Yohanes 12:1-11
MEMATIKAN KEBENCIAN DAN KEMUNAFIKAN;
MENGHIDUPKAN KETULUSAN DAN TANGGUNG JAWAB
Bapak, Ibu, Saudara-Saudari yang dikasihi
Tuhan;
Dari perikop bacaan kita kali ini,
dikisahkan tentang Yesus yang ada di rumah Lazarus.
Kisah ini tentu berlatar belakang dari
kisah dalam pasal 11 yang menceritakan tentang Lazarus yang dibangkitkan oleh
Yesus dari kematian. Yesus yang membangkitkan Lazarus membuat imam-imam kepala
semakin kehilangan muka dan pengaruh di tengah-tengah kehidupan bangsa Israel
yang menyegani mereka sebagai pemimpin rohani dalam wibawa Tuhan kini semakin
memudar oleh kuasa Allah yang dimiliki Yesus yang nampak dalam segala pelayanan
yang dilakukan-Nya.
Kebencian para imam kepala membuat mereka
marah kepada Yesus dan merencanakan untuk membunuh Yesus; Pemimpin agama
merencanakan pembunuhan. Timbul kemunafikan dalam kehidupan mereka yang mengaku
melayani Tuhan tetapi ternyata lebih mem entingkan kehormatan pribadi dalam
diri mereka.
Yesus mengunjungi Lazarus, Marta, dan Maria
-- tiga orang bersaudara, bisa merupakan undangan kepada Yesus sebagai bentuk
syukur dari keluarga ini atas apa yang telah dilakukan oleh Yesus sebelumnya
tetapi bisa juga karena Yesus memang mengasihi keluarga ini. Apakah salah satu
alasan yang benar atau keduanya sekaligus, itu bukan masalah, yang penting
adalah bahwa ketika Tuhan Yesus hadir dalam kehidupan seseorang, datang ke
dalam sebuah keluarga, maka di sana akan ada sukacita besar yang terjadi.
Ketika Tuhan diundang ke dalam persekutuan jemaat, maka akan ada kebahagiaan
yang tidak terkira di dalam Jemaat.
Marta rupanya adalah koki dalam rumah
tangga; ia melayani Yesus; Lazarus menemani Yesus dan Maria mewakili keluarga
untuk menyatakan isi hati mereka yang tulus kepada Kristus yang mengasihi
mereka. Ia menuangkan minyak narwastu seharga 300 dinar ke kaki Tuhan Yesus dan
menyekanya dengan rambutnya. Ini adalah sebuah pengorbanan yang besar. Jika 1
Dinar adalah upah kerja sehari (bnd. Matius 20:2), maka itu seharga gaji
pekerja harian selama setahun. Jika dibandingkan dengan upah harian sekarang
yang dirata-ratakan Rp. 100.000/hari, maka itu sebanyak Rp. 30.000.000,- (tiga
puluh juta rupiah).
Maria dan keluarganya tidak merasa rugi
untuk melakukan ini, karena kasihnya yang besar kepada Tuhan Yesus. Orang yang
perhitungan dalam banyak hal yang akan dilakukannya kepada Tuhannya, berarti
tidak mengasihi Tuhannya dengan tulus. Maria bersedia mengorbankan minyak
Narwastu yang mahal karena Yesus memberi kehidupan kepada saudaranya dan ia
bersyukur karena Lazarus yang menjadi harapan hidupnya dibangkitkan sehingga
mereka tidak kehilangan kehormatan.
Yudas gusar dengan apa yang disebutnya
sebagai pemborosan dalam apa yang dilakukan Maria. Sering orang memang
menggunakan sesuatu yang tidak pada tempatnya. Maria telah melakukan hal
mengingat hari penguburan, yaitu kasih. Orang yang penuh kasih tidak akan
menyesal meninggalkan dunia ini dan orang tidak akan menyesal melepaskan
kepergian orang jika ia telah menyatakan kasih yang besar kepada orang itu.
Yudas berkedok kasih dan pelayanan tetapi
sebenarnya ia adalah pribadi yang penuh dengan kemunafikan. Semua yang
dilakukannya hanya untuk kepentingannya sendiri. Orang seperti ini tidak akan
pernah menemukan kebahagiaan yang sesungguhnya sebab tidak hal baik yang
sungguh-sungguh dilakukannya dalam hidup ini selain semuanya hanya demi
kepuasan materi yang mengeringkan jiwanya.
Cerita diakhiri dengan kenyataan bahwa
imam-imam kepala menjadi semakin jahat dengan merencanakan pembunuhan Lazarus
juga. Orang tidak bersalah pun dikorbankan, itulah kejahatan. Kejahatan akan
selalu membesar dalam kehidupan mereka yang selalu melawan kehadiran Tuhan
dalam kehidupannya.
Pada kesempatan ini, mari kita menyadari
bahwa kasih itu menumbuhkan ketulusan dan tanggung jawab karena itu marilah
mengupayakannya; sedangkan kemunafikan itu hanya akan menumbuhkan kejahatan,
maka jauhilah.
Tuhan Yesus memberkati kita semua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar