Total Tayangan Halaman

Kematian Adalah Berkat

Filipi 1:20-24

Ada pemahaman umum yang diketahui oleh manusia bahwa semua yang hidup pasti akan berakhir dengan kematian; bahkan juga ada hal mati yang juga akan mengalami kematian. Hal ini pasti, sepasti bahwa semua harta benda yang ada di dunia ini suatu saat pasti akan rusak. Hanya saja, sangat disayangkan bahwa bagaimana itu terjadi adalah diluar pengetahuan umum manusia. Ada orang yang tidak disangka-sangka akan meninggal ternyata sudah meninggal; ada orang yang disangka sudah akan segera meninggal karena sudah lama sakit, ternyata sembuh dan masih hidup untuk waktu yang lebih lama dari orang-orang yang memperkirakan tentang kematiannya. Sebagai manusia tentu kita berusaha supaya barang tidak cepat rusak dan berusaha supaya kematian kalau boleh jangan mendekat dulu dan tentu saja bahwa ini adalah hal yang wajar.
Membaca bagian ini, saya kesulitan untuk memahami kata-kata Paulus bahwa ia berkerinduan agar Kristus dimuliakan dalam tubuhnya termasuk ketika ia telah mati. Merenungkan hal ini, saya berpikir bahwa ternyata manusia, karya hidupnya tidak berakhir dengan kematian tetapi hidupnya akan terus menjadi kesaksian bagi yang hidup. Jika selama kita hidup kita memuliakan Tuhan, maka pada saat kematian tiba pun kita tetap memuliakan Tuhan melalui kesaksian tentang hidup yang memuliakan Tuhan yang telah nyata dalam diri kita selama hidup; jika ini yang terjadi, maka marilah kita percaya ucapan Paulus yang mengatakan bahwa "mati adalah keuntungan". Memuliakan Tuhan selama hidup itu harus terjadi terus menerus; istilah yang dipakai Paulus untuk hal ini adalah Kristus dimuliakan dalam tubuhku seperti sediakala maupun sekarang dan ini tetap menjadi kerinduan dan harapan.

Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa manusia cenderung berusaha untuk "menunda" kematian, kita dikejutkan oleh sikap Paulus dalam pilihan antara kematian dan kehidupan, ia mengatakan yang berikut: aku ingin pergi dan diam bersama-sama dengan Kristus -- itu memang jauh lebih baik. Aku ingin pergi dan diam bersama-sama dengan Kristus itu artinya mati dan menurut Paulus, itu lebih baik; Lebih baik dari apa? Lebih baik dari hidup. Dari ungkapan Paulus ini, kita merenungkan bahwa kematian adalah berkat. Berkat bagi yang telah meninggal dan berkat bagi yang masih hidup. Manusia selalu ingin tahu dan ada banyak hal yang hanya diketahui setelah mengalaminya dan satu di antara hal yang seperti ini adalah kematian. Itulah berkat kematian yang pertama bahwa orang yang sudah dipanggil oleh Tuhan sudah mengetahui tentang kematian dan tidak akan gelisah lagi dengan rasa ingin tahunya.
Hidup digambarkan oleh banyak orang sebagai roda yang berputar; silih berganti antara susah dan senang. Ada orang yang hidupnya banyak susahnya kemudian datang senang sedikit lalu menderita lagi untuk waktu yang lama. Ada orang yang senang-senang terus lalu datang sedikit susah kemudian senang lagi sesudahnya. Ada yang seimbang antara susah dan senangnya dan ada orang yang tidak tahu membedakan apakah ia senang atau susah; hidupnya berkecukupan tetapi selalu mengeluh. Orang yang sudah meninggal tidak mengalami lagi poros perputaran roda kehidupan, yang kita tahu tentangnya hanya satu: ia sudah mati. Itulah berkat kematian yang kedua, terhentinya manusia dari perputaran roda kehidupan.

Paulus menyebut kematian adalah keuntungan dan sesuatu yang lebih baik dari hidup. Itu adalah berkat yang ketiga dari kematian. Tetapi berkat ini tidak secara otomatis diterima oleh setiap orang yang telah meninggal. Dalam pemahaman iman kita bahwa orang yang telah meninggal akan masuk ke surga yang dipenuhi dengan sukacita yang sempurna dan itu lebih baik daripada tetap hidup dalam pergumulan dunia yang terus berganti antara sukses dan gagal, kecewa dan senang, dan dinamika kehidupan lainnya yang kadang membingungkan untuk dipikirkan. Apakah semua orang yang telah meninggal masuk surga? Jawabannya tergantung dari bagaimana ia menjalani hidupnya selama hidup. Jika ia memuliakan Tuhan dan ada di dunia ini untuk sesamanya manusia dan bukan hanya untuk dirinya, maka ia akan ke surga; kalau tidak demikian ia hidup, maka secara iman kita juga mengatakan bahwa ia tidak masuk ke surga; renungkan bahwa jalan ke surga adalah: aku tinggal di dunia ini untuk kamu.
Kematian juga adalah berkat bagi yang masih hidup; ada seorang bapak meninggal dan putrinya yang tidak mengasihi ayahnya datang meratap dan berkata: "Ayah! Jangan mati sekarang, ampunilah dulu dosaku. Jika terjadi kematian, kita yang masih hidup diingatkan bahwa kita tidak kekal supaya jangan sampai kematian orang lain menjadi seuah catatan kegagalan kita dalam hidup sebab kita tidak atau belum mebina hubungan yang baik dengan sesama.

Hiduplah dengan baik dan tidak usah bersedih mengenai orang yang telah meninggal sebab ia sudah menerima berkat yang belum kita terima; nanti kalau Tuhan sudah berkenan untuk memanggil kita baru kita juga menerimanya, tetapi persiapkanlah dirimu untuk dipanggil sebagai orang yang kematiannya diberkati -- orang yang kematiannya terhormat.

Pdt. Bangaran Pasamboan, S.Th.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MENERUSKAN KEBAIKAN

Kamis, 14 Nopember 2024 Renungan Pagi Amsal 3:27 Janganlah menahan kebaikan dari pada orang-orang yang berhak menerimanya, padahal engkau ma...