MERDEKA DI NEGERI
PEJUANG
(Bangaran Pasamboan)
Setiap detakan jantung insani merindukan kemerdekaan;
setiap rongrongan terhadap kebebasan melukai nurani
kemanusiaan;
jiwa pejuang tergores oleh banyaknya penjajahan di alam
kehidupan
bahkan di negeri berproklamasi terbebas dari penguasaan
penjajah.
Proklamasi merdeka dari penjajah bukanlah akhir dari
perjuangan
melainkan awal dari upaya mengatur diri sendiri menuju
kesejahteraan yang adil;
merdeka bukanlah negeri tanpa penguasa; bukan hidup di tempat
hidup tanpa norma;
merdeka bukanlah bertindak semau hati tiada batas tetapi
bertindak benar di dunia milik bersama.
Merdeka tidak datang berkunjung karena lagi suka pun tidak
karena diberi;
ia direbut dengan berpeluh dan menangis dalam teriakan ‘Maju
pantang mundur’,
dari keringat dan darah mereka yang dikenal dalam sebutan kesatria
dan srikandi;
pengorbanan tak terhitung harus diperhitungkan untuk terus
memaknai kemerdekaan.
Perjuangan belum berakhir di bumi berproklamasi merdeka jika
penguasa tiran masih bertakhta;
bila langit masih diselubungi aura kekerasan dan pemaksaan
kehendak para penguasa;
bila teriakan orang lemah masih terbungkam oleh gertak
menyeramkan para pembesar;
bila orang bekerja hanya untuk mendapatkan sesuap nasi tanpa
harapan tentang masa depan.
Merdeka adalah warisan para pejuang melawan penjajahan
terhadap kemanusiaan;
berada di bumi pejuang adalah berkorban untuk kemerdekaan
melawan pengorbanan kaum kecil untuk menduduki kursi empuk
kekuasaan.
Terima kasih telah diperkenankan berada di negeri tak
bertuan penjajah;
syukur kepada tangan pelindung yang memberi rahmat bertajuk
merdeka di negeri permai;
selamat berkarya merajut kemerdekaan setiap hari di jalan
hidup pejuang.
Merdeka di negeri pejuang terus berjuang mewujudkan kemerdekaan
bagi semua.
Tobadak, 29 Agustus 2023
Tidak ada komentar:
Posting Komentar