Sabtu, 30 Juli 2022
Renungan Pagi
Matius 7:13-14
"... ¹³ Masuklah melalui pintu yang sesak itu, karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan, dan banyak orang yang masuk melaluinya;
¹⁴ karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan yang menuju kepada kehidupan, dan sedikit orang yang mendapatinya."
DUA MACAM JALAN: SEMPIT DAN LUAS
Semakin baik jalan semakin suka orang melaluinya. Lebih baik berjalan jauh pada jalan yang baik dari pada melalui jalan yang rusak.
Tuhan Yesus memperkenalkan dan memerintahkan yang terbalik, yaitu melalu jalan yang sempit. Jalan yang luas itu hanya diperkenalkan dengan menyebutkan risikonya; itu berarti sebenarnya ini adalah sebuah larangan.
Jalan adalah cara melakukan sesuatu. Di sini bukan soal baik atau buruknya jalan melainkan soal sempit atau luasnya jalan. Jalan sempit itu sebenarnya baik tetapi sedangkan jalan luas itu buruk tetapi gampang melaluinya.
Jalan sempit itu sebenarnya baik tetapi terasa sulit karena jiwa manusia memang selalu merasa terbeban dengan aturan – ketentuan-ketentuan yang harus dipenuhi, bahkan aturan Tuhan pun dianggap sebagai beban, yang sebenarnya itu adalah berkat. Semakin jiwa menerima aturan Tuhan sebagai berkat untuk dijadikan sebagai cara hidup, maka semakin luaslah jalan itu oleh semakin lapanglah jiwa melakukannya dan kehidupan terasa lega sebab jalan baik yang sempit itu adalah jalan kehidupan.
Jalan yang luas itu adalah jalan yang buruk. Jiwa manusia yang cenderung untuk bebas sering menganggap bahwa sudah haknya untuk melakukan apa saja yang dia mau, yang egois, meninggikan diri; seandainya bisa, tidak ada aturan yang mematok hidup ini, hidup yang bebas laksana burung. Tetapi jalan luas ini, sebab memang buruk, maka ia sebenarnya adalah ancaman terus-menerus bagi hidup ini; binasa dari waktu ke waktu.
Amsal 2:9
Maka engkau akan mengerti tentang kebenaran, keadilan, dan kejujuran, bahkan setiap jalan yang baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar