Kamis, 28 November 2024
Renungan Pagi
1 Petrus 4:12-13
Saudara-saudara yang kekasih, janganlah kamu heran akan nyala api siksaan yang datang kepadamu sebagai ujian, seolah-olah ada sesuatu yang luar biasa terjadi atas kamu.
Sebaliknya, bersukacitalah, sesuai dengan bagian yang kamu dapat dalam penderitaan Kristus, supaya kamu juga boleh bergembira dan bersukacita pada waktu Ia menyatakan kemuliaan-Nya.
NYALA API SIKSAAN
Mengikut dan mengiring Yesus sejak awal sudah diingatkan oleh Tuhan Yesus bahwa itu adalah kesediaan memikul salib dan kesediaan untuk menanggung keadaan hidup yang direndahkan bahkan dihina oleh orang-orang.
Sedihnya bahwa oroang-orang yang menghina umat Tuhan itu bukan hanya orang luar tetapi justru juga orang dalam, mereka yang menyebut dirinya murid Tuhan, tetapi sebenarnya adalah pembenci Saudara. Penolakan yang dilakukan oleh orang luar itu wajar tetap penolakan orang dalam itu adalah siksaan yang sangat menyakitkan.
Tetapi sebagai murid Tuhan Yesus, setiap orang percaya diingatkan untuk tidak melihat nyala api siksaan sebagai sesuatu yang luar biasa; berarti itu hanya hal biasa saja atau hal wajar saja, bahkan harus belajar untuk melihat hal itu sebagai hal kecil.
Nyala api siksaan adalah batu loncatan iman kepada kasih Allah di dalam Tuhan Yesus Kristus. Tidak usah mencari siksaan tetapi jika siksaan itu harus diterima sebagai konsekuensi iman, maka percayalah bahwa itu untuk semakin lebih kuat dalam iman kepada Tuhan Yesus Kristus. Mereka yang menyiksa umatlah yang harus dikasihi lebih besar lagi sebab mereka sesungguhnya sedang semakin menjauh dari kasih karunia Allah.
Nyala api siksaan adalah perkara yang seharusnya dilalui untuk mengingat bahwa seseorang telah mengambil bagian dalam kemuliaan penderitaan Kristus dan karena itu sama seperti Kristus telah menderita untuk kita agar ada sukacita di sorga, demikian juga penderitaan karena iman yang dialami bagi Kristus adalah sukacita bahwa itu bermakna kemuliaan.
Filipi 1:29
Sebab kepada kamu dikaruniakan bukan saja untuk percaya kepada Kristus, melainkan juga untuk menderita untuk Dia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar