16 April 2025

PERJAMUAN KUDUS BAGI ANAK

PERJAMUAN KUDUS BAGI ANAK

Ada banyak yang mempertanyakan kepada pendeta yang melayani di tempat masing-masing tentang mengapa ada gereja yang dari dulu telah mengizinkan anak-anak untuk mengambil bagian dalam Sakramen Perjamuan Kudus dan ada gereja yang baru kemudian, setelah selama lebih dari seratus tahun melakukan sakramen Perjamuan Kudus hanya bagi warga sidi dalam gereja, lalu mengizinkan sakramen Perjamuan Kudus bagi anak-anak pada masa sekarang ini.

Gereja yang tidak (atau mungkin: belum) mengizinkan anak-anak mengambil bagian dalam sakramen Perjamuan Kudus kemudian terpecah dalam pemahaman tentang gereja - saudara di sebelah - yang telah mengizinkan anak-anak untuk mengambil bagian dalam Sakramen Perjamuan Kudus. Sebagian mengatakan bahwa mereka 'lebih maju' dan sebagian lagi mengatakan bahwa belum tentu apa yang benar menurut Saudara belum tentu menjadi kebenaran yang haru diterima di sini.

Karena itu, penting bagi gereja untuk terlebih dahulu menggali tentang Sakramen Perjamuan Kudus yang dilakukan dalam gereja sebelum memutuskan apakah tetap tidak  mengisinkan anak-anak atau mengizinkannya sama dengan warga sidi atau mengizinkannya dengan pengaturan tertentu.

Mencari kajian Alkitab tentang Perjamuan Kudus, memang bisa ada dua bentuk penafsiran yang ditemukan tentang kehadiran anak dalam Perjamuan Kudus.

Bentuk pertama adalah bahwa karena Perjamuan Kudus itu merupakan tanda kasih di antara orang yang percaya kepada Tuhan, maka tentu saja bahwa sama seperti anak (engkau dan seluruh keluargamu, bahkan orang seisi rumahmu, jadi termasuk anak) turut menikmati makan malam Paskah di Mesir pada malam ketika terjadi pembunuhan anak laki-laki sulung di mesir dan anak sulung ternak, demikian juga anak-anak yang ada pastilah turut menikmati makan perjamuan yang dilaksanakan dari rumah ke rumah orang yang percaya kepada Allah dalam kehidupan gereja mula-mula. Bahwa anak-anak juga adalah bagian dari persekutuan orang yang percaya kepada Tuhan, maka ada kebenaran dalam tindakan mengizinkan mereka untuk mengambil bagian dalam Perjamuan Kudus.

Mari kita melihat bahwa Perjamuan Kudus yang dilakukan dalam gereja adalah Perjamuan yang diwarisi dari Perjamuan yang dilakukan oleh Tuhan Yesus Kristus pada malam waktu Ia diserahkan (beberapa waktu sebelum Ia ditangkap). Perjamuan ini adalah perjamuan yang dilakukan oleh Tuhan bersama dengan murid-muridNya sebaga bentuk persiapan mereka untuk menghadapi masalah besar yang akan segera terjadi yang di dalamnya akan ada penyangkalan, ketakutan, bahkan pengkhianatan.

Tentu saja bahwa Perjamuan yang disebutkan terakhir ini tidak akan memberikan tempat bagi anak-anak sebab mereka belum mampu untuk memikirkan dan terlibat dalam perkara berat dalam pergumulan iman untuk perkara kehidupan tanggung jawab seperti itu.

Jika gereja melihat Perjamuan Kudus lebih pada dimensi pertama, maka anak-anak tentu boleh ikut di dalamnya dan jika gereja lebih melihat Perjamuan Kudus dalam dimensi Perjamuan yang dikhususkan Oleh Tuhan Yesus bagi pergumulan iman dan kesediaan untuk menjadi pribadi yang bertanggung jawab sepenuhnya mengikut Yesus di dunia ini, maka anak-anak tentu masih harus menunggu sampai mereka dewasa untuk juga bisa terlibat di dalamnya.

Apabila gereja melihat bahwa kedua dimensi ini harus dipadukan, maka anak bisa diikutkan dalam Sakramen Perjamuan Kudus dengan pengaturan khusus supaya tidak menghilangkan dimensi perlunya penghayatan panggilan turut menderita demi Kristus dalam hidup ini sebab bagi anak-anak, Perjamuan Kudus itu pasti lebih dilihat sebagai pesta dari pada panggilan untuk menghayati kesediaan untuk menderita demi pelayanan bagi Kristus.

Salam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

3 Dilihat