1 Petrus 2:11-17
Kata pendatang dan perantau dalam pembacaan kita mengacu pada orang Israel yang dikirimi surat oleh rasul Petrus yang ada di berbagai tempat dan hidup bergaul dengan bangsa-bangsa lain. Lima tempat yang disebutkan dalam 1 Petrus 1:1, yaitu Pontus, Galatia, Kapadokia, Asia Kecil dan Bitinia semuanya adalah propinsi Romawi yang berbudaya Yunani dan karena itu ada satu hal yang sulit untuk dipahami dalam surat 1 Petrus tentang alamat suratnya. Apakah surat itu dialamatkan pada jemaat atau pada pribadi-pribadi orang Yahudi dalam jemaat. Pikiran kita lebih pada kemungkinan surat itu kepada pribadi-pribadi tetapi menjadi pertanyaan adalah bagaimana caranya. Ada satu kemungkinan lain, yaitu bahwa apakah orang-orang Yahudi mempunyai jemaat sendiri di kelima daerah yang dikirimi oleh Petrus tetapi kemungkinan ini sangat tipis bahkan hampir tidak dapat dibayangkan sama sekali. Karena kesulitan itu, banyak orang lalu berusaha untuk mendapat pengertian secara rohani dari istilah pendatang dan perantau bahwa kita, orang-orang yang percaya kepada Yesus Kristus, berasal dari Allah dan kewarganegaraan kita adalah penduduk sorga dan di dunia ini kita hanyalah pendatang dan perantau.
Pembacaan kita saat ini mengandung pesan-pesan yang saling terkait antara yang satu dengan yang lain. Pertama, jauhkan diri dari keinginan daging yang melawan jiwa; semua yang bertentangan dengan jiwa kita sebagai orang percaya, meskipun itu sangat disenangi oleh daging kita, harus dilawan. Kedua, hiduplah dengan cara-cara yang baik; Pesan untuk hidup secara baik tidak dikaitkan dengan supaya pada kesempatan lain orang yang berbuat baik kepada kita tetapi supaya melalui perbuatan baik itu Allah dapat dipermuliakan ketika Allah melawat kehidupan orang durjana yang melihat perbuatan baik kita. Perbuatan baik itu adalah membuat orang menerima lawatan Allah; kita yang selalu baik pasti dilawat oleh Allah dan mereka yang durjana juga akan dilawat Allah ketika mereka sudah mengubah kedurjanaan mereka dan mengubahnya. Inilah tanggung jawab kita supaya baik kita maupun orang lain sama-sama tetap merasakan lawatan Allah. Ketiga Tunduk kepada lembaga manusia yang bertugas untuk menghukum yang jahat dan menghormati orang yang berbuat baik. Kalau lembaga manusia yang hanya melakukan kejahatan, maka kita tidak perlu tunduk.
Seluruh pesan itu jika kita lakukan dalam kehidupan berarti kita telah melakukan kehendak Allah dan kita tetap merdeka untuk menjadi warga kerajaan Allah. Orang merdeka bukanlah orang yang bebas melakukan apa saja yang dia kehendaki tetapi mereka yang selalu melakukan yang terbaik supaya ia tetap merdeka. Akhirnya, ayat 17 menjadi kesimpulan dari apa yang seharusnya dilakukan oleh orang merdeka: Hormatilah semua orang, kasihilah saudara-saudaramu, takutlah akan Allah, hormatilah raja!
Kalau melakukan hal-hal ini, maka kita disebut sebagai orang yang sungguh-sungguh merdeka.
Tuhan memberkati kita semua.
Pdt. Bangaran Pasamboan, S.Th.
Total Tayangan Halaman
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
MENERUSKAN KEBAIKAN
Kamis, 14 Nopember 2024 Renungan Pagi Amsal 3:27 Janganlah menahan kebaikan dari pada orang-orang yang berhak menerimanya, padahal engkau ma...
-
PERSAUDARAAN YANG RUKUN Sungguh alangkah baik, alangkah baik dan alangkah indah; Alangkah baik, alangkah baik. Sungguh alangkah baik, alangk...
-
Jumat, 7 Juli 2023 Renungan Pagi Yohanes 1:4 Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia. TERANG MANUSIA Hidup adalah sesuatu y...
-
KERANGKA KHOTBAH BULAN FEBRUARI 2019 Minggu, 03 Februari 2019 Bahan Khotbah Ibadah Hari Minggu Bacaan Alkitab: Yeremia 1:4-10; Maz. 71:1-...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar