Total Tayangan Halaman

Ma'tollik

Ma'tollik

(Bangaran Pasamboan)

Istilah ma'tollik adalah istilah yang dipakai di daerah Sikuku', Desa Rippung dan mungkin di sekitar daerah itu untuk kegiatan memberi makanan pertama bagi bayi. Bayi yang diberi makanan pertama ini disebut sebagai yang ditollik. Makanan ini sifatnya makanan tambahan untuk mendukung kebutuhan pertumbuhan bayi dan Air Susu Ibu (ASI) tetap menjadi makanan pokok bagi bayi sampai ia disapih. Menurut standar dari bidang kesehatan, waktu yang paling baik untuk memberikan makanan pertama bagi bayi adalah ketika bayi sudah berumur enam bulan dan selama itu sebaiknya hanya diberi ASI tanpa makanan tambahan atau susu buatan tetapi menurut banyak orang tua bayi sudah dapat diberi makanan tambahan setelah dia berumur empat bulan.

Putri saya, Rineintyen, lahir pada tanggal 19 Oktober 2013 dan ditollik pada tanggal 18 April 2014, setelah kakaknya, Ribrisya, berumur sembilan tahun (lahir pada tanggal 24 Mei 2005), jadi dia berumur enam bulan kurang satu hari. Hal ini dilakukan pada hari itu sebab standar kesehatan sudah sangat hampir terpenuhi, tinggal kurang sehari untuk mencapai usia enam bulan dan bahwa hari itu adalah hari yang baik sebab hari itu adalah Jumat Agung (peringatan hari kematian Yesus Kristus).
Beberapa hari sebelumnya, tanggal 8 April 2014, saya tiba di Sikuku' untuk mengikuti pemilihan umum untuk pemilihan DPR ~kabupaten, propinsi, dan pusat~ dan DPD yang dilangsungkan pada tanggal 9 April 2014. Sejak saat itu saya merasa sangat iba setiap kali menggendongnya dan memakan sesuatu, maka ia mengikuti setiap gerakan tangan saya ke mulut jika ada yang hendak saya makan dan menggerakkan mulutnya menirukan gerakan mengunyah yang saya lakukan. Demikian juga yang dilakukannya kalau ia digendong oleh orang lain. Sejak saat itu saya mengusulkan bahwa sebaiknya ia diberi makan sebab sepertinya ia sudah sangat menginginkannya. Usul itu ditanggapi oleh ibunya bahwa memberi makan pertama kepada anak itu harus melihat hari yang baik dan setelah kami berunding, maka disepakatilah bahwa ia akan diberi makan pertama pada tanggal 18 April 2014.

Sejak waktu ditetapkan, maka saya bertugas untuk mencari telur ayam kampung yang akan dipakai untuk ma'tollik. Saya berpikir bahwa menyiapkan telur sebagai makanan bagi anak saya itu dalam jumlah banyak sebab akan berlangsung untuk waktu yang agak lama (beberapa hari atau beberapa minggu) tetapi telur yang akan saya cari ternyata hanya satu butir dan itu sudah sangat banyak, lebih dari yang dibutuhkan sebab hanya kuning telur dan itu pun mungkin hanya sedikit yang akan diberikan untuk dia makan sebab hanya dimaksudkan untuk mengajari alat pencernaannya menerima makanan; hal ini juga hanya dilakukan satu kali saja.

Saya mendatangi beberapa rumah keluarga untuk meminta telur ayam kampung jika ada ayam piaraan mereka yang bertelur dan setelah saya mendatangi beberapa rumah, maka ada satu keluarga yang memberikan telur ayam yang juga mereka memintanya dari tetangga mereka. Dari mereka ini saya mendapat keterangan bahwa kuning telur dipakai oleh orangtua untuk ma'tollik sebab itu berguna untuk mencegah penyakit boan (bercak putih yang menutupi lidah anak-anak -- kesehatan menyebutnya apa, ya?)

Setelah pulang dari ibadah Jumat Agung, anak saya ditollik. Kuning telur dihancurkan di piring kemudian disiram dengan air lalu diaduk sampai mencair dan disuapkan ke mulutnya. Mungkin hanya sekitar tiga atau empat sendok yang diberi kepadanya; katanya, asal sudah ada yang masuk ke perut dan semua bagian lidah sudah terkena dengan kuning telur, maka itu sudah cukup dan kuning telur itu diberikan kepada beberapa kakak sepupunya yang masih balita yang juga ada di situ.
Selamat memasuki tahap baru dalam perjalanan hidupmu, anakku. Tetap sehat dan bertumbuhlah dengan baik untuk menjadi anak yang baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MENERUSKAN KEBAIKAN

Kamis, 14 Nopember 2024 Renungan Pagi Amsal 3:27 Janganlah menahan kebaikan dari pada orang-orang yang berhak menerimanya, padahal engkau ma...