Belajar Tolong Menolong dari Gayus
3 Yohanes 1:5-12
Surat 3 Yohanes adalah sebuah surat yang ditulis oleh Yohanes kepada seorang rekan kerjanya yang bernama Gayus yang tidak diketahui dengan pasti di mana dia berada. Tetapi yang jelas bahwa Gayus hidup dalam sebuah jemaat yang tidak terlalu harmonis karena persoalan karakter warga jemaat yang beraka ragam dan ada orang yang ingin jadi orang terkemuka seperti yang akan kita lihat sebentar.Gayus adalah pribadi yang dipuji oleh Yohanes karena ia adalah orang yang gemar memberi bantuan kepada mereka yang bekerja untuk pelayanan walaupun orang itu tak dikenal oleh Gayus.
Ada seorang warga jemaat yang mentalnya agak terbelakang pergi ke Mamuju untuk menemui keluarganya. Ketika sampai di Mamuju, setelah turun dari kendaraan, maka alamat pertama yang dia cari adalah rumah pendeta karena menurutnya dia tidak akan mungkin dipersulit dan tidak akan ditipu jika dia mencari pendeta untuk bertanya.
Jika anggota jemaat ini adalah orang yang mencari pertolongan di rumah pendeta, maka Gayus adalah orang yang dicari oleh pendeta. Dan rupanya dalam jemaat Gayus, tujuan orang-orang yang bekerja untuk pelayanan mencari rumah Gayus adalah untuk mendapat perlindungan dari mereka yang menolak pelayanan; tentu saja bahwa kalau orang ditolak untuk tugasnya, maka mereka juga tidak diberi jaminan ekonomi dan Gayus juga pastilah memperhatikan hal-hal seperti ini. Gayus disebut sebagai melakukan segala sesuatu untu mereka.
Ingatlah janji bahwa jika kita melayani seseorang karena ia adalah orang yang bekerja untuk Tuhan, maka ia tidak akan kehilangan upahnya (Markus 9:41).
Orang yang membantu orang-orang yang bekerja untuk Tuhan berarti kita telah mengambil bagian dalam pelayanan yang dilakukan oleh orang itu (ayat 8). Kita yang tidak dapat melakukan pelayanan karena terbatas dari segi waktu, tenaga, pengetahuan dan lain sebagainya dapat tetap melakukan pelayanan dengan memberi bantuan kepada mereka yang melakukan pelayanan. Perbuatan membantu pekerja di ladang pelayanan disebut sebagai perbuatan yang baik (ayat 7) dan itu adalah tanda bahwa kita adalah orang yang memahami kasih jika kita mampu melakukannya. Orang yang melakukan kebaikan adalah orang yang diberkati; berkat paling terasa adalah kesaksian yang baik tentang dirinya yang dikumandangkan dari orang lain, sama seperti yang terjadi dalam kehidupan Gayus dan Demetrius dalam pembacaan kita. Secara Praktis dalam jemaat, sebaiknya kita belajar menghargai pelayan-pelayan Tuhan, yaitu: Pendeta, penatua, Syamas, Guru Sekolah Minggu, Koster, Pengurus Kategorial, Panitia-panitia yang ada, dan seluruh orang yang terlibat dalam pelayanan.
Dari pembacaan kita saat ini, sebenarnya kita dihimbau untuk sama seperti Gayus yang siap menolong semua orang termasuk mereka yang tidak dikenalnya. Menolong semua orang adalah pengetahuan yang dimiliki sejak masih sangat kecil bahkan menjadi semboyan kehidupan yang tetap disebutkan dalam berbagai bidang kehidupan.
Tetapi dalam pelaksanaannya sering terjadi bahwa manusia berat sebelah; manusia selalu ingin ditolong tetapi terlalu sulit untuk menolong. Manusia yang sulit menolong sering marah jika ia tidak ditolong oleh sesamanya. Cara hidup manusia dalam hal tolong menolong sering mengubahnya sehingga yang terjadi adalah tolong menodong.
Sering terjadi bahwa orang bersedia menolong kalau ada maunya dan saling cuek jika tidak ada hal yang diharapkannya dari tindakan menolong yang dilakukannya.
Pribadi lain yang disebutkan dalam pembacaan ini adalah Diotrefes; seseorang yang tidak menerima mereka yang bekerja untuk Tuhan bahkan mengucilkan warga jemaat yang memberi pertolongan pada mereka yang memberitakan Injil. Diotrefes melakukan itu karena ia ingin menjadi yang terkemuka di dalam jemaat. Sebenarnya ia sudah memperoleh apa yang dia harapkan; terbukti bahwa dia adalah orang yang berpengaruh dalam jemaat dan dapat menetapkan keputusan dalam jemaat. Diotrefes tidak ingin ada orang lain yang mendapat pujian dalam jemaat selain dirinya, seseorang yang gila pujian.
Soal pujian, ingatlah bahwa pujian yang baik adalah pujian yang diberikan oleh orang lain dan bukan pujian yang diberi pada diri sendiri. Adalah sangat parah dan memalukan jika terjadi bahwa kita memberi pujian pada diri sendiri tetapi orang lain malah memberi yang sebaliknya.
Mengenai pribadi Diotrefes dan kelakuannya, Pesan Yohanes kepada Gayus adalah jangan meniru yang jahat tetapi tirulah yang baik (ayat 11). Perlu kita sadari bahwa dalam kehidupan sehari-hari, adalah lebih gampang meniru yang jahat dari pada yang baik dan bahwa yang baik itu lambat berpengaruh dan yang buruk/jahat itu menjalar sangat cepat sehingga cara kita untuk menjaga agar jemaat, lingkungan masyarakat kita tetap baik adalah dengan terus melakukan yang baik agar ditiru oleh orang lain dan tidak melakukan yang buruk dalam hal paling kecil sekali pun.
Perlu diperhatikan bahwa meski yang baik itu lambat mempengaruhi tetapi sekaligus itu juga adalah kekuatan sebab yang lambat berpengaruh itu biasanya tertanam dalam-dalam ketika ia sudah berpengaruh.
Sekali lagi, untuk menegaskan, marilah kita saling menolong dalam segala hal sebab itu adalah baik dan itu pertanda bahwa kita mengenal dan bergaul (berada di dalam) Tuhan.
Tuhan Yesus memberkati
A M I N
Tidak ada komentar:
Posting Komentar