Tindakan dan Birokrasi
H. Ross Perot pernah berkata: "Jika anda melihat ular, bunuhlah! Jangan membuat panitia untuk mengatasi ular." Ada begitu banyak birojrasi yang tidak berguna di dalam banyak organisasi. Saya setuju dengan pernyataan ini ketika menghadapi 'ular-ular' kehidupan. Jika Anda mengetahui 'garis pembatasnya', maka Anda dapat menghadapi semua rintangan yang menghalangi pencapaian sasaran. Seringkali Anda tidak membutuhkan penelitian/diskusi lebih lanjut. carilah jalan untuk menyelesaikan masalah-masalah secara realistis.SMS -- Anton Gendry Sulung -- 15/1/2010
Di Ujung Penderitaan
Tiada jalan yang penuh derita selain jalan salib suci. Tiada mahkota tanpa salib, tiada kebahagiaan tanpa derita, tiada firdaus tanpa tragedi Golgota, namun hanya melalui salib kita sampai pada kebangkitan dan kemuliaanSMS -- Sri Jurnalis Sumito -- 28/3/2010
PASKAH
P = PastiA = Aku
S = Selamat
K = Karena
A = Allahku
H = Hidup
dan hidupku adalah karunia Sang Allah Putra
SMS -- Suriani -- 4/4/2010
Seleksi Masuk Surga
Seorang malaikat menyeleksi peserta yang mau masuku surga;Seorang Katekis datang. Malaikat bertanya, "Apa kerjamu di bumi?" "Aku seorang katekis di gereja - melayani Tuhan", jawabnya. Malaikat: "Kamu masuk".
Pastor datang. Malaikat: "Apa kerjamu di bumi?". "Aku pastor. Aku melayani banyak umat" jawab pastor. "Kamu juga masuk", kata malaikat.
Kemudian datang tiga orang lagi. Malaikat bertanya, "Mengapa kalian datang bertiga?" "Kami TRIO ROHANI!" Malaikat berkata: "Kalau begitu Kalian bernyanyilah dulu".
Lalu mereka bernyanyi: 'Tontong bang tu penangki pudi Puang, dst (Lagu Toraja). Lalu malaikat berkata: "Bah.... Tama komi mai, solata pale' dao mai.... na.... ta' sitandan....
SMS -- Suriani -- 4/4/2010
Nazar Pemanjat Pohon Kelapa
Seseorang memanjat pohon kelapa yang sangat tinggi. Ketika hendak turun, ia menjadi sangat takut. Lalu ia berkata: "Tuhan, kalau saya bisa turun dengan selamat, saya akan mengadakan syukuran. Akan disembeih seekor kerbau untuk itu". Ia memperoleh keberanian untuk bergerak turun pada pohon kelapa itu. Setelah sampai di pertengahan pohon kelapa, ia berpikir bahwa ia telah melakukan kesalahan dengan Nazar (janji kepada Tuhan) yang terlalu besar. Ia juga berpikir bahwa resiko yang akan dilaluinya sudah semakin kecil. Lalu ia berkata: "Tuhan, terima kasih atas penyertaanmu dan kalau saya dapat selamat sampai ke tanah, maka syukuran yang akan saya lakukan hanya akan memotong babi". Ia terus bergerak turun. Ketika tinggal beberapa meter dari tanah, ia berkata: "Terima kasih, Tuhan. Engkau sudah menyertai saya dengan selamat sampai sekarang. Tapi, mohon maaf, jika saya selamat sampai ke tanah, maka syukuran yang saya akan lakukan, saya hanya mampu untuk potong ayam". Ketika sudah sampai di tanah, ia berkata: "Tuhan, terima kasih. Saya sudah sampai di tanah dengan selamat. Engkau tahu bahwa saya bersyukur. Tapi, maaf, Syukuran itu tidak ada gunanya sebab Engkau pun tahu bahwa syukur yang paling besar itu adalah di hati".Bacalah Pengkhotbah 4:17-5:6
Dengar dalam berbagai kesempatan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar