Ditolong Tuhan
2 Raja-Raja 4:1-7
Cerita ini adalah cerita kecil yang sedikit lebih dilihat oleh kebanyakan orang sebagai cerita yang mirip dongeng bagi anak-anak sebelum tidur dan hanya itu saja. Tetapi biarlah kita mempelajari kehendak Tuhan dari cerita ini dimulai dari menceritakan ulang kisahnya dengan memasukkan hal-hal imajinatif agar cerita ini menjadi lebih hidup dan masuk akal bagi kita.
Janda dalam sistem masyarakat timur tengah pada zaman dahulu adalah orang yang sangat sulit untuk mengatur kehidupannya sebab mereka harus menanggung anak-anak mereka
Seorang ibu menjadi janda ketika suaminya yang adalah salah satu dari para nabi telah meninggal. Ia mempunyai dua orang anak dan ia berhutang. Penagih hutang datang untuk menagih hutangnya dan karena ibu janda tidak mampu untuk membayar, maka kedua anaknya akan diambil oleh penagih hutang itu untuk menjadi budak. Seorang ibu pasti bergumul jika anaknya akan mengalami kesulitan. Tetapi ibu ini tahu kepada siapa ia dapat meminta pertolongan. Sebagai mantan istri nabi, yaitu orang yang melayani Tuhan, maka ia tahu bahwa tempat untuk meminta petunjuk atas masalah yang dihadapinya adalah kepada hamba Tuhan.
Ia datang kepada Elisa yang adalah tuan suaminya, mungkin yang dimaksud adalah bahwa dulu suaminya adalah murid Elisa atau bahwa suaminya adalah nabi yang bekerja dalam kelompok nabi yang dipimpin oleh Elisa.
Elisa sendiri adalah murid dari nabi Elia, yaitu nabi yang dipanggil naik ke surga dalam keadaan hidup dengan mengendarai kereta kuda yang berapi. Ibu ini tahu kepada siapa ia datang karena kepala keluarganya (alm. suaminya) adalah orang yang dekat kepada Tuhan pada masa hidupnya sebab ia adalah nabi Tuhan.
Mendengar pergumulan ibu itu, Elisa bertanya apa yang dia miliki di rumah? Sebuah pertanyaan yang sepertinya agak sulit untuk dipahami. Mungkin ibu itu berpikir bahwa Elisa mengada-ada, saya sudah hampir kehilangan anak karena akan diambil sebab hutang lalu mengapa dia bertanya apa yang saya punya. Tentu saja tidak ada hal berarti di rumah saya sebab kalau ada, maka anak-anak saya pasti tidak akan terancam dijadikan budak; tetapi karena ia adalah orang yang saya percaya maka saya jawab saja: "di rumah saya hanya tinggal memiliki buli-buli yang berisi minyak, Pak". Di dalam hati dia berpikir, 'tapi apa artinya itu untuk kebutuhan saya yang sebesar ini?"
Sesulit apa pun kehidupan, kita masih punya sesuatu untuk mempertahankan hidup asal kita bersedia menganggap hal kecil sebagai sesuatu yang sangat berarti.
Elisa meminta supaya ibu itu pulang lalu meminjam bejana dari tetangga-tetangga; bejana yang mau dipinjam itu jangan terlalu sedikit tetapi menurut saya (tidak disebutkan di Alkitab) bahwa Elisa juga berkata jangan terlalu banyak. Ini hanyalah cara Elisa untuk mengingatkan ibu janda bahwa melakukan apa yang dikehendaki Tuhan itu bukan asal-asalan saja, satu juga cukuplah, tetapi harus dengan kesungguhan. Sekaligus ini mengingatkan bahwa usaha untuk memperjuangkan kehidupan haruslah dengan sungguh-sungguh tidak boleh asalan-asalan sebab hidup tergantung pada bagaimana kita memperjuangkannya.
Saya tambahkan bahwa Elisa juga mengatakan jangan terlalu banyak, karena banyak orang yang justru tidak lagi mengalami kebahagiaan hidup sebab ia begitu kerasnya memperjuangkan hidup sampai tidak sadar bahwa ia sendiri sedang menindas hidupnya dan bisa jadi bahwa suatu saat hidup akan menindas dirinya.
Bejana-bejana yang hendak dipinjam dari tetangga itu akan dipakai untuk menampung minyak yang akan dituang dari buli-buli. Untuk melakukan ini, ibu janda tidak boleh memperlihatkannya kepada orang lain, ia harus menuangnya di dalam rumahnya yang tertutup.
