Rabu, 6 Juli 2022
Renungan Pagi
1 Petrus 1:8-9
⁸ Sekalipun kamu belum pernah melihat Dia, namun kamu mengasihi-Nya. Kamu percaya kepada Dia, sekalipun kamu sekarang tidak melihat-Nya. Kamu bergembira karena sukacita yang mulia dan yang tidak terkatakan,
⁹ karena kamu telah mencapai tujuan imanmu, yaitu keselamatan jiwamu.
TUJUAN IMAN
Iman adalah kenyataan hidup yang ukurannya adalah hubungan pribadi dengan Tuhan. Tidak seorang pun yang bisa mengukur iman seseorang, bahkan setiap tidak mampu mengukur imannya sendiri.
Ada tiga ciri iman yang bisa menjadi indikator dalam hidup ini. Pertama, mengasihi Allah yang belum pernah dilihat. Allah bukan untuk dilihat tetapi untuk dirasakan demikian pun kasih bukan untuk diperlihatkan tetapi untuk memberi rasa.
Kedua, percaya pada yang tidak dilihat. Percaya itu adalah perkara tanggapan hati dan bukan soal bukti kasat mata. Mata iman mampu melihat yang tidak terlihat oleh mata kepala dan percaya pada hal yang di luar jangkauan pikiran manusia.
Ketiga, bergembira karena sukacita yang tidak terkatakan. Sukacita itu adalah sukacita karena berkat Allah yang selalu dialami dalam kehidupan ini yang walau hanya bisa diukur dengan berapa banyak untuk diberi kepada yang lain dan bukan berapa banyak untuk dimiliki.
Semua yang telah dikatakan bahwa iman itu mengasihi yang belum pernah dilihat, percaya pada yang tidak dilihat dan bergembira untuk sukacita yang tidak terkatakan sebab tujuan beriman sudah tercapai, yakni keselamatan jiwamu.
Ibrani 11:1
Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar