Menentukan pilihan karena telah dipilih
Yosua 24:1-18
Dari Pembacaan ini, hal pertama yang akan kita lihat adalah bahwa Allah sendirilah yang telah lebih dahulu untuk memilih Abraham dan keturunannya untuk menjadi umat-Nya dan itu terjadi hanya karena kasih karunia-Nya. Tidak disebutkan bahwa ada alasan pemilihan Allah atas Abraham sehingga ia dipilih untuk menjadi generasi pertama dari orang pilihan Allah. Bisa saja terjadi bahwa kata mereka menyembah allah lain juga termasuk Abraham di dalamnya.Ketika Allah memilih, Ia setia untuk mengasihi yang dipilih-Nya. Saya secara pribadi pernah berpikir bahwa Allah adalah kasih adalah sebuah pernyataan yang tidak benar, sebab untuk mengasihi umat yang dipilih-Nya, Ia harus menyatakan perbuatan yang tidak kasih atau bukan kasih kepada mereka yang memusuhi umat yang dipilih-Nya itu. Kasih Allah adalah berkat keselamatan, berkat kemenangan, dan berkat kesejahteraan dalam hidup orang yang dipilih-Nya; itu yang nampak dalam pembacaan kita saat ini.
Tetapi seringkali kita salah memahami bahwa dengan memperoleh keselamatan, kemenangan dalam pertarungan kehidupan, cukup senang atau sudah jadi orang - kasarnya sudah punya cukup banyak uang, maka ia adalah orang yang diberkati sehingga ada banyak orang yang tidak peduli apa kata Tuhan yang penting ia senang, yang penting penghasilannya bagus meski cara mendapatkan kesenangan dan keuntungan itu adalah dengan cara yang tidak berkenan kepada Tuhan, seperti korupsi, menipu, pungutan liar, dan lain sebagainya. Memang, kelihatannya itu adalah berkat tetapi bahwa itu tidak bersifat kekal bahkan bisa berbalik menjadi tuan makan senjata... eh!!.. maksudnya senjata makan tuan, maka sebenarnya ini adalah jebakan yang akan membawa kita kepada kehancuran. Ini sebenarnya bukan berkat tetapi kutuk.
Arti berkat yang sesungguhnya adalah dalam hubungan yang benar dengan Tuhan. Jika seseorang dalam hubungan yang benar dengan Tuhan, maka ia akan merasa tenang meski dunia bergoncang, ia tetap berpengharapan meski secara akal dan pertimbangan manusia ia berada diambang kehancuran sebab ia percaya bahwa Allah yang adalah sumber segala sesuatu akan mencukupi kehidupannya dengan segala yang baik bahkan dalam hubungan dengan Allah kita percaya bahwa jika hidup tidak dapat lagi dipertahankan itu tidak akan memutuskan hubungan dengan Tuhan.
Tetap tertinggal pertanyaan bagaimana kasih Allah bagi mereka yang tidak dipilih Tuhan, mereka yang bukan umat Tuhan; Apakah Tuhan tidak mengasihi mereka? Untuk menjawabanya, marilah kita renungkan bahwa pernyataan Allah adalah kasih bukanlah pernyataan yang salah tetapi belum sempurna sebab Allah memberi tugas kepada Abraham yang dipilih-Nya untuk menjadi berkat (Kejadian 12:2); artinya bahwa manusia betugas untuk menampakkan kasih Allah kepada manusia sehingga juga bersedia untuk menjalani hidup dalam hubungan dengan Tuhan, merasakan berkat seperti yang kita rasakan dan tidak lagi menjalani hidup yang terkutuk yang bisa saja ia rasakan sebagai berkat. Allah memang mengasihi setiap orang tetapi Ia meminta kita untuk menjadi teman kerja-Nya agar dunia menyadari itu dan hidup karenanya.
Terlihat dalam pembacaan kita bahwa Yosua menceritakan pengalaman Israel dengan Allah untuk kurun waktu yang lama dan itu menjadi dasar untuk menguatkan pegangannya bangsa itu kepada Allah. Pertanyaannya adalah apakah kita dalam kehidupan kita telah memberi kesaksian tentang Allah kepada anak kita, kepada saudara kita, kepada kehidupan kita setiap saat dan di mana saja? Adakah kita menceritakan tentang kasih Allah kepada setiap orang setiap hari? Hidup kita pertama-tama harus terbaca sebagai cerita agar orang diberkati karena hidup kita; kemudian kita sendiri harus menceritakan kasih itu dalam kehidupan kita.
Setelah bercerita panjang, Yosua meminta bangsa Israel untuk menentukan pilihan agar beribadah kepada Tuhan. Gagal dalam pilihan ini artinya kita sedang menyembah berhala. Memang ada orang yang kelihatannya menyembah Tuhan, rajin ke gereja, rajin ikut kebaktian rumah tangga dan persekutuan ibadah lainnya tetapi ia juga tetap melanggar perintah Tuhan yang ia dengar dalam setiap ibadah. Ia mendengar bahwa Allah adalah sumber hidup tetapi ia mempercayai uang sebagai sandaran hidup sehingga ia korupsi, tidak peduli pada dan banyak dosa lainnya yang tidak dikehendaki oleh Allah.
Kepada orang Israel, Yosua mengatakan pilihannya bahwa ia dan keluarganya akan beribadah kepada Allah. Saya hanya ingin mengingatkan bahwa banyak orang gagal dalam hal ini, yaitu ia dan keluarganya beribadah kepada Tuhan, berdoa bersama, membaca Alkitab bersama, dan bernyanyi nyanyian rohani bersama-sama. Kalau ribut sama-sama karena bertengkar -- ya, ada, bahkan setiap hari. Setiap orang dan keluarganya terpanggil untuk bersama-sama beribadah kepada Tuhan.
Jawaban Israel kepada Yosua adalah janji bahwa mereka akan beribada kepada TUHAN sebab ialah Allah kita. Allah yang telah memberi pertolongan kepada mereka dan dengan alasan itulah kita menyembah Allah. Bangsa Israel dalam kebersamaan dengan Allah bukannya tanp beban tetapi mereka merenung bahwa Allah lebih tinggi dari beban mereka. Mereka harus berjalan selama 40 tahun, mereka harus berperang tetapi bahwa Allah menyertai mereka dalam semuanya itu, itulah yang harus kita renungkan. Banyak orang yang selalu mengeluh bahwa hidup itu susah sehingga ia tidak pernah menyadari bahwa banyak berkat yang diterimanya dari Tuhan; ia masih hidup, ia belum mati karena tidak ada yang dimakan, ia masih bisa melakukan sesuatu untuk memperjuangkan kehidupannya dan sebagainya semuanya lepas dari perenungannya. Hanya mereka yang selalu merenungkan bahwa kasih Allah itu besar yang dapat menentukan pilihan bahwa ia dan seisi rumahnya akan beribadah kepada Allah.
Tuhan memberkati.
A m i n
Tidak ada komentar:
Posting Komentar