KEMERDEKAAN SEJATI
HANYA ADA DI DALAM YESUS KRISTUS
(Yohanes 8:30-36)
Sidang jemaat yang dikasihi Tuhan;
Merdeka!!
Teriakan merdeka pasti akan disambut dengan orang secara
meriah kalau itu diteriakkan pada sekitar masa perayaan Hari Ulang Tahun kemerdekaan;
dekat-dekat 17-an Agustus; baik sebelum atau sesudahnya – eh sangat dekat
paling jauh seminggu dari tanggal tepatnya atau yang biasa disebut hari H
peringatan HUT kemerdekaan. Tetapi coba teriakkan itu pada sebulan sebelumnya
atau sebulan sesudahnya, maka orang akan berpikir bahwa ada yang salah pada
otak irang yang meneriakkan slogan perjuangan untuk mencapai kemerdekaan itu.
Apa itu merdeka? Sering orang memahami istilah itu dalam
gambaran merdeka artinya bebas seperti burung yang dapat terbang lepas ke mana
saja dia mau pergi. Tetapi benarkah burung itu merdeka? Apakah burung itu
terbang sesuka hatinya?
Adakah manusia di dunia ini yang sungguh-sungguh merdeka?
Jawabnya: tidak ada. Mari kita coba analisa melalui pertanyaan kecil ini:
Mengapa orang bekerja atau melakukan kegiatannya setiap saat? Semua jawaban
yang muncul pada akhirnya akan mengarah kepada suatu kesimpulan bahwa manusia
itu bekerja untuk mencari makan; orang bekerja karena perutnya lapar. Dengan
demikian, dapat dikatakan bahwa setiap orang adalah hamba dari perutnya –
diperintah oleh perutnya.
Secara politik, dalam kehidupan bernegara, merdeka artinya
tidak dijajah oleh orang lain tetapi dapat mengatur negaranya sendiri –
mengatur dirinya sendiri sehingga tidak dieksploitasi oleh pihak negara lain.
Tetapi bagi orang Israel dalam pembacaan kita saat ini, arti kemerdekaan
dilihat sebagai status strata sosial yang pada zaman itu terdiri dari orang
merdeka, para tuan, dan para hamba. Keturunan Abraham yang tidak pernah menjadi
hamba orang lain, adalah sebuah pernyataan yang salah sebab secara politis,
sejak lima ratus tahun sebelum Tuhan Yesus lahir (tepatnya sejak tahun 586 SM)
ketika mereka di tawan oleh Babel, maka sejak saat itu mereka dikuasai atau
dijajah oleh bangsa lain secara berganti-ganti oleh bangsa-bangsa sesuai dengan
peredaran roda politik kekuasaan pada masa itu. Mereka awalnya dikalahkan dan
dijajah oleh Babel, yang kemudian Babel dikalahkan oleh Media dan Persia dan
beralihlah kekuasaan dari Babel ke Persia; demikian selanjutnya kekuasaan berpindah lagi ke
Yunani dan dari Yunani inilah pada akhirnya muncul kekaisaran Romawi yang
menguasai daerah Timur Tengah termasuk Israel sekitar enam puluh tahun sebelum
kelahiran Yesus Kristus. Hanya sedikit waktu di antara masa-masa yang
digambarkan itu mereka menjadi bangsa yang merdeka ketika Yudas Makabeus
memimpin perlawanan pada sekitar tahun 167 SM.
Manusia, sesungguhnya adalah hamba Allah; tetapi kemudian ia
menjadi hamba dosa yang menguasai sendi-sendi kehidupan sejak dari dalam
kandungan ibu (bnd. Mazmur 51:7). Dosa membuat orang ingin merdeka seperti
burung yang pada akhirnya jatuh ke dalam berbagai bentuk perhambaan; ada yang
diperhamba oleh kemalasan sehingga ia menjadi bodoh, miskin, masa bodoh. Ada
orang yang diperhamba oleh hobby atau kegiatan kegemarannya, dan sangat banyak
contoh yang dapat disebutkan untuk diperjuangkan agar manusia merdeka atasnya.
Sidang jemaat yang dikasihi Tuhan, kemerdekaan yang sejati
hanya bisa diraih oleh manusia ketika ia menyerahkan dirinya kepada Tuhan Yesus
Kristus yang memerdekakan manusia dari seluruh bentuk perhambaan dosa yang
mengakibatkan penderitaan, kesukaran, kekacauan, sikap egoistis, dan jauh dari
berkat-berkat Tuhan.
Dengan berserah kepada Tuhan Yesus Kristus, maka setiap orang
bebas dari perhambaan dosa dan dari perhambaan dunia untuk mengupayakan
terwujudnya damai sejahtera dalam kehidupan bersama dengan setiap orang di
dalam kesadaran akan anugerah Allah yang tidak terhitung banyaknya. Setiap
waktu mari kita meneriakkan pekik merdeka untuk membakar semangat juang melawan
perhambaan di dunia ini.
Terpujilah Tuhan Yesus Kristus; Amin.
Merdeka!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar