30 April 2025

SEGALA YANG DILAKUKANNYA BAIK

Rabu, 30 April 2025
Renungan Pagi

2 Samuel 3:36
Ketika seluruh rakyat melihat hal itu, mereka menganggap hal itu baik, seperti segala sesuatu yang dilakukan raja dianggap baik oleh seluruh rakyat.

SEGALA YANG DILAKUKANNYA BAIK

Perbuatan baik itu bisa dianggap baik atau buruk oleh orang tergantung pada siapa yang memberi tanggapan tetapi juga tergantung pada yang melakukan tindakan.

Hal baik pun akan dianggap buruk oleh mereka yang selalu berpikiran dan berprasangka buruk tentang sesamanya. Bagi mereka yang berprasangka buruk, memang sulit untuk melihat hal yang baik dalam kehidupan ini.

Tidak makan roti sepanjang hari adalah tanda berkabung Raja Daud terhadap Abner yang dibunuh oleh Yoab. Daud berkabung karena memang berkabung dan bukan berkabung hanya untuk menutupi kedoknya, sebab bisa terjadi bahwa sebenarnya pembunuhan Abner adalah tanggung jawab moral raja Daud sebagai dalang di belakang kejadian itu.

Raja Daud melakukan yang baik sebab ia memang orang baik dan itu terbukti bahwa semua yang dilakukannya selalu dianggap baik oleh rakyat. Raja yang baik akan dipercayai oleh rakyat.

Orang yang suka berkedok kebaikan untuk mencapai tujuannya secara pribadi akan ketahuan dan orang yang selalu baik sebab ia memang baik akan selalu dipercayai oleh orang banyak.

Ibrani 13:16
Dan janganlah kamu lupa berbuat baik dan memberi bantuan, sebab korban-korban yang demikianlah yang berkenan kepada Allah.

1 Dilihat

29 April 2025

DENGAN MAKSUD MERENDAHKAN HATIMU

Selasa, 29 April 2025
Renungan Pagi

Ulangan 8:2
Ingatlah kepada seluruh perjalanan yang kaulakukan atas kehendak TUHAN, Allahmu, di padang gurun selama empat puluh tahun ini dengan maksud merendahkan hatimu dan mencobai engkau untuk mengetahui apa yang ada dalam hatimu, yakni, apakah engkau berpegang pada perintah-Nya atau tidak.

DENGAN MAKSUD MERENDAHKAN HATIMU

Perjalanan yang dilakukan oleh orang Israel, yaitu perjalanan meninggalkan tempat perbudakan di Mesir menuju ke tanah perjanjian yang berlimpah-limpah susu dan madunya. Perjalanan itu adalah perjalanan yang disebut sebagai perjalanan atas kehendak TUHAN.

Perjalanan hidup manusia di dunia ini adalah perjalanan hidup yang adalah kehendak Tuhan. Tidak ada seorang pun dengan tempat, keluarga yang menjadi tempatnya atau keadaan lahirnya adalah pilihannya sendiri melainkan ada karena kehendak TUHAN.

Maksud perjalanan hidup ini adalah untuk TUHAN mengetahui hati umatNya. Perjalanan di padang gurun selama empat puluh tahun adalah perjalanan yang berat sebab merupakan pengembaraan yang seakan tanpa tujuan; banyak kesulitan dalam bentuk kekurangan kebutuhan dasar, yakni makam dan minum; juga ada peperangan.

Tuhan merendahkan hati orang Israel dengan membawanya ke keadaan yang sulit untuk mengetahui tentang apakah mereka dalam keadaan itu mereka belajar mengandalkan TUHAN atau sebaliknya apakah menjadi sombong dengan mengandalkan apa yang ada pada dirinya atau menjadi orang yang mempersalahkan Tuhan dengan segala yang terjadi dalam kehidupan ini.

Kualitas terakhir yang diupayakan untuk dicapai oleh manusia adalah berpegang pada perintah Tuhan dalam segala situasi, baik susah maupun senang. Berpegang pada perintah Tuhan bukan hanya secara kasat mata tetapi terutama sebagai dorongan dari hati yang setia kepada Tuhan.

Mazmur 103:17-18
Tetapi kasih setia TUHAN dari selama-lamanya sampai selama-lamanya atas orang-orang yang takut akan Dia, dan keadilan-Nya bagi anak cucu, bagi orang-orang yang berpegang pada perjanjian-Nya dan yang ingat untuk melakukan titah-Nya.
1 Dilihat

28 April 2025

ZAMAN KASIH KARUNIA

ZAMAN KASIH KARUNIA

(Roma 6:5-15)

Persekutuan Kaum Perempuan yang dikasihi Tuhan;

Kita bersyukur kepada Tuhan yang telah mati dan bangkit untuk kita, maka karena itu kita dapat menjalani kehidupan persekutuan sebagai sesama yang telah diselamatkan di dalam kasih karunia yang disampaikan kepada semua manusia yang percaya dan mau menerima kasih Tuhan Yesus Kristus.

Hal pertama untuk kita lihat dalam bacaan ini adalah bahwa kita ini menjadi sama dengan kematian dan kebangkitan Tuhan Yesus Kristus. Hal yang sama dengan kematian-Nya adalah bahwa dosa (manusia lama) kitalah yang disalibkan sehingga dosa itu yang menjadi mati; mati artinya tidak ada lagi. Orang yang merayakan kematian Tuhan Yesus Kristus adalah orang-orang yang tidak ada lagi dosa dalam kehidupannya – maut tidak berkuasa lagi atas hidupnya; sebab siapa yang telah mati, ia telah bebas dari dosa.

Orang yang bebas dari dosa tidak lagi berbuat supaya dibenarkan – prinsip hukum Taurat itu – melainkan berbuat karena telah diselamatkan oleh kasih karunia. Manusia yang merayakan Paskah adalah manusia yang hidupnya menyadari bahwa ia yang sebenarnya tidak layak dikasihi tetapi diterima dan dibenarkan di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.

Menjadi sama dengan kebangkitan Kristus memiliki makna ganda; pertama bahwa orang yang telah mati di dalam Tuhan akan bangkit kembali dan mewarisi kehidupan kekal di dalam sorga. Keyakinan ini harus ada dalam seluruh hidup orang yang disebut sebagai orang Kristen, bahwa ketika ia mati, maka ia akan dibangkitkan di dalam kasih Tuhan Yesus dan naik ke surga. Makna yang kedua dari bangkit bersama Kristus adalah bahwa Kristus itu bangkit karena Ia telah hidup di hadapan Allah dengan melakukan kehendak Allah sepanjang hidup-Nya. Merayakan kebangkitan Yesus Kristus artinya janji untuk membaktikan seluruh hidup kepada Allah yang telah mengasihi seluruh umat manusia; tetapi kamu hidup bagi Allah dalam Kristus Yesus, juga … “Dan janganlah kamu menyerahkan anggota-anggota tubuhmu kepada dosa untuk dipakai sebagai senjata kelaliman, tetapi serahkanlah dirimu kepada Allah sebagai orang-orang, yang dahulu mati, tetapi yang sekarang hidup. Dan serahkanlah anggota-anggota tubuhmu kepada Allah untuk menjadi senjata-senjata kebenaran.”

Merayakan Paskah yang benar adalah menyadari bahwa dosa telah dikalahkan, hidup tidak lagi dikuasai oleh dosa melainkan dikuasai sepenuhnya oleh kasih karunia Tuhan Yesus Kristus yang telah mengalahkan dosa dan memberikan kasih karunia keselamatan yang penuh kepada manusia melalui kematian dan kebangkitannya. Merayakan Paskah adalah bentuk ucapan syukur atas kasih Allah yang menyelamatkan sehingga seluruh hidup ini menjadi hidup yang didasari oleh kasih karunia itu sekaligus menampakkan kasih karunia itu dalam seluruh kehidupannya; sehingga hidup kita sekarang adalah hidup yang membentuk zaman yang disebut zaman kasih karunia, situasi yang tidak lagi kuasa dosa di dalamnya dan tidak ada niat lagi untuk melakukan dosa.

Tuhan yang memberi keselamatan melalui kebangkitan-Nya akan memampukan kita hidup dalam zaman kasih karunia dan akan terus menyempurnakannya sampai kepada keselamatan yang kekal; Amin.
1 Dilihat

MEMATIKAN KEBENCIAN DAN KEMUNAFIKAN

Yohanes 12:1-11

 

MEMATIKAN KEBENCIAN DAN KEMUNAFIKAN; MENGHIDUPKAN KETULUSAN DAN TANGGUNG JAWAB

 

Bapak, Ibu, Saudara-Saudari yang dikasihi Tuhan;

 

Dari perikop bacaan kita kali ini, dikisahkan tentang Yesus yang ada di rumah Lazarus.

 

Kisah ini tentu berlatar belakang dari kisah dalam pasal 11 yang menceritakan tentang Lazarus yang dibangkitkan oleh Yesus dari kematian. Yesus yang membangkitkan Lazarus membuat imam-imam kepala semakin kehilangan muka dan pengaruh di tengah-tengah kehidupan bangsa Israel yang menyegani mereka sebagai pemimpin rohani dalam wibawa Tuhan kini semakin memudar oleh kuasa Allah yang dimiliki Yesus yang nampak dalam segala pelayanan yang dilakukan-Nya.

 

Kebencian para imam kepala membuat mereka marah kepada Yesus dan merencanakan untuk membunuh Yesus; Pemimpin agama merencanakan pembunuhan. Timbul kemunafikan dalam kehidupan mereka yang mengaku melayani Tuhan tetapi ternyata lebih mem entingkan kehormatan pribadi dalam diri mereka.

 

Yesus mengunjungi Lazarus, Marta, dan Maria -- tiga orang bersaudara, bisa merupakan undangan kepada Yesus sebagai bentuk syukur dari keluarga ini atas apa yang telah dilakukan oleh Yesus sebelumnya tetapi bisa juga karena Yesus memang mengasihi keluarga ini. Apakah salah satu alasan yang benar atau keduanya sekaligus, itu bukan masalah, yang penting adalah bahwa ketika Tuhan Yesus hadir dalam kehidupan seseorang, datang ke dalam sebuah keluarga, maka di sana akan ada sukacita besar yang terjadi. Ketika Tuhan diundang ke dalam persekutuan jemaat, maka akan ada kebahagiaan yang tidak terkira di dalam Jemaat.

 

Marta rupanya adalah koki dalam rumah tangga; ia melayani Yesus; Lazarus menemani Yesus dan Maria mewakili keluarga untuk menyatakan isi hati mereka yang tulus kepada Kristus yang mengasihi mereka. Ia menuangkan minyak narwastu seharga 300 dinar ke kaki Tuhan Yesus dan menyekanya dengan rambutnya. Ini adalah sebuah pengorbanan yang besar. Jika 1 Dinar adalah upah kerja sehari (bnd. Matius 20:2), maka itu seharga gaji pekerja harian selama setahun. Jika dibandingkan dengan upah harian sekarang yang dirata-ratakan Rp. 100.000/hari, maka itu sebanyak Rp. 30.000.000,- (tiga puluh juta rupiah).

 

Maria dan keluarganya tidak merasa rugi untuk melakukan ini, karena kasihnya yang besar kepada Tuhan Yesus. Orang yang perhitungan dalam banyak hal yang akan dilakukannya kepada Tuhannya, berarti tidak mengasihi Tuhannya dengan tulus. Maria bersedia mengorbankan minyak Narwastu yang mahal karena Yesus memberi kehidupan kepada saudaranya dan ia bersyukur karena Lazarus yang menjadi harapan hidupnya dibangkitkan sehingga mereka tidak kehilangan kehormatan.

Yudas gusar dengan apa yang disebutnya sebagai pemborosan dalam apa yang dilakukan Maria. Sering orang memang menggunakan sesuatu yang tidak pada tempatnya. Maria telah melakukan hal mengingat hari penguburan, yaitu kasih. Orang yang penuh kasih tidak akan menyesal meninggalkan dunia ini dan orang tidak akan menyesal melepaskan kepergian orang jika ia telah menyatakan kasih yang besar kepada orang itu.

 

Yudas berkedok kasih dan pelayanan tetapi sebenarnya ia adalah pribadi yang penuh dengan kemunafikan. Semua yang dilakukannya hanya untuk kepentingannya sendiri. Orang seperti ini tidak akan pernah menemukan kebahagiaan yang sesungguhnya sebab tidak hal baik yang sungguh-sungguh dilakukannya dalam hidup ini selain semuanya hanya demi kepuasan materi yang mengeringkan jiwanya.

 

Cerita diakhiri dengan kenyataan bahwa imam-imam kepala menjadi semakin jahat dengan merencanakan pembunuhan Lazarus juga. Orang tidak bersalah pun dikorbankan, itulah kejahatan. Kejahatan akan selalu membesar dalam kehidupan mereka yang selalu melawan kehadiran Tuhan dalam kehidupannya.

 

Pada kesempatan ini, mari kita menyadari bahwa kasih itu menumbuhkan ketulusan dan tanggung jawab karena itu marilah mengupayakannya; sedangkan kemunafikan itu hanya akan menumbuhkan kejahatan, maka jauhilah.

 

Tuhan Yesus memberkati kita semua.

Amin.
1 Dilihat

ROH DAN HATI NURANI

Roma 8:22-27

22 Sebab kita tahu, bahwa sampai sekarang segala makhluk sama-sama mengeluh dan sama-sama merasa sakit bersalin. 23 Dan bukan hanya mereka saja, tetapi

kita yang telah menerima karunia sulung Roh, kita juga mengeluh dalam hati kita sambil menantikan pengangkatan sebagai anak, yaitu pembebasan tubuh kita. 24 Sebab kita diselamatkan dalam pengharapan. Tetapi pengharapan yang dilihat, bukan pengharapan lagi; sebab bagaimana orang masih mengharapkan apa yang dilihatnya? 25 Tetapi jika kita mengharapkan apa yang tidak kita lihat, kita menantikannya dengan tekun.

26 Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan. 27 Dan Allah yang menyelidiki hati nurani, mengetahui maksud Roh itu, yaitu bahwa Ia, sesuai dengan kehendak Allah, berdoa untuk orang-orang kudus.

 

ROH DAN HATI NURANI

 

Salam sejahtera bagi kita sekalian.

Persekutuan Wanita yang boleh berkumpul pada kesempatan ini, kita membaca bagian Alkitab yang mengajarkan kepada kita tentang pengharapan manusia yang sama untuk semua orang yaitu terbentuknya keadaan yang baik bagi semua orang.

 

Pembacaan ini mengingatkan bahwa manusia itu sama; dipakai istilah seluruh makhluk untuk mengingatkan hakikat seluruh manusia itu sama, baik yang percaya kepada Tuhan maupun yang tidak, bahkan seluruh makhluk di dunia ini punya kesamaan. Ibu-Ibu yang dikasihi Tuhan, sudah jelas disampaikan bagi kita dua hal yang sama pada segala makhluk, yaitu keluhan dan sakit bersalin.

 

Pertama, mengeluh. Mengeluh artinya bahwa manusia memiliki beban-beban kehidupan untuk diselesaikan; setiap beban hidup harus diurus dengan baik supaya kehidupan terasa nyaman dan sejahtera; bahkan manusia harus mengurus dengan baik agar sebisa mungkin tidak ada beban kehidupan yang dibiarkan menekan hidup ini.

 

Tetapi keluhan yang paling utama yang dimaksudkan dalam bacaan ini adalah tentang bagaimana supaya setiap orang memiliki hidup yang baik. Orang yang hidupnya mapan sehingga seluruh beban hidupnya bisa diatasinya tetap akan mengeluh atau dikeluhkan orang kalau ia adalah orang yang tidak beriman. Kelemahan manusia yang paling fatal adalah kelemahan iman. Ibu-ibu yang adalah ibu kehidupan (Hawa artinya ibu semua yang hidup) bertanggung jawab untuk mengupayakan agar keluhan kelemahan iman itu semakin berubah menjadi pengharapan.

 

Pengharapan iman adalah sesuatu yang dirindukan untuk tercapai dan dengan demikian hal itu menjadi tujuan iman pula. Apakah Ibu-Ibu sudah tahu tujuan iman itu? Di dalam 1 Petrus 1:9 disampaikan bahwa tujuan iman adalah keselamatan jiwa. Dalam pembacaan ini, diungkapkan bahwa pengharapan iman itu adalah karunia sulung Roh; yang pertama harus dimiliki manusia di atas segalanya adalah pengharapan akan keselamatan. Orang yang berpegang pada pengharapan ini akan tekun menantikannya dan menantikannya di dalam hidup yang baik yang tidak menjadi keluhan bagi manusia yang ada di sekitarnya.

 

Pengharapan itu tidak terlihat tetapi diketahui dengan pasti akan keberadaannya. Orang yang tidak peduli akan hal ini pastilah hidupnya akan menjadi buruk dan hidupnya tidak akan mengalami pembebasan tubuh dari terjerat oleh pekerjaan, urusan-urusan duniawi, kebimbangan, kekuatiran, dan hidupnya akan dipenuhi dengan keluhan-keluhan tentang berbagai hal.

 

Setiap orang ingin selamat; hati nurani setiap orang pasti mengingatkan dirinya dan mendorong dirinya untuk mengalami ketenangan di dunia ini dan meraih keselamatan itu pada akhirnya. Kalau hal ini tidak ada dalam hati nuraninya, maka percumalah ia menjadi manusia.

 

Manusia semuanya memiliki hati nurani tetapi ada orang yang hati nuraninya sudah tertutup oleh segala cara hidup yang dikeluhkan oleh orang lain tentang dirinya yang jauh dari keselamatan. Manusia yang hati nuraninya masih bisa mengeluh maka biarlah ia membiarkan Roh (kuasa Tuhan yang ajaib) untuk mengubahkan hidupnya. Manusia perlu berdoa bagi dirinya dan bagi sesamanya untuk semakin diubahkan dari cara hidup 'keluhan' ke arah pengharapan; kita tidak tahu berdoa tetapi berdoa saja, sebab Roh yang ada di dalam hati nurani yang diserahkan kepada Tuhan, Roh itulah yang akan berdoa bagi orang kudus, yaitu mereka yang menantikan keselamatan.

 

Kedua, sakit bersalin. Semua orang mengetahui bahwa bersalin itu sakit; Laki-laki mengetahuinya tetapi perempuan mengalaminya. Ini adalah sebuah gambaran bahwa untuk melahirkan hidup yang berpengharapan, orang percaya perlu bersedia menanggung sakit dan bukannya menyakiti orang lain. Semakin orang bersedia menanggung rasa sakit untuk melahirkan yang baik, semakin tinggi pengharapan di sana. Semua harapan yang terkandung dalam hati nurani harus dilahirkan menjadi pengharapan yang akan mengantar ke keselamatan.

 

Teruslah berjuang meski harus merasakan sakit bersalin sampai lahir hidup berpengharapan di dunia ini; teruslah berpengharapan sampai keselamatan itu pada akhirnya menjadi sempurna; teruslah mendoakan semua itu dengan hati nurani yang dituntun Roh.

 

Terpujilah Kristus selama-lamanya.

Amin.
1 Dilihat

PRIBADI YANG BERTUMBUH

Markus 4:26-34

PRIBADI YANG BERTUMBUH

Sidang Jemaat yang dikasihi Tuhan;

Manusia adalah makhluk yang dinamis; selalu berubah dari waktu ke waktu. Secara alamiah, manusia menjadi semakin lebih tua sehari dari setiap harinya dan barang baru akan menjadi usang seiring berjalannya waktu. Kalau manusia tidak mau berubah, maka ia akan menjadi asing di dalam kehidupan ini.

 

Saudaraku yang saya kasihi; dalam dinamisnya kehidupan ini, ada hal-hal yang tidak boleh diubah, yaitu hal yang bersifat pokok, iman. Iman tidak boleh diubah dari percaya kepada Tuhan Yesus Kristus sebagai satu-satunya  Juruselamat menjadi iman yang mengatakan bahwa Jalan Keselamatan itu bisa juga ada pada hal yang lain selain Yesus, yaitu berkelakuan baik seperti yang dikemukakan oleh aliran Kristen yang sedang marak dipertentangkan saat ini yang disebut Kristen Progresif.

 

Iman yang tidak boleh berubah itu bukan berarti tidak bertumbuh melainkan harus semakin menjadi besar dan menghasilkan buah pada akhirnya. Sebelum sampai pada hasil, mari kita lihat bahwa manusia dalam hidupnya diibaratkan oleh Tuhan sebagai benih yang bertumbuh dan menjadi besar (bahkan sangat besar) dan berguna bagi orang lain.

 

Pertama, benih iman kita adalah mendengar firman. Setiap orang yang selalu mau mendengar firman, maka ia memiliki harapan tentang hidup yang bertumbuh dalam kehidupan ini. Mereka yang tidak mau mendengar Firman Tuhan akan menjadi orang yang kurus disebut ’stunting’ dalam bidang kesehatan; sebab kekurangan makanan; Ada semboyan rohani yang harus kita hayati dalam hidup ini, yaitu:  ’Firman Allah (Membaca Alkitab) adalah makanan Rohani setiap hari. Bukan hanya bersedia mendengar Firman yang disampaikan dalam ibadah yang terjadwal rutin tetapi terutama bagaimana setiap orang menyiapkan dirinya untuk membaca Alkitab secara teratur setiap hari.

 

Hal kedua, benih itu kecil tetapi kalau ia ditanam, maka ia akan bertumbuh menjadi tanaman yang besar dan memberi pengharapan. Benih yang hanya disimpan pada akhirnya zat hidup dan pertumbuhan yang ada di dalamnya pada akhirnya akan mati total dan sulit lagi untuk memperoleh bibit seiring semakin banyaknya waktu hidup yang berlalu dan semakin sedikit waktu hidup yang tersisa. Menanam benih artinya melakukan Firman Tuhan yang didengar/dibaca. Orang yang menutup hatinya untuk menerima dan melakukan firman Tuhan adalah mereka yang tidak pernah bertumbuh dalam hidupnya.

 

Hal ketiga, pertumbuhan iman itu adalah dari Allah; orang itu tidak tahu bagaimana terjadinya pertumbuhan itu (ayat 27). Berdoalah kepada Allah agar hidup berimanmu bertumbuh, doakanlah anak-anak untuk bertumbuh dalam kasih Tuhan dan bukan oleh kata-kata makian yang kasar setiap hari. Arahkanlah anak-anakmu di dalam kasih Tuhan maka mereka akan menjadi pribadi yang bertumbuh di dalam Tuhan.

 

Terakhir, orang yang bertumbuh itu mengarah ke kehidupan yang semakin berbuah bagi orang lain; sawi adalah sayuran yang dimakan sebagai makanan yang bergizi dan carangnya menjadi tempat bertengger bahkan bersarang bagi burung-burung. Orang yang bertumbuh dalam iman menurut pengakuannya tetapi hidupnya tidak berguna bagi orang lain bahkan cenderung mengacaukan adalah sebuah kebohongan.

 

Hal kecil yang dirasakan; hal kecil tapi berguna bagi orang lain itu lebih baik dari pada omong besar tetapi hanya sebatas di bibir saja.

Terpujilah Tuhan yang memberi pertumbuhan.

Amin.
1 Dilihat

MUJIZAT PERTAMA

 

Yohanes 2:1-11

MUJIZAT PERTAMA

 

Sidang Persekutuan Perempuan yang dikasihi Tuhan;

 

Tuhan Yesus dalam kehidupan ini melakukan banyak mujizat untuk memberi kekuatan kepada manusia bahwa di dalam Allah tidak ada hal yang mustahil dan manusia yang terbatas dan rapuh dapat menjadi kuat dan teguh dalam menjalani kehidupan setiap hari.

 

Dari kisah perkawinan di Kana memberi peringatan bagi kita bahwa manusia harus berusaha dengan baik agar kehidupan ini tidak kehabisan anggur. Pakai sesuai dengan keadaan dan upayakan untuk selalu ada persediaan untuk masa di mana akan banyak orang yang datang ke dalam kehidupan ini.

 

Manusia dalam proses kehidupan pasti akan mengalami kekurangan (bahkan kehabisan) sebaik apa pun persiapan yang dilakukannya. Tetapi orang yang mengundang Tuhan ke dalam kehidupannya, maka Tuhan akan bertindak untuk memberinya segala hal yang dibutuhkannya dalam kehidupan ini.

 

Hal berikut, untuk kita ketahui adalah bahwa terjadinya mujizat Tuhan dalam kehidupan ini harus disertai dengan kesediaan untuk melakukan perintah Tuhan dalam kehidupan ini -- ”Apa yang di ka ta kan ke pa da mu, buatlah itu!”; lakukan yang bisa kita lakukan dan Allah yang melakukan selebihnya.

Menimba air itu yang bisa kita lakukan dan mengubah air itu menjadi anggur adalah kuasa Allah bagi orang-orang yang dikasihi-Nya.

Mari melihat bagaimana peran perempuan dalam terjadinya Mujizat air menjadi anggur, yaitu mujizat pertama yang dilakukan oleh Tuhan Yesus dalam pelayanan yang dilakukanNya di dunia ini.

 

Dapat dikatakan bahwa mujizat air menjadi anggur adalah mujizat yang terjadi belum pada waktunya; Tuhan Yesus berkata: “… Saat-Ku belum tiba.” Secara moral, Tuhan Yesus belum siap sepenuhnya untuk memulai tugasnya, tetapi Maria, ibunya, mendorong anaknya untuk bertindak melakukan tugasnya tanpa harus menunda-nunda waktu lagi.

 

Perempuan (kaum ibu) bertanggungjawab untuk mendorong anak-anaknya berani berbuat sehingga kehidupan dipenuhi dengan mujizat-mujizat kehidupan; tidak perlu membayangkan tentang hal mustahil yang menjadi mungkin, air menjadi anggur atau batu menjadi roti tetapi bagaimana anak-anak berpikir dengan baik sehingga seluruh hidupnya dipakainya untuk mengembangkan seluruh talenta yang dimilikinya sehingga timbul kasih Allah yang memberkatinya menjadi anak yang memiliki damai sejahtera.

 

Sekali lagi diulangi bahwa Perempuan adalah pendorong utama terjadinya mujizat pertama, Air menjadi anggur itu; demikian juga perempuan terpanggil untuk mendorong kehidupan ini agar selalu ada mujizat yang terjadi setiap waktu dan hidup ini dipenuhi dengan damai sejahtera.

 

Dalam kisah air menjadi anggur yang dilakukan oleh Tuhan Yesus, anggur itu lambang damai sejahtera; hidup yang sentosa. Hidup yang selalu tersedia kebaikan di dalamnya; Perempuan pendorong utama terjadinya hal ini.

 

Perempuan tidak untuk selalu mengeluh melainkan untuk dengan iman percaya bahwa apa pun yang dikatakan oleh Tuhan adalah untuk memberi damai sejahtera bagai umat manusia.

 

Tuhan Yesus memberkati kita semua untuk mendorong kehidupan ini selalu melakukan perintah Tuhan sebab itulah mujizat yang utama, bahwa setiap orang melakukan kehendak Allah dan damai sejahtera terwujud dalam kehidupan ini.

 

Mari membuat pesta kehidupan tidak kehabisan anggur dengan selalu percaya akan kasih Allah dan selalu bersedia melakukan apa pun yang dikatakan Allah kepada umat-Nya.

 

Amin.

1 Dilihat

MENCARI JIWA

MENCARI JIWA

(Pdt. Bangaran Pasamboan, S.Th.)

Pengantar

Pengurus PPGTM Jemaat Tobadak 1 memberi saya kepercayaan untuk memimpin materi Pembinaan pada kegiatan ibadah Padang PPGTM Jemaat Tobadak 1. Saya kesulitan untuk menentukan tentang tema yang dibutuhkan oleh pemuda-pemudi dan bentuk kegiatan pembinaan yang sesuai. Pemuda dengan kompleksitas kebutuhannya akan berbagai hal untuk pengembangan potensi diri dalam menghadapi berbagai tantangan dan mengisi berbagai peluang kehidupan, maka pada akhirnya dengan lebih banyak melirik ke keadaan intern kepemudaan di Jemaat Tobadak 1, maka pada akhirnya dipilih judul ini untuk memulai perhelatan pemuda dari mengenal diri sendiri.

Judul materi ini dibisikkan oleh suara kerinduan akan partisipasi aktif seluruh anggota Pemuda dalam seluruh bentuk kegiatan Pemuda dan bukan hanya iman temporer atau situasional.

Mengingat bahwa ini adalah  ibadah padang, maka seluruh bentuk kegiatan sifatnya bermain di alam untuk bertemu dengan Penciptanya, maka khusus untuk materi ini akan disampaikan dalam bentuk ceramah yang diakhiri dengan sharing dan diskusi. Dibutuhkan keseriusan untuk hal-hal yang prioritas.

Cakupan

Mencari jiwa adalah istilah yang muncul dalam lagu Sekolah Minggu di mana setiap orang harus mampu mencari jiwa, paling tidak satu orang menemukan seorang lagi untuk diselamatkan. Setiap orang bisa menyelamatkan orang lain dengan mencarinya dan membawanya kepada Tuhan. Keselamatan tidak ada di dalam nama lain selain di dalam nama Tuhan Yesus (Kisah Para Rasul 4:12).

Istilah ini bermula dari panggilan Tuhan Yesus untuk pergi dan memuridkan semua orang di dunia ini; membaptiskan mereka dalam nama Bapa, Anak, dan Roh Kudus (Matius 28:18-20).

Setiap orang yang percaya kepada Tuhan Yesus terpanggil untuk mengambil bagian dalam karya keselamatan Allah itu dalam panggilan gereja, yaitu bersaksi (Yunani:                    ), bersekutu (Yunani:                      ), dan melayani (Yunani:                       ). Dalam panggilan ini, setiap orang terpanggil untuk mewujudkannya pada dirinya sendiri dan bagi orang lain. Dengan demikian tergambar bahwa cakupan mencari jiwa adalah diri sendiri dan kemudian orang lain.

Pada sisi lain, mencari jiwa adalah upaya untuk mencari manusia secara utuh: raga dan jiwanya. Seringkali orang melakukan kesalahan dengan berpikir bahwa jiwa hanyalah jumlah statistik dan bukan pada manusia secara utuh. Memang sering jumlah dinyatakan dalam hitungan jiwa tetapi tidak semua jiwa itu adalah jiwa yang menjiwai keberadaannya sebagai bagian dari persekutuan.

Sebagai persekutuan, seluruh program yang dikerjakan dalam gereja adalah upaya untuk mencari jiwa, tetapi sering terjadi bahwa jiwa-jiwa yang ada hanyalah jiwa yang hanya menjiwai kegiatan, terikat pada acara, dan tidak pada panggilanya secara utuh.

Sisi Praktik

Panggilan gereja yang telah kita bahas secara bersama di atas, adalah sebuah panggilan yang sedianya mewarnai kehidupan seluruh orang percaya, baik secara pribadi maupun sebagai persekutuan. Panggilan gereja dapat dibedakan tetapi tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Dalam persekutuan ada kesaksian dan pelayanan, kekuatan kesaksian hanya bisa dirasakan ketika dilakukan selaras dengan persekutuan dan pelayanan; dan pelayanan yang berhasil hanyalah mereka yang melakukannya dalam semangat persekutuan dan kesaksian.

Satu segi yang hilang dari panggilan itu, maka semuanya hilang sebab suatu panggilan bisa secara langsung punya pengertian yang sama dengan yang lainnya. Sebagai contoh; pergi beribadah itu adalah panggilan persekutuan tetapi pada sisi yang lain, itu menjadi kesaksian bagi orang lain bahwa orang Kristen itu memang rajin beribadah.  Orang yang suka melayani akan menjadi kesaksian yang baik sekaligus akan terhubung secara positif ke persekutuan.

Mengakhiri bagian ini, mari kita menyadari bahwa panggilan gereja harus dilakukan dalam kesatuan dan secara utuh; tidak dipengaruhi oleh situasi manusia tetapi sepenuhnya didasari oleh kesadaran akan kasih Allah.

Tempat

Mengacu pada cakupan tugas mencari jiwa, maka pada bagian ini fokus kita diarahkan untuk bagaimana mencari jiwa sendiri yang tempatnya ada di dalam diri sendiri. Setiap orang terbentuk jiwanya melalui pengalaman hidupnya setiap hari. Apa yang biasa dilakukan seseorang itu menjadi sesuatu yang menyatu dengan jiwanya. Karena itu cara hidup yang baik yang biasa dilakukan oleh seseorang akan menjadi jiwanya dan orang yang terbiasa dengan menjauhkan diri dari perkara-perkara yang baik akan bertentangan jiwanya dengan perkara-perkara itu.

Tempat untuk mencari jiwa adalah pada diri sendiri dan dari pencarian itu akan secara tidak langsung mengajak orang lain untuk juga mencari jiwanya sendiri sehingga setiap orang menemukan jiwanya dan setiap orang akan sebab jiwa manusia selalu merindukan tempatnya, yaitu bahwa ia bukan tergantung pada tubuh ini tetapi ia adalah milik dari Pribadi yang sungguh-sungguh dirindukannya; jiwa sebenarnya selalu merindukan agar ia berada pada hadirat dari mana dia berasal, yaitu dari kebenaran, keadilan, kesetiaan, ketulusan, kesungguhan; jiwa adalah milik Sang Pencipta (Yeh. 18:4)

Penutup

Sebagai bagian akhir dari materi ini, mari kita melihat beberapa ayat yang bisa menuntun untuk menemukan jiwa bersama Tuhan yang adalah pemilik segala sesuatu:

Ams 25:25 Seperti air sejuk bagi jiwa yang dahaga, demikianlah kabar baik dari negeri yang jauh.

Rat 3:25 TUHAN adalah baik bagi orang yang berharap kepada-Nya, bagi jiwa yang mencari Dia.

2 Taw 15:12 Mereka mengadakan perjanjian untuk mencari TUHAN  Allah nenek moyang mereka, dengan segenap hati dan jiwa.

Mazmur 33:20 Jiwa kita menanti-nantikan TUHAN. Dialah penolong kita dan perisai kita!

Ams 27:9  Minyak dan wangi-wangian menyukakan hati, tetapi penderitaan merobek jiwa.

Mzm 66:9 Ia mempertahankan jiwa kami di dalam hidup dan tidak membiarkan kaki kami goyah.

Mazmur 100:2  Buatlah jiwa hamba-Mu bersukacita, sebab kepada-Mulah, ya Tuhan, kuangkat  jiwaku.

 

Semua yang telah dikemukakan akan mengantar kita untuk berdiskusi dan berbagi satu dengan yang lain.

 

1 Dilihat

KEMERDEKAAN SEJATI HANYA ADA DI DALAM YESUS KRISTUS

KEMERDEKAAN SEJATI HANYA ADA DI DALAM YESUS KRISTUS

(Yohanes 8:30-36)

 

Sidang jemaat yang dikasihi Tuhan;

 

Merdeka!!

 

Teriakan merdeka pasti akan disambut dengan orang secara meriah kalau itu diteriakkan pada sekitar masa perayaan Hari Ulang Tahun kemerdekaan; dekat-dekat 17-an Agustus; baik sebelum atau sesudahnya – eh sangat dekat paling jauh seminggu dari tanggal tepatnya atau yang biasa disebut hari H peringatan HUT kemerdekaan. Tetapi coba teriakkan itu pada sebulan sebelumnya atau sebulan sesudahnya, maka orang akan berpikir bahwa ada yang salah pada otak orang yang meneriakkan slogan perjuangan untuk mencapai kemerdekaan itu.

 

Apa itu merdeka? Sering orang memahami istilah itu dalam gambaran merdeka artinya bebas seperti burung yang dapat terbang lepas ke mana saja dia mau pergi. Tetapi benarkah burung itu merdeka? Apakah burung itu terbang sesuka hatinya?

 

Adakah manusia di dunia ini yang sungguh-sungguh merdeka? Jawabnya: tidak ada. Mari kita coba analisa melalui pertanyaan kecil ini: Mengapa orang bekerja atau melakukan kegiatannya setiap saat? Semua jawaban yang muncul pada akhirnya akan mengarah kepada suatu kesimpulan bahwa manusia itu bekerja untuk mencari makan; orang bekerja karena perutnya lapar. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa setiap orang adalah hamba dari perutnya – diperintah oleh perutnya.

 

Secara politik, dalam kehidupan bernegara, merdeka artinya tidak dijajah oleh orang lain tetapi dapat mengatur negaranya sendiri – mengatur dirinya sendiri sehingga tidak dieksploitasi oleh pihak negara lain. Tetapi bagi orang Israel dalam pembacaan kita saat ini, arti kemerdekaan dilihat sebagai status strata sosial yang pada zaman itu terdiri dari orang merdeka, para tuan, dan para hamba. Keturunan Abraham yang tidak pernah menjadi hamba orang lain, adalah sebuah pernyataan yang salah sebab secara politis, sejak lima ratus tahun sebelum Tuhan Yesus lahir (tepatnya sejak tahun 586 SM) ketika mereka di tawan oleh Babel, maka sejak saat itu mereka dikuasai atau dijajah oleh bangsa lain secara berganti-ganti oleh bangsa-bangsa sesuai dengan peredaran roda politik kekuasaan pada masa itu. Mereka awalnya dikalahkan dan dijajah oleh Babel, yang kemudian Babel dikalahkan oleh Media dan Persia dan beralihlah kekuasaan dari Babel ke Persia; demikian selanjutnya kekuasaan berpindah lagi ke Yunani dan dari Yunani inilah pada akhirnya muncul kekaisaran Romawi yang menguasai daerah Timur Tengah termasuk Israel sekitar enam puluh tahun sebelum kelahiran Yesus Kristus. Hanya sedikit waktu di antara masa-masa yang digambarkan itu mereka menjadi bangsa yang merdeka ketika Yudas Makabeus memimpin perlawanan pada sekitar tahun 167 SM.

 

Manusia, sesungguhnya adalah hamba Allah; tetapi kemudian ia menjadi hamba dosa yang menguasai sendi-sendi kehidupan sejak dari dalam kandungan ibu (bnd. Mazmur 51:7). Dosa membuat orang ingin merdeka seperti burung yang pada akhirnya jatuh ke dalam berbagai bentuk perhambaan; ada yang diperhamba oleh kemalasan sehingga ia menjadi bodoh, miskin, masa bodoh. Ada orang yang diperhamba oleh hobby atau kegiatan kegemarannya, dan sangat banyak contoh yang dapat disebutkan untuk diperjuangkan agar manusia merdeka atasnya.

 

Sidang jemaat yang dikasihi Tuhan, kemerdekaan yang sejati hanya bisa diraih oleh manusia ketika ia menyerahkan dirinya kepada Tuhan Yesus Kristus yang memerdekakan manusia dari seluruh bentuk perhambaan dosa yang mengakibatkan penderitaan, kesukaran, kekacauan, sikap egoistis, dan jauh dari berkat-berkat Tuhan.

 

Dengan berserah kepada Tuhan Yesus Kristus, maka setiap orang bebas dari perhambaan dosa dan dari perhambaan dunia untuk mengupayakan terwujudnya damai sejahtera dalam kehidupan bersama dengan setiap orang di dalam kesadaran akan anugerah Allah yang tidak terhitung banyaknya. Setiap waktu mari kita meneriakkan pekik merdeka untuk membakar semangat juang melawan perhambaan di dunia ini.

 

Terpujilah Tuhan Yesus Kristus; Amin.

 

 

Merdeka!!!

1 Dilihat

IMAN YANG BESAR

IMAN YANG BESAR

(Pdt. Bangaran Pasamboan)

(Perenungan dari Teks Alkitab Matius 8:5-13)

 

Natal adalah peristiwa memperingati kelahiran Yesus Kristus yang telah datang ke dalam dunia ini dan sebagai momen yang mengingatkan kita bahwa kita sedang menanti kedatanganNya untuk kali yang kedua. Dengan demikian, Natal tidak akan terlepas dari mempersiapkan acara penyambutan Yesus Kristus yang seringkali merosot sampai menjadi mempersiapkan acara Natal yang meriah.

 

Jika seseorang terlalu sibuk untuk mempersiapkan acara penyambutan secara sempurna sampai hal-hal terkecil sekali pun, tetek bengeknya harus sebaiknya mungkin, kalau perlu takaran gula pasir yang dicampurkan ke air minum pun harus ditakar dengan secermat mungkin berdasarkan aturan-aturan tertentu tetapi ia tidak bertemu dengan yang disambut, maka ia adalah orang sukses yang malang.

 

Datang dan bertemu dengan Yesus adalah pertemuan yang indah jika dilakukan secara langsung dan bukan hanya melalui perantara. Perwira ini bisa menyuruh prajuritnya untuk datang meminta Yesus datang kepadanya yang saat itu membutuhkan pertolongan tetapi ia datang sendiri dan itu membuktikan bahwa ia serius beriman kepada Tuhan Yesus. Sering terjadi iman kita biarkan iman kita diwakili oleh orang lain dan kita hanya sibuk mengurus hidup kita sendiri.

 

Ketika Tuhan Yesus mau pergi ke rumahnya, perwira itu merasa tidak layak. Ia bisa melihat dirinya sebagai orang yang menurut pangkat adalah orang yang masih ada orang di atasnya dan ada prajurit di bawahnya yang bisa dia perintah secara mutlak tetapi ia hanyalah pribadi yang tidak dapat memerintah Tuhan untuk datang ke rumahnya.

 

Kerendahan hati dalam perasaan tidak layak itulah yang membuat iman percayanya dapat disampaikan dalam kalimat: ”… katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh.” Sebuah pengakuan iman yang hanya bisa dimiliki oleh mereka yang merasa tidak layak, bukan mereka yang merasa lebih hebat dari sesamanya karena berbagai faktor yang termasuk pengaruh dan kuasa yang dimilikinya.

 

Hal terakhir yang mau kita lihat dari Perwira yang memiliki iman yang lebih besar dari pada iman yang ada pada orang Israel adalah bahwa perwira ini datang untuk kesembuhan hambanya; perkara bodoh dalam pertimbangan manusia. Ada banyak perenungan yang bisa muncul dalam hati dan benak kita melalui cerita ini; tetapi tentulah ada hubungan kasih yang besar antara hamba dengan tuannya sehingga tuannya sendirilah yang berusaha untuk mencari kesembuhan bagi hambanya. Kalau pun hamba itu bukanlah hamba yang taat, maka itulah iman yang besar bahwa kita mau melakukan yang terbaik kepada sesama manusia.

 

Menyambut Yesus adalah harapan tentang terjadinya pertemuan yang terasa dan bermakna dengan Pribadi yang disambut itu; tentang bagaimana setiap pribadi dapat mengalami perjumpaan dalam hidupnya pribadi lepas pribadi sehingga perjumpaan itu membawanya pada hidup yang berjumpa dengan setiap orang dalam suasana damai sejahtera yang dibawa oleh Tuhan Yesus yang telah datang ke dalam dunia yang peristiwanya akan diperingati dalam acara Natal yang kita harapkan meriah, tetapi lebih dari itu – dan terutama bermakna bagi setiap orang untuk semakin menjadi pribadi yang beriman semakin besar setiap harinya.

 

Tuhan Yesus memberkati.

Amin.

1 Dilihat

MERENDAHKAN DIRI DI HADAPAN ALLAH

2 Tawarikh 33:10-13

33:10 Kemudian berfirmanlah TUHAN kepada Manasye dan rakyatnya, tetapi mereka tidak menghiraukannya.

33:11 Oleh sebab itu TUHAN mendatangkan kepada mereka panglima-panglima tentara raja Asyur yang menangkap Manasye dengan kaitan, membelenggunya dengan rantai tembaga dan membawanya ke Babel.

33:12 Dalam keadaan yang terdesak ini, ia berusaha melunakkan hati TUHAN, Allahnya; ia sangat merendahkan diri di hadapan Allah nenek moyangnya,

33:13 dan berdoa kepada-Nya. Maka TUHAN mengabulkan doanya, dan mendengarkan permohonannya. Ia membawanya kembali ke Yerusalem dan memulihkan kedudukannya sebagai raja. Dan Manasye mengakui, bahwa TUHAN itu Allah

 

MERENDAHKAN DIRI DI HADAPAN ALLAH

 

Dalam persiapan menyambut kedatangan Allah ke dalam dunia ini, secara liturgis manusia merenungkan arti penantian itu dalam masa empat Minggu Adven di mana manusia mempersiapkan dirinya untuk sungguh-sungguh ditemukan sebagai murid yang di dalam hidupnya karya keselamatan Allah telah nyata dan karena itu menjadi warga Kerajaan Allah yang berbahagia.

 

Manasye dan rakyatnya, pada masa pemerintahan Manasye -- 686-642 SM -- berada di bawah kekuasaan Asyur yang saat itu juga menguasai Babel sehingga karena takut kepada Asyur membuat mereka menyembah dewa Asyur dan menjauh dari Firman Tuhan.

 

Menjauh dari Tuhan juga adalah penyebab orang jauh dari sesamanya, cenderung melanggar hubungan dengan sesama, sehingga ketika Manasye tidak menghiraukan Firman Tuhan, maka ia juga semakin jatuh dalam ke dalam pelanggaran nilai-nilai kemanusiaan yang membuatnya ditangkap dengan kaitan oleh panglima-panglima Asyur, menawannya dan membawanya ke Babel.

 

Manasye lalu merendahkan diri bahkan sangat merendahkan diri setelah ia menderita (dalam keadaan yang terdesak) dengan berdoa kepada TUHAN, Allah nenek moyangnya.

 

Doa Manasye didengarkan dan hidupnya dipulihkan.

 

Beberapa hal yang perlu diperhatikan:

1. Merendah di hadapan Allah itu adalah warna hidup umat Tuhan setiap saat dan bukan hanya ketika terdesak atau pada waktu sekitar perayaan Natal.

 

2. Firman Tuhan adalah petunjuk hidup yang paling baik yang pernah ada; sesuatu yang melanggar Firman Tuhan akan membuat hidup ini dihukum.

 

3. Kerendahan hati dan hidup yang benar itu hanya akan mewarnai hidup orang-orang yang mengakui bahwa TUHAN itu Allah.

 

Mari berdoa memohon kerendahan hati dalam persiapan menanti perayaan Natal dan dalam seluruh kehidupan kita yang adalah masa menantikan kedatangan Kristus kali yang kedua.

 

Tuhan memberkati. Amin.
1 Dilihat

Yesus Dimuliakan Dalam PenderitaanNya

 Yesus Dimuliakan Dalam PenderitaanNya

Yohanes 12: 20-36

Bapak/ibu, saudara(i)

Sebuah biji benih tidak akan efektif dan berguna jika disimpan saja. Hanya saat benih itu ditanam dalam tanah yang gelap maka benih itu dapat bertumbuh dan menghasilkan banyak buah.  Jika benih itu mati maka sang benih dapat memenuhi tujuan untuk berbuah.  Mati dan di tanam adalah cara agar benih dapat memberi buah/kehidupan.

Mati dan dikuburkan adalah cara yang dipakai Allah agar karya pendamaian Yesus nyata bagi seluruh dunia. Kematian Yesus tidak menjadi sia-sia. Kematian dan kebangkitanNya justru memberi kemenangan atas maut dan menghasilkan buah keselamatan bagi manusia. Dalam penderitaan dan kematian, Yesus dimuliakan. Kasih Allah terwujud melalui salib. Tidak ada salib maka tidak ada mahkota.

Dalam Yohanes bacaan kita pada saat ini. Ada beberapa orang Yunani datang kepada Filipus karena mereka ingin bertemu dengan Yesus. Merespon kedatangan mereka, Yesus menyatakan bahwa inilah saatnya Anak Manusia dipermuliakan. Kedatangan orang Yunani bagi Yesus menjadi petunjuk bahwa masa pelayanan Yesus kepada bangsa Yahudi sudah berakhir dengan banyak penolakan dan Ia akan diterima oleh bangsa-bangsa bukan Yahudi. Akan tetapi misi Allah dilakukan dengan cara mati terlebih dahulu, darah Yesus tercurah, tubuh-Nya terkoyak, nyawa diserahkan. Yesus berbicara tentang diriNya sebagai Anak Manusia yang telah di tentukan untuk mati bagi orang banyak.

Yesus memakai ilustrasi satu biji gandum yang harus mati supaya menghasilkan banyak buah. Ia mengumpamakan kematianNya itu dengan kematian satu biji gandum itu, supaya menghasilkan banyak kehidupan bagi orang banyak. Kematian Yesus memberi kemenangan dan kehidupan bagi umat manusia. Di dalam kematianlah kemuliaan Allah dalam diri Yesus menjadi nyata. Kematian adalah cara Yesus menyatakan kasih Allah dan mewujudkan keselamatan dari Allah bagi umatNya.  Yesus dimuliakan ketika Ia ditinggikan di salib. Salib bukanlah pertanda kekalahan, melainkan pemuliaan.

Bapak/ibu, saudara (i)

            Sebagaimana Yesus dimuliakan melalui penderitaan, demikian juga kita dipanggil untuk mengikuti teladan Kristus yang menderita. Seorang murid harus siap dengan segala konsekuensi statusnya sebagai murid. Panggilan Kristen bukan hanya berbicara dan bersaksi tentang hidup yang berlimpah berkat tapi juga menunjukkan sikap setia melayani meski difitnah, sabar menanggung derita, menyangkal diri walaupun tak nyaman.

            Hanya bila kita bersedia mati terhadap diri dan keinginan hidup kita yang berdosa, kita dapat memiliki hidup berkemenangan. Sebab hanya mati terhadap diri sendirilah kita dapat terbuka bagi hidup dalam pengenalan kepada Allah.  

            Segala bentuk kenyamanan kita yang sampai saat ini menjadi kebiasaan buruk kita, mari tinggalkan itu sebagai respons kita atas kemenangan yang Yesus telah anugrahkan bagi kita lewat salib. Relasi kita dengan sesama mari kita eratkan kembali dan terlebih relasi kita dengan Yesus, mari terus merindukan kehadiranNya dengan terus memberi diri dalam setiap persekutuan.  AMIN


1 Dilihat

PERBUATAN KASIH SETIA TUHAN

Bacaan Alkitab: Yesaya 63:7-9

 PERBUATAN KASIH SETIA TUHAN

Jemaat kekasih Tuhan, saat ini kita bertemu dalam persiapan kita secara bersama untuk menyambut perayaan hari Raya Natal tahun ini. Tentu saja kita berharap bahwa seluruh bentuk perayaan Natal akan berlangsung meriah dan semarak; tetapi mari kita menyadari bahwa tujuan kita merayakan Natal bukanlah untuk perayaan itu sendiri tetapi untuk memuliakan Tuhan yang telah melakukan perbuatan kasih setia yang besar kepada umat-Nya.

Saudaraku yang kekasih di dalam Tuhan Yesus Kristus, perayaan Natal yang sedang kita persiapkan ini adalah sebuah momen yang bukan hanya kegiatan rutin sekali setahun tetapi merupakan kesempatan untuk menghayati perbuatan Tuhan yang masyhur di mana Allah sendiri datang menjadi Juruselamat bagi mereka yang menjadi umat-Nya.

Perbuatan Allah yang besar bagi umat manusia terjadi bukan karena manusia mempunyai daya pikat yang hebat di hadapan Allah melainkan semuanya terjadi oleh Allah, dilakukanNya karena kasih setiaNya bagi manusia yang memang dikasihiNya. Tetapi kasih ini harus dibalas oleh manusia dengan menjadi umat yang tidak curang; umat yang hidup tulus di hadapan Tuhan Allah yang telah dan akan terus mengasihinya dengan setia. Kasih hanya akan kesampaian kalau dibalas juga dengan kasih, sedangkan kasih yang tidak dibalas kasih hanyalah kasih yang menyakitkan.

Perbuatan kasih Allah itu menebus umat manusia dalam kasih dan belas kasihan-Nya; ibarat orangtua yang menggendong dan mengangkat mereka untuk memberi perasaan tenang dan aman kepada anaknya.

Perkara perbuatan kasih Tuhan itulah yang akan kita sebut-sebutkan dalam persiapan merayakan Natal, pada waktu perayaan Natal tiba -- ketika kita memperingati bahwa Ia sendiri yang menyelamatkan umatNya, dan sepanjang hidup kita dalam menyongsong kedatangan Kristus untuk kali yang kedua.

Selamat mempersiapkan diri untuk menjadi pribadi yang sungguh-sungguh mengakui perbuatan kasih setia Tuhan yang besar kepada semua orang yang bersedia menerima uluran tangan Tuhan yang penuh kasih dan belas kasihan itu.

Terpujilah Kristus selama-lamanya. Amin.
1 Dilihat

MENERIMA MUJIZAT KEHIDUPAN

Markus 6:1-6a

 

MENERIMA MUJIZAT KEHIDUPAN

Saudara seiman di dalam Tuhan Yesus Kristus; kita beribadah saat ini dalam rangka persiapan kita secara bersama untuk merayakan Paskah yang adalah moment yang penting untuk merenungkan karya terbesar Allah kepada umat manusia yang datang untuk menyembuhkan kehidupan dari berbagai penyakit yang disebabkan oleh dosa.

Ada tiga perkara yang perkara yang dibawa Tuhan Yesus kepada manusia yang akan kita lihat lebih jauh dalam bagian berikut.

Pertama, hikmat yang memberi pedoman yang luar biasa bagi manusia; hikmat yang mengherankan. Sikap yang salah dari orang Nazaret adalah bahwa mereka mempertanyakan asal hikmat itu. Mereka tidak menerima bahwa orang yang mereka kenal (kasarnya dianggap rendah oleh mereka) dapat dipakai oleh Allah untuk memberkati mereka. Sikap yang benar adalah mengambil tindakan iman untuk mempercayai dan menghidupi hikmat Allah yang disampaikan sehingga hidup ini diberkati dengan sukacita dan bukan hanya heran melihat perkara-perkara besar yang terjadi dari pihak Allah tetapi tidak terhitung dalam sukacita atas perkara itu.

Kedua, kesembuhan orang sakit. Yesus menyembuhkan orang sakit dengan kuasa yang besar di dalam iman orang yang menerima pelayanan-Nya. Sakit fisik yang dialami bisa disembuhkan oleh Tuhan Yesus dan ini memberi kita kekuatan percaya bahwa Allah berkuasa atas seluruh kehidupan manusia. Penyakit paling besar untuk kita bawa kepada Tuhan adalah penyakit dosa kita, ketegaran hati, egoisme – pementingan diri, kemalasan, sikap acuh tak acuh, dan lain semua dosa yang perlu dibuang dari kehidupan ini. Fisik boleh sakit tetapi hidup ini jangan kehilangan pengharapan akan kasih Allah.

Ketiga, sebenarnya termasuk dalam perkara yang kedua tetapi dapat dispesifikkan tersendiri, yaitu tanda-tanda mujizat. Penyembuhan adalah mujizat tetapi yang dimaksudkan pada bagian ini adalah tentang perkara yang luar biasa yang bisa dilakukan oleh Allah, misalnya air menjadi anggur, lima roti dan dua ikan untuk orang yang lebih dari lima ribu orang, dan lain sebagainya. Perkara besar dari Allah tidak akan terjadi dalam hidup mereka yang tidak percaya; Yesus heran akan ketidakpercayaan orang-orang sekampungnya.

Kedatangan Yesus Kristus ke dalam dunia membawa pendamaian adalah untuk semua orang yang bersedia menerima-Nya dengan segenap hati. Karya Allah di dalam Yesus Kristus diterima oleh mereka yang bersedia melihat bahwa Allah terus memberkati orang yang percaya kepada kuasa dan kasih Allah yang tidak berkesudahan dalam hidup ini.

Orang yang menjadi kecewa dan menolak Allah tidak akan menerima mujizat kehidupan sebab mujizat kehidupan diterima oleh mereka yang percaya akan kemurahan Allah di dalam Yesus Kristus dan sungguh-sungguh membuka diri untuk melakukan seluruh hidupnya di dalam mengandalkan dan mengutamakan Tuhan dalam kehidupan ini.

 

Terpujilah Kristus selama-lamanya. Amin.
1 Dilihat

MENJADI PEMBAHARU BERSAMA TUHAN

Yesaya 65:17-18

"Sebab sesungguhnya, Aku menciptakan langit yang baru dan bumi yang baru; hal-hal yang dahulu tidak akan diingat lagi, dan tidak akan timbul lagi dalam hati.

Tetapi bergiranglah dan bersorak-sorak untuk selama-lamanya atas apa yang Kuciptakan, sebab sesungguhnya, Aku menciptakan Yerusalem penuh sorak-sorak dan penduduknya penuh kegirangan. …”

 

MENJADI PEMBAHARU BERSAMA TUHAN

Karya Allah memperbaharui langit dan bumi adalah karya-Nya untuk memperbaharui kehidupan umat manusia menjadi umat yang taat kepada-Nya sehingga seluruh hidupnya menjadi hidup yang diberkati.

Kehidupan baru adalah melupakan yang hal-hal yang dahulu, yaitu hal-hal yang tidak dikehendaki Tuhan, dan tidak lagi timbul di dalam hati; sementara hidup yang berkenan itu akan terus hidup dan akan terus diperbaharui dan memperbaharui kehidupan. Praktik hidup bisa baru tetapi inti dari kehidupan harus selalu sama, yaitu diperuntukkan bagi kemuliaan Tuhan.

Masa lalu itu terbentuk setiap waktu; hari baru tiba dan hari sebelumnya menjadi hari berlalu; demikian juga setiap perputaran waktu, termasuk hitungan tahun yang berganti dari tahun lalu ke tahun baru; tetapi jangan sampai terjadi bahwa waktu lalu kita adalah sesuatu yang harus dilupakan dengan usaha keras karena meninggalkan luka dan sayatan yang menyakiti diri sendiri dan juga orang lain, tetapi biarlah ia menjadi waktu yang selalu diingat karena ia memberi warna yang indah bagi semua orang.

Panggilan hidup kita sebagai orang yang percaya kepada Tuhan, pada Tahun Baru yang tiba ini adalah melakukan semua yang terbaik sehingga tidak ada hal-hal yang harus dilupakan dari kehidupan pribadi, keluarga, jemaat, dan masyarakat, tetapi semua menjadi sukacita; di dalam kemurahan Tuhan dimampukan untuk selalu berkata-kata yang lembut dan ramah, bergaul akrab dan penuh kasih, meninggalkan kesombongan dan iri hati – pementingan diri.

Umat Tuhan diminta untuk bergirang dan bersorak-sorak karena segala yang diciptakan Tuhan; ini berarti bahwa manusia perlu belajar memiliki sudut pandang positif atas segala perkara dan setiap orang pada dirinya sendiri menjadi pribadi yang selalu menggembirakan bagi orang lain sebab setiap orang adalah juga ciptaan Allah.

Terpujilah Tuhan yang menciptakan hal-hal baru setiap waktu. Amin

1 Dilihat

BERLARI KE PANGGILAN SORGAWI

Filipi 3:13-14

 

13 Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku,

14 dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus.

 

BERLARI KE PANGGILAN SORGAWI

 

Panggilan sorgawi adalah panggilan untuk menjalani hidup di dalam cinta kasih Kristus bagi dan dari dalam kehidupan umat yang percaya kepadaNya sebagai Tuhan dan Juruselamat.

 

Secara waktu, hidup manusia berproses dalam waktu yang bergulir dalam siklus perputaran waktu yang membuat segalanya kadang terasa hanya sebagai rutinitas dan perulangan. Kemarin makan, hari makan, demikian juga hari seterusnya; setiap hari Minggu ke Gereja dan setiap tahunnya akan ada perayaan Natal dan Paskah.

 

Pertanyaannya, adakah kehidupan yang berjalan dalam siklus waktu (perputaran yang berulang) itu telah merupakan waktu yang digunakan dengan baik untuk menanggapi panggilan sorgawi yaitu hidup dengan baik di hadapan Tuhan dan sesama ataukah seluruh hidup dan perhatiannya hanya dipakai untuk menggapai sebanyak mungkin hal yang pada akhirnya akan habis oleh pemakaian, usang dan rusak seiring waktu, susut, berkarat, busuk, bahkan menimbun menjadi barang yang merepotkan, ditemukan ketika tidak dibutuhkan dan raib ketika hendak digunakan.

 

Tidak menganggap telah menangkap apa yang dirindukan, yaitu merespons panggilan sorgawi,


bukan berarti bahwa belum melakukan yang terbaik melainkan sebuah pernyataan kesungguhan untuk terus merespons panggilan itu dengan sepenuh hati.

 

Berlari-lari kepada tujuan adalah sebuah bentuk pengungkapan kesungguhan dalam melakukan sesuatu. Berlari membuat orang yang berlari itu tidak akan tersendat oleh godaan apa pun melainkan dia sepenuhnya terarah kepada hal yang ditujunya. Berlari juga membuat tujuan cepat tercapai. Jangan menunda panggilan sorga itu hanya demi hal-hal duniawi yang memang ada gunanya secara manusiawi tetapi tidak berarti apa-apa jika seandainya itu tidak ada. Mari kita ingat janji ini:

Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu (Matius 6:33).

 

Hadiah yang tersedia itu bukanlah hadiah untuk diperebutkan, siapa cepat-siapa dapat, melainkan setiap orang memperoleh hadiahnya masing-masing sesuai dengan kesungguhannya untuk memperoleh hadiah itu.

 

Waktu yang bergulir yang membuat kita sampai lagi kepada momen pergantian tahun ini, hendaknya membuat kita melupakan hidup kita yang hari kemarin, bukan berarti kita menjadi orang tanpa masa lalu, tetapi dalam artian bahwa masa lalu jangan sampai membuat berlari ke panggilan sorgawi itu tersendat bahkan terhenti melainkan marilah dengan segenap hati kita menapaki perjalanan ke depan untuk mengisi tahun ini menjadi tahun yang kita persembahkan untuk Tuhan.

 

Panggilan sorgawi yang kita terima itu adalah di dalam Yesus Kristus. Umat Tuhan, setiap orang hanya bisa mendengar dan menghidupi panggilan itu ketika ia berada di dalam Kristus -- meneladani Kristus dalam setiap waktu dan perkara. Mari mengarahkan diri kepada apa yang di hadapan kita, yaitu panggilan sorgawi di dalam Yesus Kristus; kita berpikir, berkata-kata, bersikap, dan bertindak dalam wibawa sorgawi yang nampak di dalam Tuhan Yesus Kristus.

 

Terpujilah Tuhan dalam kehidupan kita setiap saat.

Amin.

1 Dilihat

MENGHARAPKAN PENGAJARAN TUHAN

Yesaya 42:1-4

 

MENGHARAPKAN PENGAJARAN TUHAN

 

Merayakan Paskah adalah momen penting bahkan terpenting dalam kehidupan umat pilihan Tuhan, baik itu bagi orang Israel secara keturunan dari bapa Abraham, maupun bagi persekutuan orang yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus pada masa sekarang dan sampai kepada kedatangan Tuhan Yesus Kristus untuk kali yang kedua.

 

Bagian yang kita baca ini adalah Nyanyian Hamba Tuhan yang pertama dari empat Nyanyian Hamba Tuhan yang ada di dalam kitab Yesaya; bagian yang lain adalah: Yesaya 49:1-6, Yesaya 50:4-9, dan Yesaya 52:13-53:12. Bagian ini menceritakan tentang hamba Tuhan yang padanya ada Roh Tuhan dan Tuhan sendirilah yang memegang (baca: menuntun) dia di dalam kehidupan.

 

Hamba itu bertugas untuk menegakkan hukum Tuhan dan ia akan mengerjakan tugas itu sampai selesai. Dengan memberi kesadaran akan hukum, ia akan memperbaiki yang masih bisa diperbaiki dan menghidupkan yang masih bisa dihidupkan; buluh yang terkulai tidak dipatahkan dan sumbuh yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkannya.

 

Hamba itu adalah pribadi yang lemah lembut yang tidak akan memperdengarkan suaranya di jalan. Tidak berteriak adalah gambaran pribadi yang tidak dikuasai oleh kemarahan maupun oleh keinginan untuk menguasai orang lain atau meninggikan diri atas orang lain. Identitas diri yang berbeda dari dunia yang selalu ingin membawa diri mengatasi orang lain; himbauan untuk meniadakan rasa superioritas di dalam kehidupan ini.

 

Hamba Tuhan yang menderita itu bisa mengacu pada bangsa Israel tetapi juga bisa mengacu pada seorang raja yang akan memimpin bangsa Israel; tafsiran umum menunjukkan bahwa hamba Tuhan itu adalah Yesus Kristus yang telah turun menjadi manusia untuk menyelamatkan manusia dengan penderitaan fisik dan batin yang tidak terkatakan pilunya.

 

Pengorbanan Yesus sebagai hamba yang menderita adalah sebuah panggilan agar setiap orang yang dikasihi Allah membuka hatinya untuk menerima pengajaran di dalam hamba yang menderita itu. Kasih hamba kepada Tuhan sebagai Tuannya adalah dalam kesiapannya untuk menerima dan melakukan kehendak Tuhan; bukan menerima tetapi tidak peduli bahkan melawan setiap firman yang sampai kepadanya.

 

Selamat menjalani kehidupan yang diberkati dalam sikap yang selalu mengharapkan pengajaran dari hamba Tuhan yang setia itu, yang akan membawa kepada hidup yang dipulihkan di dalam Tuhan Yesus Kristus.

 

Terpujilah Kristus selama-lamanya.

Amin.

1 Dilihat