Seorang ibu bekerja sebagai tenaga honorer di suatu instansi dengan slip gaji yang menyatakan bahwa waktu dan pengabdiannya dihargai sebesar sepuluh ribu Rupiah per jam.
Suatu waktu, karena ada kegiatan di instansinya, ibu meninggalkan anaknya yang masih menyusu untuk bermain bersama ayahnya dari pukul 9.00.
Acaranya menarik dan sebagai tanggung jawab terhadap instansi, ibu itu tidak pulang sampai pukul 16.00; tujuh jam tidak minum ASI.
Anak bersama ayah ceria menjalani hari itu, walau ada tangisan karena mengingat kebutuhan dasarnya, tetapi ia bisa dihiburkan oleh ayahnya sehingga hari itu terlewati dengan 'aman'.
Tetapi besoknya, sejak pagi anak itu mulai demam, sepanjang hari tetap ceria dan bermain. Pada malam hari demamnya semakin tinggi dan pada subuh hari anak itu mengigau yang dilalui dengan mengompres panasnya.
Pagi datang dan anak itu diantar untuk perawatan ke Puskesmas yang setelah melalui pemeriksaan dokter harus dirawat inap sebab anak itu dehidrasi (kekurangan cairan) yang menurut dokter harus dibantu dengan infus dan perawatan selama satu atau dua hari.
Beberapa catatan:
1. Pekerjaan tidak lebih berharga dari memberikan anak kebutuhannya yaitu terpenuhinya asupan ASI bagi anak. Tujuh jam tidak memberi ASI bagi anak berarti membuatnya harus dirawat karena kekurangan cairan.
2. Air Susu Ibu itu sangat berharga sehingga jika itu tidak diberikan dalam jumlah yang cukup dan dalam waktu yang rutin akan menyebabkan anak kehilangan cairan yang dibutuhkan untuk pertumbuhan yang sehat bagi anak. Sebagai anak, mari kita ingat hal ini dan belajar untuk menghargai ibu yang telah memberi sesuatu yang berharga selama satu tahun lebih; standar normal menurut dunia medis adalah selama dua tahun. Tanpa itu, berarti kita ini kering.
Ada kasus tertentu yang memperlihatkan bahwa ada yang bisa bertahan dengan tidak minum ASI. Orang yang demikian, perlu menyadari bahwa ia telah bertumbuh dari perjuangan orang yang harus melawan dua hal sekaligus: pertama, memperjuangkan hidup yang kehilangan sumber utamanya, kedua, hidupmu diperjuangkan dengan keringat dan darah sebagai pengganti ASI itu.
3. Tidak sampai dalam jangkauan saya, tapi saya berpikir bahwa negara harus memperhatikan hal ini dari berbagai sisi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar