28 April 2025

Yesus Dimuliakan Dalam PenderitaanNya

 Yesus Dimuliakan Dalam PenderitaanNya

Yohanes 12: 20-36

Bapak/ibu, saudara(i)

Sebuah biji benih tidak akan efektif dan berguna jika disimpan saja. Hanya saat benih itu ditanam dalam tanah yang gelap maka benih itu dapat bertumbuh dan menghasilkan banyak buah.  Jika benih itu mati maka sang benih dapat memenuhi tujuan untuk berbuah.  Mati dan di tanam adalah cara agar benih dapat memberi buah/kehidupan.

Mati dan dikuburkan adalah cara yang dipakai Allah agar karya pendamaian Yesus nyata bagi seluruh dunia. Kematian Yesus tidak menjadi sia-sia. Kematian dan kebangkitanNya justru memberi kemenangan atas maut dan menghasilkan buah keselamatan bagi manusia. Dalam penderitaan dan kematian, Yesus dimuliakan. Kasih Allah terwujud melalui salib. Tidak ada salib maka tidak ada mahkota.

Dalam Yohanes bacaan kita pada saat ini. Ada beberapa orang Yunani datang kepada Filipus karena mereka ingin bertemu dengan Yesus. Merespon kedatangan mereka, Yesus menyatakan bahwa inilah saatnya Anak Manusia dipermuliakan. Kedatangan orang Yunani bagi Yesus menjadi petunjuk bahwa masa pelayanan Yesus kepada bangsa Yahudi sudah berakhir dengan banyak penolakan dan Ia akan diterima oleh bangsa-bangsa bukan Yahudi. Akan tetapi misi Allah dilakukan dengan cara mati terlebih dahulu, darah Yesus tercurah, tubuh-Nya terkoyak, nyawa diserahkan. Yesus berbicara tentang diriNya sebagai Anak Manusia yang telah di tentukan untuk mati bagi orang banyak.

Yesus memakai ilustrasi satu biji gandum yang harus mati supaya menghasilkan banyak buah. Ia mengumpamakan kematianNya itu dengan kematian satu biji gandum itu, supaya menghasilkan banyak kehidupan bagi orang banyak. Kematian Yesus memberi kemenangan dan kehidupan bagi umat manusia. Di dalam kematianlah kemuliaan Allah dalam diri Yesus menjadi nyata. Kematian adalah cara Yesus menyatakan kasih Allah dan mewujudkan keselamatan dari Allah bagi umatNya.  Yesus dimuliakan ketika Ia ditinggikan di salib. Salib bukanlah pertanda kekalahan, melainkan pemuliaan.

Bapak/ibu, saudara (i)

            Sebagaimana Yesus dimuliakan melalui penderitaan, demikian juga kita dipanggil untuk mengikuti teladan Kristus yang menderita. Seorang murid harus siap dengan segala konsekuensi statusnya sebagai murid. Panggilan Kristen bukan hanya berbicara dan bersaksi tentang hidup yang berlimpah berkat tapi juga menunjukkan sikap setia melayani meski difitnah, sabar menanggung derita, menyangkal diri walaupun tak nyaman.

            Hanya bila kita bersedia mati terhadap diri dan keinginan hidup kita yang berdosa, kita dapat memiliki hidup berkemenangan. Sebab hanya mati terhadap diri sendirilah kita dapat terbuka bagi hidup dalam pengenalan kepada Allah.  

            Segala bentuk kenyamanan kita yang sampai saat ini menjadi kebiasaan buruk kita, mari tinggalkan itu sebagai respons kita atas kemenangan yang Yesus telah anugrahkan bagi kita lewat salib. Relasi kita dengan sesama mari kita eratkan kembali dan terlebih relasi kita dengan Yesus, mari terus merindukan kehadiranNya dengan terus memberi diri dalam setiap persekutuan.  AMIN


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

3 Dilihat