Minggu, 3 Juli 2022
Renungan Pagi
Amos 8:4-6
⁴ Dengarlah ini, kamu yang menginjak-injak orang miskin, dan yang membinasakan orang sengsara di negeri ini
⁵ dan berpikir: "Bilakah bulan baru berlalu, supaya kita boleh menjual gandum dan bilakah hari Sabat berlalu, supaya kita boleh menawarkan terigu dengan mengecilkan efa, membesarkan syikal, berbuat curang dengan neraca palsu,
⁶ supaya kita membeli orang lemah karena uang dan orang yang miskin karena sepasang kasut; dan menjual terigu rosokan?"
SABAT TAK BERMAKNA
Sabat dan perayaan bulan baru adalah hari mulia untuk mengagungkan kebesaran Tuhan yang telah memberi kehidupan ini terus ada dan dialami dengan semua berkat yang diperoleh.
Sabat dan bulan baru adalah kesempatan untuk bertemu dengan sesama sehingga kehidupan ini tidak tersingkir dari kehidupan melainkan dipersatukan di dalam kasih Tuhan.
Sabat dan bulan baru (waktu khusus untuk beribadah kepada Tuhan) adalah waktu untuk membersihkan diri menjadi kudus dan layak untuk mengalami hadirat Tuhan sehingga hidup ini diberkati dan hidup ini menjadi berkat.
Dari kehidupan ini yang sarat dengan beban kerja, umat Allah dipanggil untuk masuk masuk dalam persekutuan dengan Allah dan sesama untuk mengalami damai sejahtera dalam kehidupan ini.
Orang yang hidupnya tidak kudus di hadapan Allah dan pikirannya dipenuhi dengan upaya eksploitasi terhadap sesama adalah mereka yang dibebani oleh waktu yang dipersiapkan untuk memperoleh sukacita di dalam Tuhan dan untuk menerima berkat; sehingga waktu yang mulia itu tidak bermakna baginya selain menjadi penghalang untuk terus berdosa.
1 Timotius 4:7
Tetapi jauhilah takhayul dan dongeng nenek-nenek tua. Latihlah dirimu beribadah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar