12 Mei 2025

CELA YANG MEMATAHKAN HATI

Senin, 12 Mei 2025
Renungan Pagi

Mazmur 69:21
Cela itu telah mematahkan hatiku, dan aku putus asa; aku menantikan belas kasihan, tetapi sia-sia, menantikan penghibur-penghibur, tetapi tidak kudapati.

CELA YANG MEMATAHKAN HATI

Hidup di antara manusia adalah berkat jika semua menjadi berkat bagi sesamanya; tetapi dalam hidup yang manusia tidak menjadi berkat tetapi justru hanya mendatangkan cela atas sesamanya, maka kehidupan sesamanya itu akan menyebabkan patah hati dan itu berarti dia menjadi sakit dan tertinggal sampai mati.

Hal yang diteriakkan oleh suara hati manusia adalah belas kasihan -sesungguhnya semua manusia membutuhkannya- tetapi yang terjadi adalah bahwa mengharapkan hal itu adalah sia-sia, sebab manusia lebih suka mencela dari pada menghibur.

Orang yang patah hati itu tidak akan menjadi berkat bagi yang telah membuatnya pada hati dan bisa jadi bahwa orang yang patah hati itu juga tidak menjadi berkat bagi kehidupan ini secara keseluruhan. Hati yang patah itu akan membuat orang kehilangan hubungan yang baik dengan sesamanya.

Cela yang diterima oleh orang bisa saja bukan karena ia memang tercela tetapi karena cela itu dibebankan kepadanya. Dasar pemazmur mengatakan hal ini adalah kenyatan bahwa 'karena perkara untuk Tuhan, maka ia mendapat cela' (bnd Mazmur 69:8). Pada sisi ini, keadaan semakin diperparah oleh kenyataan bahwa tidak ada yang datang untuk menghibur melainkan semakin bayak yang datang untuk semakin memperparah keadaan dengan menista sesamanya yang patah hati itu.

Cela dalam bentuk apa pun tidak membangun manusia tetapi akan membuatnya patah hati sehingga sulitnya menjadi sulit dan semua menjadi terasa berat. Kasihilah sesamamu manusia dengan menghargainya sebagai manusia, tidak usah memberi pengahragaan istimewa, cukup dengan menerimanya saja secara layak; tidak dihina dan tidak ditolak dalam berbagai bentuk perlawanan.

Filipi 2:5-7
Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

43 Dilihat