Rabu, 17 Agustus 2022
Renungan Pagi
Amsal 22:16
Orang yang menindas orang lemah untuk menguntungkan diri atau memberi hadiah kepada orang kaya, hanya merugikan diri saja.
MEMBALIKKAN KEHIDUPAN
Maksud Allah bagi semua orang adalah supaya setiap orang mengalami damai sejahtera dalam hidup ini (bnd. Yeremia 29:11).
Manusia tidak sama semua keadaannya. Tidak semua orang mengalami damai sejahtera. Ada yang menderita karena ekonominya tidak mapan, ada yang sakit secara rohani, dan ada yang menderita jiwa dan raganya.
Kecenderungan manusia adalah memandang rendah yang miskin (yang lemah secara ekonomi) dan memberi penghormatan kepada mereka yang kaya ~ yang terpandang. Sikap memandang rendah mereka yang bisa terus merosot sampai pada perbuatan menindas yang lemah untuk memperkaya diri atau untuk menyogok orang kaya; terbalik dari maksud Allah.
Manusia yang manusia adalah mereka yang tetap menghargai kemanusiaan yang ada pada setiap orang tanpa memandang perbedaan-perbedaan yang ada termasuk status yang menyebut manusia sebagai pihak yang lemah.
Manusia sejati adalah mereka yang mampu membalikkan kecenderungan hidup manusia untuk menindas yang lemah menjadi pribadi yang terus berjuang untuk mengupayakan damai sejahtera dalam dirinya dan bagi semua orang, membela yang lemah keluar dari penjajahan di dunia ini.
Mazmur 82:3
Berilah keadilan kepada orang yang lemah dan kepada anak yatim, belalah hak orang sengsara dan orang yang kekurangan!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar