Minggu, 24 Juli 2022
Renungan Pagi
Mazmur 68:3-4
³ Seperti asap hilang tertiup, seperti lilin meleleh di depan api, demikianlah orang-orang fasik binasa di hadapan Allah.
⁴ Tetapi orang-orang benar bersukacita, mereka beria-ria di hadapan Allah, bergembira dan bersukacita.
BERIA-RIA DI HADAPAN ALLAH
Hidup yang diharapkan semua orang adalah hidup yang bahagia, sejahtera, dan sentosa.
Mencapai hidup yang diharapkan itu haruslah hidup yang berkualitas, hidup yang tidak goyah oleh berbagai terpaan gelora kehidupan.
Orang fasik binasa di hadapan Allah artinya bahwa kehidupan orang fasik itu tidak berkualitas sehingga berkat Tuhan tidak mereka alami. Tanpa berkat Tuhan, hidup manusia itu adalah hampa dan akan terkikis dan melayang; tidak bertahan. Orang fasik itu runtuh oleh penderitaan dan hanyut oleh kegembiraan, binasa di hadapan Allah yang terus merancangkan damai sejahtera.
Hidup yang berkualitas itu dimiliki oleh manusia ketika ia hidup benar. Manusia yang benar bukan berarti tanpa beban dan tanpa pergumulan tetapi apa pun yang terjadi dia kuat dan bertahan.
Beria-ria di hadapan Allah adalah kunci sukacita yang dialami oleh orang benar. Ketika hidup ini baik, orang benar beria-ria di hadapan Allah dan kegembiraannya semakin disempurnakan. Bila hidup menekan, orang benar tetap beria-ria di dalam di hadapan Allah dan terus menemukan sukacita yang membuatnya tetap tidak goyah.
Mazmur 37:16-17
¹⁶ Lebih baik yang sedikit pada orang benar dari pada yang berlimpah-limpah pada orang fasik;
¹⁷ sebab lengan orang-orang fasik dipatahkan, tetapi TUHAN menopang orang-orang benar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar