Total Tayangan Halaman

CERDIK SEPERTI ULAR DAN TULUS SEPERTI MERPATI



Seorang penatua berbagi cerita tentang pengalaman pelayanan dan menyampaikan keluhannya sebagai pelayan Tuhan, bukan karena lelah dengan tugas-tugas yang dilakukannya tetapi karena ia merasa terbeban dengan rekan-rekan sekerjanya. Dari penuturannya dapat diketahui bahwa beban yang paling berat dalam pelayanan bukanlah karena tenaga terkuras untuk melakukan ini dan itu tetapi karena menanggung beban ini dan itu dalam hati oleh tidak harmonisnya hubungan dengan sesama rekan kerja.
Menemukan jalan keluar dari pergumulan ini, menurut penatua itu, jalan yang dapat dilalui adalah dengan mengikuti nasihat Tuhan Yesus yang meminta murid-murid-Nya untuk ‘cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati’ (Matius 10:16b). Dari percakapan itu, kemudian saya merenung ulang dan menyampaikan hasil pemikiran yang timbul di hati melalui tulisan ini. Tentu saja bahwa gaya berpikir manusia tidak sempurna dan pasti akan ada kelemahan, tapi di sanalah orang akan menemukan sesuatu yang lebih baik lagi, dalam pertolongan oleh Yang Mahakuasa, Tuhan.
Ular cerdik. Apa yang ada di balik ungkapan ini? Cerdik adalah dapat menemukan dengan cepat jalan keluar dari berbagai persoalan atau tantangan atau masalah yang terjadi. Cerdik dekat dengan licik sebab banyak orang menggunakan kelicikan untuk keluar dari masalah yang dihadapinya. Ular yang cerdik lebih mengacu pada kemampuannya untuk dengan cepat menghilangkan diri jika ada bahaya sebab ular memang dapat bergerak lincah dan menyelinap ke tempat-tempat yang sulit terlihat. Sejauh mana kemampuan ular menggunakan otaknya berada di luar jangkauan saya.
Untuk keluar dari masalah yang terjadi orang harus sama seperti ular yang dengan cepat menemukan jalan keluar dan bukannya semakin memperbesar masalah dengan tindakan yang sok tahu segalanya terhadap masalah yang sedang terjadi sehingga orang lain juga merasa tertantang untuk tetap ada di sana dan mempertahankan apa yang dia anggap benar dalam persoalan itu. Untuk keluar dari masalah yang ada, sering orang mengambil jalan pintas dengan mengatakan bahwa ia tidak suka (dalam nada kemarahan) terhadap apa yang terjadi –sebutlah sebagai orang yang menggunakan kuasa kekerasan untuk keluar dari masalah – dan dengan demikian persoalan teratasi, menurut dia; tetapi ternyata hal itu membawa masalah yang lebih berat, yaitu hilangnya kepercayaan orang lain akan karakterisasi pada diri orang itu sehingga akan sulit terbentuk komunikasi yang baik dengan orang lain dan itu akan berakibat pada sulitnya kehidupan pada berbagai bidang karena semua segi kehidupan harus ada tempat yang hanya bisa diisi oleh orang lain.
Cerdik seperti ular bertentangan dengan sikap gampang menyerah. Orang yang hanya angkat tangan ketika masalah terjadi dan tidak berpikir serta melakukan tindakan apa-apa untuk menyelesaikan, adalah orang yang tidak akan pernah mengalami hidup yang berkembang, bahkan ia pada akhirnya akan menjadi orang yang dililit oleh masalah sebab masalah yang tidak diselesaikan akan tetap menjadi masalah dan masalahnya akan selalu bertambah besar dan juga beranak-pinak. Satu masalah kecil yang tidak selesai, akan menjadi besar dan menimbulkan masalah baru sehingga yang satu itu bisa menjadi seribu.
Cerdik sering disamakan dengan licik atau mudah membawa pada menipu orang lain untuk keluar dari masalah, maka cerdik seperti ular ini dilengkapi dengan nasihat supaya manusia juga ‘bersikap tulus seperti merpati’. Saya tidak tahu seperti apa ketulusan merpati atau bagaimana merpati menggambarkan ketulusan kepada manusia, yang ada hanya kisah-kisah menarik tentang burung merpati yang berbeda dari burung lain karena burung merpati merupakan burung yang tidak pernah dilihat bertengkar satu dengan yang lain. Menurut pengamatan banyak orang, merpati adalah burung yang saling memperhatikan dan tolong-menolong; jika burung merpati betina sedang mengerami telurnya, maka burung merpati jantan akan mencarikan makanan untuknya. Karena itu, burung merpati digambarkan sebagai burung yang berbeda dengan burung lain, misalnya burung gagak yang terbang bersama untuk mencari makan tetapi jika ada makanan mereka bertengkar untuk memperebutkannya. Kehidupan burung merpati adalah kehidupan yang damai dalam kelompok karena sikap tolong-menolong.
Dari cerita tentang burung merpati, saya melihat bahwa ‘tulus’ adalah sebuah nilai yang hanya bisa ada jika tindakan seseorang menyangkut hubungan dengan orang lain bahkan sesuatu yang memang dimaksudkan untuk orang lain. Tulus, biasanya dikaitkan dengan tindakan memberi dan pemberian itu tidak harus selalu dalam arti materi tetapi juga pada hal-hal yang abstrak, misalnya cinta; aku mencintaimu dengan tulus. Perhatikan dan renungkanlah bahwa ada senyum tulus (berarti bahwa juga ada senyum yang tidak tulus) tetapi tidak pernah ada marah yang disebut tulus; ada orang yang memberi apa yang ada padanya dengan ketulusan tetapi tidak pernah orang yang mengambil sesuatu dari orang lain secara kekerasan yang disebut tulus.
Dari seluruh uraian singkat ini, saya mencoba mendefinisikan tulus sebagai tindakan yang baik yang dilakukan kepada orang lain yang didorong oleh kesungguhan (dari dalam hati). Tulus berarti tidak melakukan sesuatu yang merugikan orang lain untuk kepentingan diri sendiri. Tulus bahkan harus dipahami sebagai tindakan yang rela berkorban untuk orang lain.
Tulisan singkat ini membawa pada kesimpulan bahwa cerdik seperti ular itu mengacu pada bagaimana kemampuan setiap orang untuk menemukan jalan keluar dari setiap masalah yang dihadapi. Ini berarti bahwa orang yang mau melakukannya adalah orang mengetahui banyak hal, harus punya banyak pengalaman dan semakin mencari pengalaman tentang bagaimana menemukan jalan keluar dari setiap masalah sebab hidup memang akan selalu ada masalah. Terkait dengan hidup pasti selalu ada masalah atau tantangan, maka marilah kita pertama-tama belajar melihat bahwa tantangan yang ada tidaklah untuk membuat kita mengeluh dan mengeluh sebaliknya kita belajar untuk semakin cerdik. Manusia mesti belajar bersyukur atas masalah atau tantangan yang ada sebab dia akan semakin mengerti kehidupan. Sedangkan tulus seperti merpati lebih pada bagaimana dorongan hati untuk melakukan yang terbaik bagi orang lain termasuk jangan melakukan tindakan yang merugikan orang lain (terlebih jangan mengorbankannya) ketika berusaha untuk keluar dari masalah atau tantangan yang ada.
Kembali ke catatan pengantar tulisan ini, cara pertama yang harus kita ingat ketika ada masalah yang terjadi untuk diselesaikan adalah mengingat pesan Tuhan dan pesan Tuhan yang paling pertama untuk kita ingat adalah: Berjaga-jaga dan berdoalah. Pesan ini jangan diingat hanya ketika masalah datang, tetapi juga pakailah dalam pengertian bahwa alangkah indahnya seandainya masalah yang datang itu bukanlah masalah yang menerima undangan dari saya untuk datang menemuiku.

Orang cerdik menyelesaikan masalah dan bukan mencari masalah; ketulusan menjauhkan masalah. 

Sikap cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati dibutuhkan dalam kenyataan bahwa pengutusan kita digambarkan sebagai domba (bahkan anak domba) yang diutus ke tengah-tengah serigala.
Baca juga tulisan yang berjudul Diutus Seperti Anak Domba ke Tengah-Tengah Serigala

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MENERUSKAN KEBAIKAN

Kamis, 14 Nopember 2024 Renungan Pagi Amsal 3:27 Janganlah menahan kebaikan dari pada orang-orang yang berhak menerimanya, padahal engkau ma...