan hati dalam perasaan tidak layak itulah yang
membuat iman percayanya dapat disampaikan dalam kalimat: ”… katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu
akan sembuh.” Sebuah pengakuan iman yang hanya bisa dimiliki oleh mereka yang
merasa tidak layak, bukan mereka yang merasa lebih hebat dari sesamanya karena
berbagai faktor yang termasuk pengaruh dan kuasa yang dimilikinya.
Hal terakhir yang mau kita lihat dari Perwira yang memiliki
iman yang lebih besar dari pada iman yang ada pada orang Israel adalah bahwa
perwira ini datang untuk kesembuhan hambanya; perkara bodoh dalam pertimbangan
manusia. Ada banyak perenungan yang bisa muncul dalam hati dan benak kita
melalui cerita ini; tetapi tentulah ada hubungan kasih yang besar antara hamba
dengan tuannya sehingga tuannya sendirilah yang berusaha untuk mencari
kesembuhan bagi hambanya. Kalau pun hamba itu bukanlah hamba yang taat, maka
itulah iman yang besar bahwa kita mau melakukan yang terbaik kepada sesama
manusia.
Menyambut Yesus adalah harapan tentang terjadinya pertemuan
yang terasa dan bermakna dengan Pribadi yang disambut itu; tentang bagaimana
setiap pribadi dapat mengalami perjumpaan dalam hidupnya pribadi lepas pribadi
sehingga perjumpaan itu membawanya pada hidup yang berjumpa dengan setiap orang
dalam suasana damai sejahtera yang dibawa oleh Tuhan Yesus yang telah datang ke
dalam dunia yang peristiwanya akan diperingati dalam acara Natal yang kita
harapkan meriah, tetapi lebih dari itu – dan terutama bermakna bagi setiap
orang untuk semakin menjadi pribadi yang beriman semakin besar setiap harinya.
Tuhan Yesus memberkati.
Amin.
------------------------------
Bahan RenunganPerkunjungan Persiapan Natal GTM Jemaat Tobadak 1 tahun 2-23
SUARA HATI
03 Desember 2023
OLEH DIA DAN UNTUK DIA
02 Desember 2023
MENGHARAPKAN JANJI PURBAKALA
01 Desember 2023
NABI PUN TIDAK BISA MENDOAKAN
30 November 2023
TUHAN ITU PANJANG SABAR
29 November 2023
MENGHUKUM DIRI SENDIRI
28 November 2023
UNTUNG YANG MEMALUKAN
27 November 2023
MUKA BERSERI
26 November 2023
TUHAN MENJADI SAKSI
25 November 2023
KATA HATI
24 November 2023
KASIH YANG PENUH
23 November 2023
BERDOSA TERHADAP DIRI SENDIRI
22 November 2023
BENAR BIJAK
Rabu, 22 November 2023
Renungan Pagi
Amsal 12:15
Jalan orang bodoh lurus dalam anggapannya sendiri, tetapi siapa mendengarkan nasihat, ia bijak.
BENAR BIJAK
Ada sesuatu tidak ada yang benar pada semua waktu dan tempat. Misalnya bernyanyi; jika dilakukan di acara syukuran akan sangat berkesan tetapi akan sangat mengganggu jika dilakukan di perpustakaan. Contoh lain, buang angin -- kentut; berarti sehat jika dilakukan seorang diri di tempat sepi tetapi bernilai tidak sopan jika dilakukan di tempat yang ramai.
Jalan lurus berarti tindakan yang benar dan tidak mengganggu sesama manusia dan itu harus diusahakan setiap orang pada setiap waktu.
Orang bodoh melakukan segala sesuatu pada setiap waktu menurut anggapannya sendiri benar dan tidak mempertimbangkan keberadaan orang lain. Tindakan yang dilakukan itu bisa jadi adalah sesuatu yang baik tetapi karena salah waktunya menjadi sesuatu yang bodoh.
Persoalan lainnya adalah tentang cara. Sesuatu yang baik jika dilakukan dengan cara yang benar, maka akan menjadi benar dan menjadi salah jika dilakukan dengan cara yang salah.
Benar bijak adalah ketika sesuatu dilakukan dengan pertimbangan yang matang (mendengar nasihat) tentang waktu dan cara yang tepat untuk melakukannya supaya baik dan berguna dan dapat diterima semua pihak sebagai kebenaran.
1 Korintus 10:23
"Segala sesuatu diperbolehkan." Benar, tetapi bukan segala sesuatu berguna. "Segala sesuatu diperbolehkan." Benar, tetapi bukan segala sesuatu membangun.
Bukan Teman Bergaul
Selasa, 21 November 2023
Renungan Pagi
Amsal 22:24-25
²⁴ Jangan berteman dengan orang yang lekas gusar, jangan bergaul dengan seorang pemarah,
²⁵ supaya engkau jangan menjadi biasa dengan tingkah lakunya dan memasang jerat bagi dirimu sendiri.
BUKAN TEMAN BERGAUL
Manusia adalah makhluk yang tidak baik kalau seorang diri dan ia perlu untuk bergaul sehingga ia menjadi semakin lebih manusia -- sadar nilai yang manusiawi.
Seharusnya semua orang adalah teman; tetapi kenyataan harus membuat kita membatasi kata teman itu dalam pengertian tertentu, yakni bukan musuh -- bukan pribadi yang dibenci oleh diriku.
Sejatinya teman adalah mereka yang punya interaksi aktif dengan kita tetapi pengalaman membuat kita sadar bahwa ketika ada bersama tanpa interaksi pun sudah cukup untuk disebut sebagai teman; orang yang tidak dikenal tetapi seperjalanan dan sama-sama dalam bus bukanlah teman dalam kehidupan tetapi teman hanya sebatas seperjalanan dan teman se-bus.
Orang yang cepat gusar dan mudah marah adalah mereka yang bukan untuk dimusuhi melainkan juga diterima sebagai teman sebab mereka ada bersama kita dalam kehidupan ini, dan menjadi bagian dari kehidupan, tetapi tempat mereka cukup sebagai teman dalam arti tidak dibenci tapi jangan sampai kehadiran mereka menjadi jerat bagi diri ini.
Sering, bukan orang tidak suka pada sesamanya tetapi ia harus membatasi dirinya sebab ia tidak ingin terjerat oleh karakter sesamanya, temannya itu memang pemarah.
Yakobus 1:20
sebab amarah manusia tidak mengerjakan kebenaran di hadapan Allah.
-----