Ibu janda mungkin pulang dalam keadaan kebingungan. Apa betul minyak itu akan terus mengalir? Tapi hal ini tidak terlalu sulit baginya untuk mempercayainya sebab meski tidak masuk akan tetapi ia sudah sering menyaksikan hal-hal seperti itu; ia adalah istri seorang nabi. Allah itu besar kuasanya dan dapat melakukan segalanya untuk kebaikan umat-Nya. Persoalan berikut adalah apa alasan yang akan dia katakan jika nanti pergi ke tetangga untuk meminjam bejana. Ibu janda bisa saja berpikir kalau ia tidak usah saja saya meminjam bejana ke tetangga sebab ia tidak punya alasan karena tujuannya meminjam bejana harus bersifat rahasia dan bukankah meminjam itu beresiko; kalau ada bejana yang rusak berarti saya harus menggantinya dan itu berarti celaka sebab hutang saya semakin bertambah. Tetapi akhirnya ibu janda dapat mengatasi semua tantangan yang dia pikirkan; bagaimana caranya tidak diberitahukan dalam pembacaan kita. Ibu janda meminjam bejana-bejana, masuk ke rumahnya dan menutup pintu sesuai dengan petunjuk yang diberikan oleh Elisa. Mengapa harus tutup pintu? Sebab manusia gampang membesarkan diri dengan apa yang terjadi padanya -- kalau ibu janda terlihat melakukan hal itu, maka bisa saja ada yang kagum tetapi ada yang bisa mendatangkan celaka dengan tuduhan yang macam-macam, seperti tukang sihir misalnya. Atau kalau orang kagum pada ibu janda, maka ibu jandalah yang menjadi hebat dalam pandangan orang-orang bahkan ibu janda juga bisa membusungkan dada sebagai orang hebat padahal itu adalah kuasa dan kemurahan Tuhan yang terjadi padanya. Ini mengajarkan kepada kita bahwa sebaiknya apa pun yang terjadi kita harus sadar bahwa kemuliaan hanya bagi Tuhan yang adalah sumber segala-galanya.
Setelah ibu janda mengisi semua bejana, ia pergi kepada Elisa untuk menanyakan apa yang seharusnya dilakukan.
Elisa menyuruhnya untuk menjual minyak itu dan memakainya untuk membayar hutang dan membiayai kehidupannya. Sesuatu yang memang barangkali sudah ada dalam pikiran ibu janda untuk dilakukan.
Dari cerita ini ada dua hal yang hendaknya kita pegang:
1). Meski tidak masuk akal tetapi itu adalah kehendak Tuhan, maka lakukanlah itu. Ini adalah cerita dari seorang petani padi yang tidak pernah menjagi padinya dari serangan burung pipit pada hari Minggu karena masuk gereja untuk beribadah tetapi saat panen, hasilnya tetap saja sama dengan mereka yang tidak ke gereja untuk beribadah pada hari Minggu karena menunggui tanaman padinya. Tidak masuk akal bahwa burung pipit juga beristirahat pada hari Minggu, tetapi karena Tuhan meminta umat-Nya untuk beristirahat pada hari Minggu, maka lakukanlah itu; burung pipit juga istirahat pada hari Minggu.
2).Jika ada yang sesuatu, meski sudah ada dalam benak Saudara tentang bagaimana seharusnya melaui perkara tersebut, tetaplah bertanya kepada Tuhan.
A M I N
Pdt. Bangaran Pasamboan, S.Th.
Total Tayangan Halaman
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
MENERUSKAN KEBAIKAN
Kamis, 14 Nopember 2024 Renungan Pagi Amsal 3:27 Janganlah menahan kebaikan dari pada orang-orang yang berhak menerimanya, padahal engkau ma...
-
PERSAUDARAAN YANG RUKUN Sungguh alangkah baik, alangkah baik dan alangkah indah; Alangkah baik, alangkah baik. Sungguh alangkah baik, alangk...
-
Jumat, 7 Juli 2023 Renungan Pagi Yohanes 1:4 Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia. TERANG MANUSIA Hidup adalah sesuatu y...
-
KERANGKA KHOTBAH BULAN FEBRUARI 2019 Minggu, 03 Februari 2019 Bahan Khotbah Ibadah Hari Minggu Bacaan Alkitab: Yeremia 1:4-10; Maz. 71:1-...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar