Total Tayangan Halaman

PEMALI

PEMALI

(Bangaran Pasamboan)

Pemali adalah sebutan dalam budaya banyak suku yang kira-kira artinya adalah tidak boleh dilakukan; arti yang disebutkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah pantangan; larangan (berdasarkan adat dan kebiasaan). Tetapi pemali lebih dari sekedar tanda larang sebab itu mengacu pada akan adanya hukuman dari 'kuasa di atas manusia' jika dilanggar. Pada masa sekarang, pemali sering menjadi alat untuk bersenda-gurau atau untuk menyatakan sesuatu yang sifatnya sangat diinginkan. Misalnya, kalau ada keluarga yang lewat dan singgah di rumah dan sudah tidak lama bertemu dengan dia, maka biasanya tuang rumah akan mengingatkan bahwa adalah pemali kalau ada keluarga yang masuk ke sini dan dia tidak menginap walau satu malam saja. Semua orang tahu bahwa pemali seperti ini adalah bahasa halus tapi mendalam yang bersifat permohonan tetapi masih dapat dilanggar kalau saja tujuan yang hendak dicapai adalah sangat penting.

Pada sisi lain, ada pemali yang memang masih berlaku dan digumuli secara adat di berbagai tempat dan diterima oleh semua orang, misalnya: Pemali ullamban basse pettabenan ~ tidak boleh melangkahi janji pertautan keluarga karena pernikahan yang mengacu pada tidak boleh melakukan hubungan ranjang dengan orang yang terikat dalam kekeluargaan dengannya karena pernikahan yang telah dilakukan oleh anggota keluarganya. Lebih tepatnya, orang tidak boleh mengganggu keharmonisan rumah tangga anggota keluarganya dengan melakukan hubungan bersama pasangan anggota keluarganya. Hukum adat untuk pemali seperti ini lebih tinggi dari hukum untuk pemali ullullu' pa'banne tauan ~ tidak boleh melakukan hubungan sebelum menikah yaitu dengan yang tidak terikat pertautan keluarga dengan dirinya karena pernikahan anggota keluarganya. Kita tidak akan membahas ini lebih banyak sebab meskipun tidak untuk menjelaskan mengenai persoalan pemali ini, tetapi tulisan lain yang juga terdapat dalam daftar artikel ini dengan judul Adat Ma'bai Tallu -- linknya disiapkan pada bagian akhir tulisan ini -- dapat memberi sedikit gambaran mengenai hal ini. Hanya untuk memberi sedikit pengertian bahwa rupanya pemali juga dapat diterjemahkan sebagai kesalahan sebab orang yang melanggar harus melakukan pebabaran pemali yang artinya pengorbanan untuk menyatakan diri bersalah.

Hal kecil yang dapat dipelajari pada kesempatan ini bahwa nenek moyang kita pada masa dulu adalah orang-orang yang patuh pada aturan agama sebab meskipun banyak pemali yang mereka tidak tahu secara pasti mengapa itu dilarang tetapi mereka tetap melakukannya. Berbeda dengan manusia jaman sekarang yang memegang prinsip aturan itu dibuat untuk dilanggar. Mengenai korupsi, misalnya; orangtua memiliki semboyan pemali ummande appu'na tau ba'tu akan tau ka lamendadi saki tama kale ~ tidak boleh memakan hasil keringat orang lain atau milik orang lain sebab itu akan menjadi penyakit dalam tubuh tetapi dunia sekarang adalah sangat lumrah bahwa ada banyak orang yang merasa tidak terganggu menikmati (memakan atau memiliki dan menggunakan) hak orang lain untuk dirinya sendiri. Masih terkait dengan itu, orangtua memiki semboyan tae' ia maelo ukkande aka malassu ~ tidak baik memakan barang panas tetapi sekarang semua terasa enak bagi banyak orang meski sebenarnya itu adalah barang panas.

Ada pemali yang dimaksudkan untuk menjaga kehidupan bersama tetap rukun, misalnya jika ada orang yang bersama-sama di dapur (tungku dengan tiga batu dan berbahan bakar kayu bakar), maka adalah pemali jika ada yang memasukkan kayu sementara yang lain meniup api. Maksud pemali ini adalah supaya tidak terjadi keributan karena yang memasukkan kayu terkena bunga api yang ditiup oleh orang lain.

Pada sisi lain yang tidak lebih serius, ada juga pemali orangtua yang kalau dikaji pada masa sekarang ternyata bahwa itu hanya akal-akalan orang tua untuk menikmati yang enak dan memberikan yang kurang enak bagi anak-anak.
Saya tidak akan lanjutkan ini sebab orang bilang pemali ia ussalu kakadakeanna tomatua ~ tidak boleh menceritakan ketidakbaikan pada orang tua

Terakhir.... Tahu apa perbedaan arti dari cara menulis orangtua dan orang tua?

Bacalah salah satu kegiatan adat yang terkait dengan pemali dengan mengklik link berikut: Adat Ma'bai Tallu

Ma'tollik

Ma'tollik

(Bangaran Pasamboan)

Istilah ma'tollik adalah istilah yang dipakai di daerah Sikuku', Desa Rippung dan mungkin di sekitar daerah itu untuk kegiatan memberi makanan pertama bagi bayi. Bayi yang diberi makanan pertama ini disebut sebagai yang ditollik. Makanan ini sifatnya makanan tambahan untuk mendukung kebutuhan pertumbuhan bayi dan Air Susu Ibu (ASI) tetap menjadi makanan pokok bagi bayi sampai ia disapih. Menurut standar dari bidang kesehatan, waktu yang paling baik untuk memberikan makanan pertama bagi bayi adalah ketika bayi sudah berumur enam bulan dan selama itu sebaiknya hanya diberi ASI tanpa makanan tambahan atau susu buatan tetapi menurut banyak orang tua bayi sudah dapat diberi makanan tambahan setelah dia berumur empat bulan.

Putri saya, Rineintyen, lahir pada tanggal 19 Oktober 2013 dan ditollik pada tanggal 18 April 2014, setelah kakaknya, Ribrisya, berumur sembilan tahun (lahir pada tanggal 24 Mei 2005), jadi dia berumur enam bulan kurang satu hari. Hal ini dilakukan pada hari itu sebab standar kesehatan sudah sangat hampir terpenuhi, tinggal kurang sehari untuk mencapai usia enam bulan dan bahwa hari itu adalah hari yang baik sebab hari itu adalah Jumat Agung (peringatan hari kematian Yesus Kristus).
Beberapa hari sebelumnya, tanggal 8 April 2014, saya tiba di Sikuku' untuk mengikuti pemilihan umum untuk pemilihan DPR ~kabupaten, propinsi, dan pusat~ dan DPD yang dilangsungkan pada tanggal 9 April 2014. Sejak saat itu saya merasa sangat iba setiap kali menggendongnya dan memakan sesuatu, maka ia mengikuti setiap gerakan tangan saya ke mulut jika ada yang hendak saya makan dan menggerakkan mulutnya menirukan gerakan mengunyah yang saya lakukan. Demikian juga yang dilakukannya kalau ia digendong oleh orang lain. Sejak saat itu saya mengusulkan bahwa sebaiknya ia diberi makan sebab sepertinya ia sudah sangat menginginkannya. Usul itu ditanggapi oleh ibunya bahwa memberi makan pertama kepada anak itu harus melihat hari yang baik dan setelah kami berunding, maka disepakatilah bahwa ia akan diberi makan pertama pada tanggal 18 April 2014.

Sejak waktu ditetapkan, maka saya bertugas untuk mencari telur ayam kampung yang akan dipakai untuk ma'tollik. Saya berpikir bahwa menyiapkan telur sebagai makanan bagi anak saya itu dalam jumlah banyak sebab akan berlangsung untuk waktu yang agak lama (beberapa hari atau beberapa minggu) tetapi telur yang akan saya cari ternyata hanya satu butir dan itu sudah sangat banyak, lebih dari yang dibutuhkan sebab hanya kuning telur dan itu pun mungkin hanya sedikit yang akan diberikan untuk dia makan sebab hanya dimaksudkan untuk mengajari alat pencernaannya menerima makanan; hal ini juga hanya dilakukan satu kali saja.

Saya mendatangi beberapa rumah keluarga untuk meminta telur ayam kampung jika ada ayam piaraan mereka yang bertelur dan setelah saya mendatangi beberapa rumah, maka ada satu keluarga yang memberikan telur ayam yang juga mereka memintanya dari tetangga mereka. Dari mereka ini saya mendapat keterangan bahwa kuning telur dipakai oleh orangtua untuk ma'tollik sebab itu berguna untuk mencegah penyakit boan (bercak putih yang menutupi lidah anak-anak -- kesehatan menyebutnya apa, ya?)

Setelah pulang dari ibadah Jumat Agung, anak saya ditollik. Kuning telur dihancurkan di piring kemudian disiram dengan air lalu diaduk sampai mencair dan disuapkan ke mulutnya. Mungkin hanya sekitar tiga atau empat sendok yang diberi kepadanya; katanya, asal sudah ada yang masuk ke perut dan semua bagian lidah sudah terkena dengan kuning telur, maka itu sudah cukup dan kuning telur itu diberikan kepada beberapa kakak sepupunya yang masih balita yang juga ada di situ.
Selamat memasuki tahap baru dalam perjalanan hidupmu, anakku. Tetap sehat dan bertumbuhlah dengan baik untuk menjadi anak yang baik.

Dunia Penuh Tahi Ayam

Dunia Ini Penuh Dengan Tahi Ayam

Sebuah jemaat (Sebutan untuk persekutuan orang Kristen yang terdiri dari keluarga-keluarga di daerah yang sama yang bersama-sama melakukan ibadah dan kegiatan keagamaan lainnya) berada di daerah pinggiran hutan.
Pada suatu hari Minggu, Koster (orang yang bertugas untuk membersihkan gedung gereja) terlambat datang melakukan tugasnya sehingga tidak semua tempat, mimbar juga, sempat dia bersihkan dan sampailah jam iadah.
Ketika pendeta berkhotbah, dia berkata: "Saudara-saudara, harap Saudara-Saudara berhati-hati sebab dunia ini penuh dengan ..."
Pendeta yang begitu semangat berkhotbah memukulkan telapak tangannya ke pinggiran mimbar dan mengenai tahi ayam hutan yang semalam bertengger di mimbar dan tidak dibersihkan oleh Koster. Ketika ia mengangkat tangannya kembali ia melihatnya dan berkata, "tahi ayam".
 
Sumber tidak diingat Lagi

Tidak Maju Tidak Mundur

Tidak Maju Tidak Mundur

Ini adalah cerita dari seorang Opa (Kakek) tentang masa mudanya:
"Kami dulu adalah pemuda yang suka menghadapi tantangan. Satu kali kami terlibat dalam perselisihan antar kelompok dan kami janjian bertemu di lapangan untuk mengadu nyali dan kekuatan dengan kelompok lawan kami.
Setelah sampai di lapangan - tempat yang telah disepakati dengan untuk bertemu, lawan kami tidak ada dan kami berpikir bahwa ternyata mereka hanya bernyali kecil - hanya bisa main-main gertak saja. Kami merasa hebat dan 'menang di atas angin'. Kami membanggakan diri sebagai kelompok yang ditakuti oleh orang-orang sebab kami memang adalah kelompok yang terdiri dari orang-orang yang gagah perkasa.
Ketika kami hendak bubar, kelompok lawan datang dalam jumlah besar lengkap dengan senjata yang macam-macam; ada yang bawa tongkat, ada yang bawa potongan kayu, catok (double stick -?-), dan macam-macam senjata lainnya, bahkan ada yang membawa parang.
Teman kelompok Opa ternyata penakut semua; mereka semua kabur ..."
"Bagaimana dengan Opa?" Tanya salah seorang yang mendengar cerita itu.
"Kalau Opa, Opa tidak maju tidak mundur."
"Opa bertahan seorang diri saja menghadapi musuh yang banyak?"
"Tidak, Opa pingsan di tempat."
 
Pernah dengar dari Teman

Tuhan Melihat Tapi Tidak Memberitahu

Tuhan Melihat Tapi Tidak Memberitahu

Seorang pemilik kebun mendatangi kebunnya dan dia kecewa karena sebagian buah rambutannya telah diambil oleh orang. Untuk menegur, ia menenpel potongan papan di pohon rambutan itu dan menulis kata-kata: "Saya tidak melihat saudara, tapi Tuhan melihat saudara".
Ketika pencuri rambutan datang lagi ke pohon rambutan itu dan melihat tulisan itu, ia bukannya menjadi sadar akan kesalahannya tetapi timbul sebuah ide cemerlang dalam pikirannya. Ia tetap mencuri rambutan dan sebelum pulang ia mengganti tulisan di papan itu: 'Tuhan memang melihat saya tapi saya tahu bahwa dia tidak akan pernah melapor kepada Saudara."
 
Tidak diingat lagi sumber aslinya

Dr. UDIN, M.Sc

Dr. UDIN, M.Sc

Udin, Sopir Camat Di Situbondo.., minta berhenti karena ingin merantau Ke Jakarta untuk mengadu nasib dengan berdagang.
Nasib baik rupanya memihak kepadanya.., ia bisa membangun rumah di depok, di lingkungan perumahan dosen UI...
Karena tetangganya semua akademisi.., macam-macam gelarnya.., ada Prof., ada Phd., dll. UDIN merasa malu kalau papan namanya tidak tercantum gelar seperti tetangganya...
Dibuatnyalah papan nama dengan nama: DR. UDIN, MSC.
Ketika ayahnya datang berkunjung, sambil bangga dia bertanya di mana anaknya kuliah sebab setahu dia UDIN hanya berdagang.
Dengan malu-malu UDIN menerangkan gelarnya di papan nama, "Nama itu singkatan dari: Di sini Rumahnya UDIN Mantan Sopir Camat..,
 
SMS -- Dorce Banne -- 18/9/2013

Keluarga Besar Kalender

Keluarga Besar = Kalender

Seorang cucu bertanya kepada kakeknya;
Cucu: "Opa tahu bahasa Inggris, gak?"
Opa : "Tahu dong! Apa yang kamu mau tanyakan sama opa?"
Cucu: "Kalau bahasa Inggrisnya papa apa dong, opa?"
Opa: "Pader"
Cucu: "Mama?"
Opa : "Mader"
Cucu: "Kakek?"
Opa : "Kader"
Cucu: "Nenek?"
Opa : "Neder"
Cucu: "Tante?"
Opa : "Tander"
Cucu: "Kalau satu keluarga, apa dong, Opa?"
Opa : "Kalender ..."
 
SMS -- Sri Jurnalis Sumito -- 30/8/2013

Kisah Budi Terbalas

Kisah Budi Terbalas

Kisah yang diyakini pernah terjadi pada suatu masa yang lampau, entah waktu pastinya.
Di Sebuah Kampung, hiduplah sebuah keluarga yang kepala keluarganya adalah orang yang tidak sempurna cara berpikirnya (kemampuan berpikirnya di bawah normal; dalam bahasa Toraja disebut Tomaro dan istilah ini akan dipergunakan untuk menyebutkan pribadi dari tokoh utama dalam cerita ini).
Kampung mereka adalah sebuah daerah yang masih terisolir dan karena itu penduduk setempat masih sering berombongan untuk pergi berbelanja ke kota yang jauh untuk memenuhi berbagai kebutuhan dalam masyarakat itu.
Suatu hari ketika penduduk hendak berombongan lagi untuk berbelanja ke kota, kepala keluarga yang sedikit terbelakang cara berpikirnya itu memutuskan untuk ikut meski ia tidak punya uang untuk dibelanjakan. Ketika menjelang malam, rombongan berusaha untuk sampai ke sebuah pondok yang biasanya digunakan sebagai tempat di mana mereka menginap. Sampai di pondok itu, mereka tinggal untuk menginap.
Ketika mereka membersihkan tempat itu, mereka menemukan sesosok mayat yang setelah diperiksa adalah orang yang mereka kenal sebagai orang yang dililit hutang karena beratnya beban kehidupan yang dialaminya, seorang teman. Mereka semua merasa tidak bisa mengurus orang itu dan melihat keadaan itu, maka Tomaro meringankan hatinya untuk membawa mayat itu pulang ke kampung dan mengurus mayat itu. Ia mengurus mayat itu sampai dikuburkan dikuburkan dengan layak. Hal ini berarti bahwa ia harus menyembelih babi sebelum mayat itu dikuburkan; kebetulan keluarga itu memelihara seekor babi dan meskipin isterinya keberatan jika babi itu disembelih, tetapi ia meyakinkan isterinya bahwa kebaikan akan diterima oleh orang yang tulus melakukan kebaikan kepada sesamanya.
Setelah ia mengurus jenazah itu, keadaan semakin sulit dan orang-orang harus bepergian lagi ke kota untuk mencari bahan makanan. Seperti biasanya, Tomaro, meski tidak memiliki uang mengikuti penduduk yang pergi ke kota untuk mengadu nasib siapa tahu ada rezeki yang bisa diperoleh untuk menyambung hidup keluarganya.
Setelah sampai di kota, ia pergi mencari pekerjaan yang bisa mendatangkan uang agar ia bisa membeli bahan makanan untuk keluarganya. Ia menawarkan diri menjadi kuli pengangkat barang tetapi tidak ada yang memberinya pekerjaan. Rupanya hari itu ia tidak berhasil memperoleh pekerjaan apa pun sampai pada menjelang sore. Ia lalu pergi ke pinggiran kota dan beristirahat di sebuah pondok yang ada di tempat itu. Ia berpikir bahwa keluarganya akan sangat kecewa jika ia sampai ke kampung tanpa membawa sesuatu apa pun.
Sebelum ia tidur, datanglah seorang bapak mendapatkannya di pondok itu dan bertanya kalau Tomaro bisa membantunya membawa barang-barangnya yang akan dipikulnya dan setengah dari barang yang dipikulnya itu menjadi bagiannya. Tomaro bersedia sebab ia memang hanya mengandalkan penjualan jaza tenaga untuk kebutuhan rumah tangganya. Lalu orang itu pergi dan kembali lagi dengan sepikul beban yang akan dibawa oleh Tomaro.
Kemudian dia pergi hendak pergi lagi. Tomaro bertanya: "Hendak kemanakah Bapak akan pergi?" "Barang yang sudah ada, itu untuk barang bawaannu. Sekarang aku akan pergi untuk mengadakan barang-barang yang akan menjadi bawaan saya" jawab bapak itu. Bapak itu pergi lagi dan kembali dengan barang bawaan yang banyak.
Keseesokan harinya, pagi-pagi sekali mereka meninggalkan kota menempuh perjalanan kembali ke kampung. Sampai di kampung halaman hari sudah menjelang malam. Mereka singgah di rumah Tomaro. Setelah makan, bapak itu pamit untuk melanjutkan perjalanan. Mengenai barang bawaan mereka, bapak itu berkata: "baik barang yang kau bawa maupun barang yang saya bawa semuanya adalah untukmu." Tomaro merasa heran dan ia berkata: "Dengan barang yang atasnya saya berhak menerimanya sesuai perjanjian kita saja, itu sudah cukup besar nilainya daripada pekerjaan yang saya lakukan. Masakan seluruh barang itu untuk saya; lagi pula jika semua barang ini tinggal di sini, bagaimanakan dengan keluargamu -- apa yang akan mereka makan?"
Bapak itu menjawab dengan tenang: "Cobalah perhaikan saya dengan baik, apakah kau tidak mengenali aku, temanmu ini?" Tomaro menatapnya dan memperhatikan dengan sungguh-sungguh orang yang mengaku temannya itu. Setelah lama memperhatikan orang itu, barulah ia sadar bahwa orang itu adalah teman yang telah ia kuburkan beberapa waktu lalu. Sesaat setelah Tomaro menyadari bahwa orang itu benar adalah temannya, temannya itu pun menghilang dan ia bersama keluarganya diselamatkan dari bencana kelaparan.

Dikisahkan Oleh Pdt. D. Ake, S.Th. -- 31/10/2013

Renung Ringan 3

Jangan Mencoret Mobil Ayah

Seorang bersyukur kepada Tuhan karena telah diberkati dan mampu membeli sebuah mobil yang bagus. Mobil itu sangat disayanginya dan disayangi oleh keluarganya.
Suatu hari ketika keluarga itu sedang istirahat, anak kecil dalam keluarga itu tidak tidur dan ia masuk ke garasi. Ketika melihat mobil itu, ia berpikir bahwa ia ingin memperindah mobil itu dengan menggambar wajah semua anggota keluarga di sana. Lalu ia mencoret mobil itu dan sesuai dengan angannya, ia mulai menggambar wajah ayahnya, wajah ibunya, dan wajahnya sendiri. Ia terus memperindah mobil sampai pembantu memanggilnya untuk mandi.
Ketika ayahnya bangun, ia ke garasi dan terkejut melihat mobil yang sudah penuh dengan goresan. Ia marah dan berteriak-teriak memanggil pembantu dan bertanya mengapa mobil itu penuh coretan. Pembantu yang memang tidak tahu, tidak bisa berkata apa-apa ketika ia terus dimarahi oleh majikannya. Sampai akhirnya anak kecil itu datang dan dengan penuh gembira menceritakan hasil kerja kerasnya untuk menggambar seluruh anggota keluarga pada mobil. Ayahnya marah dan menghukum anaknya. Ayahnya menyuruh agar anaknya menaruh tangan di atas mobil kemudian memukul punggung jari anaknya terus-menerus. Anaknya menangis tapi tak dihiraukan oleh ayahnya, ketika punggung jari anaknya telah bengkak, ia menyuruh anaknya untuk membalik telapak tangan dan sekarang jari itu dipukul dari arah sebaliknya. Setelah ayahnya puas memukul, anak itu terus menangis karena rasa sakit itu terus dialaminya. Sehari dua hari dibiarkan oleh orangtuanya dengan harapan bahwa pada akhirnya tangan itu akan membaik, tetapi ternyata tidak. Mereka lalu membawanya ke rumah sakit. Setelah diperiksa, ternyata tangan anak itu harus diamputasi karena jaringan syarafnya rusak dan bisa semakin parah jika tidak dikeluarkan.
Tangan anak itu diamputasi. Setelah menjalani proses amputasi, anak itu berkata kepada ayahnya dengan penuh harap sebagaimana layaknya anak kepada orangtuanya, "Ayah, kembalikan tanganku dan aku tidak akan lagi mencoret mobil Ayah."
Ayahnya menangis tetapi tangisan itu sudah terlambat sebab tangan anaknya tidak dapat dikembalikan lagi.
 
Pdt. Dr. I.Y. Panggalo -- 10/10/2013 -- Ilustrasi dalam ibadah penyegaran iman perayaan 100 Tahun Injil Masuk Mamasa.

Tuhan tidak suka sungut-sungut

Tuhan marah kepada bangsa Israel yang bersungut-sungut atas kehidupannya yang sulit dalam perjalanan keluar dari Mesir menuju ke tanah Kanaan. Seandainya bangsa Israel berada pada keadaan senang lalu mereka bersungut maka wajarlah kalau mereka mendapat marah dari Tuhan. Tetapi nyatanya bahwa bangsa Israel memang bersungut atas apa sesuai dengan keadaan mereka dan Tuhan marah kepada mereka. Tuhan tidak suka sungut-sungut dari umat-Nya.Tuhan ingin supaya kita tetap bersyukur atas segala peristiwa hidup (bahan: Bilangan 11:1-3; Mazmur 9:2)
 
Renungan Ulang terhadap khotbah Pdt. Yedid Joy, S.Th. -- 29/10/2013 - Ibadah syukur kelahiran Rineintyen Ocaesapabimma Pasamboan

Renung Ringan 2

TUHAN TAK PERNAH SALAH MEMBERI

Ada seorang wanita yang begitu setia dengan pelayanannya kepada Tuhan. Meskipun dia sibuk dengan pekerjaannya, namun dia selalu mengutamakan Tuhan dalam berbagai kesibukan yang ada pada hidupnya. Apa yang bisa dia lakukan untuk Tuhan, maka dia akan melakukannya dengan sebaik-baiknya.
Pada usia yang tak lagi muda, wanita itu mulai mencari calon pendamping, namun tak kunjung mendapatkan apa yang dirasa baik baginya. Sudah setahun ia mencari namun hasilnya nihil. Wanita itu pun mulai berdoa kepada Tuhan dan meminta pendamping. Wanita itu tidak ragu saat menyebutkan kriteria yang spesifik di hadapan Tuhan.
Selama beberapa bulan tak ada jawaban dari Tuhan, hingga akhirnya dia pasrah dan hampir hilang pengharapan. Namun pada saat yang tak terduga, Tuhan mengirimkan pendamping yang sesuai dengan yang wanita itu inginkan bahkan jauh lebih baik dari kriteria yang ia doakan di hadapan Tuhan.
Tuhan tidak pernah salah memberi dan Tuhan tidak pernah terlambat untuk memberikan jalan keluar kepada kita. Mintalah secara detail kepada Tuhan karena Tuhan ingin kita berkata dan memina secara jujur kepada-Nya. Saat kita berlaku setia kepada Tuhan dan selalu mengutamakan Dia, maka Tuhan pasti akan memberikan apa yang kita minta bahkan jauh lebih baik dari yang kita harapkan.
"Dan inilah keberanian percaya kita kepada-Nya, yaitu bahwa Ia mengabulkan doa kita, jikalau kita meminta sesuatu kepada-Nya menurut kehendak-Nya." (1 Yohanes 5:14)
TUHAN YESUS Mengasihi, Memberkati & Menyertai PELAKU FIRMAN semua...

Status PELAKU FIRMAN -- page di facebook

Berapa Kali Mengampuni?

Ada seseorang yang dibesarkan dalam keluarga yang tidak harmonis. Ayahnya seorang pemabuk dan suka memukuli ibunya. Karena mereka tinggal di kota, semua orang mengetahui keadaan ayahnya. Teman-teman sekolahnya sering mengejeknya. Ia bertumbuh menjadi seorang pembenci. Ia membenci dirinya sendiri, tetangganya dan teman-temannya. Tetapi, orang yang paling ia benci adalah ayahnya sendiri. Ketika ia besar, ia begitu malu dengan kondisi ayahnya. Bila ada tamu datang ke rumahnya, ia membawa ayahnya ke peternakan dan mengikatnya di sana. Mobil ayahnya disingkirkan sehingga para tamu tidak dapat bertemu dengan ayahnya. Namun setelah beberapa bulan suatu keajaiban terjadi saat ia pada akhirnya dapat berkata "I love you" kepada ayahnya. Ayahnya bertanya mengapa ia dapat mengasihi orang yang begitu jahat seperti dirinya. Ia berkata bahwa kasih Yesuslah yang mengubah hidupnya. Ia yang penuh kebencian itu pada akhirnya menerima Kristus sebagai Juru selamatnya dan beberapa bulan setelah peristiwa itu, kasih Tuhan yang begitu besar menghimpit rasa benci yang ada dalam dirinya. Mendengar hal itu, ayahnya berkata bahwa ia juga ingin memiliki kasih yang telah mengubah hidup anaknya itu. Mereka berdua lalu berdoa dan ayahnya menerima Tuhan Yesus sebagai Juru selamatnya.

Matius 18:21-22
    (21) Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: "Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?"
    (22) Yesus berkata kepadanya: "Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.
Dalam Matius 18:21-22, ini berarti bahwa kita harus mengampuni orang lain dalam jumlah yang tidak terbatas. Tidak perlu menghitung atau mencatat berapa kali kita memaafkan orang lain. Biarkan kasih Tuhan yang mendesak kita sehingga kita mampu untuk mengampuni dengan tidak terbatas. Karena betapa pengampunan menghasilkan hal yang luar biasa, yang mengubah bahkan menyelamatkan ayahnya untuk menerima Yesus sebagai Juruselamat.

Ephesians 2:19 -- Page di facebook.

Berjualan Tanpa Sumber

Berjualan Tanpa Sumber

Kisah ini adalah kisah seorang pemuda yang berjualan tuak meskipun ia sendiri tidak menyadap pohon Enau (Aren) untuk menghasilkan tuak. Ia tidak melakukan yang buruk meski pada akhirnya orang menilainya sebagai orang yang 'buruk'.
Tuak adalah minuman khas orang di wilayah Tanda Langngan (Nosu, Pana', dan Tabang); daerah lain juga menghasilkan dan meminum tuak, tetapi di daerah ini umumnya warganya termasuk sebagian kecil kaum perempuan meminum tuak. Orang yang menyadap pohon Aren yang menghasilkan tuak sering memanggil tetangga untuk minum bersama dan sudah menjadi kebiasaan bahwa pada acara-acara di kampung (kedukaan maupun sukacita) setiap orang datang membawa tuak untuk minum bersama meramaikan acara.
Untuk kebutuhan ekonomi, maka tuak juga diperjual-belikan di pasar yang dibeli orang-orang di daerah itu tetapi juga ada yang dijual keluar daerah. Meski tidak menjadi penghasilan utama, namun hal itu menjadi sebuah sumber pemasukan yang berarti bagi penduduk. Orang yang menjual tuak keluar daerah dalam jumlah banyak, mengatakan bahwa penjualan tuak juga adalah sebuah prospek yang menjanjikan.
Sering terjadi bahwa ada orang yang mencuri tuak yang disadap oleh orang lain. Tuak yang disadap biasanya diambil pada pagi hari dan pada sore hari. Orang yang mencuri tuak, mendahului sang penyadap untuk mengambil tuak yang tertampung. Sebuah tindakan yang memang adalah kriminal.
Tetapi karena penduduk kampung itu rata-rata minum tuak, maka saling berbagi tuak adalah lumrah di daerah itu. Seorang anak muda menemukan cara halus untuk meminta bahkan mengumpulkan tuak. Tuak biasanya disadap dengan menggunakan suke (di tempat lain disebut sokkang), yaitu wadah yang terbuat dari seruas bambu yang salah satu tulang sekatnya dikeluarkan dan kulit luar dari bambu itu dikupas. Pemuda ini membuat banyak suke dan di setiap tempat di mana orang menyadap pohon Aren, ia menggantungkan satu dari suke yang dia punya. Menggantungkan suke di dekat tempat orang menyadap berarti bahwa orang ini meminta pemberian dari sang penyadap ketika mereka mengambil tuak pada pagi atau sore hari.
Dari sekian banyak suke yang dia gantung, terkumpul banyak tuak yang cukup untuk dijual meski hasilnya hanya cukup untuk membeli ikan. Anak muda ini awalnya diperkirakan bahwa ia juga menyadap pohon Aren untuk menghasilkan tuak. Tetapi setelah diperhatikan dengan sungguh-sungguh, ternyata diketahui bahwa ia tidak menyadap. Lalu setiap orang yang menyadap pohon Aren berbagi cerita bahwa di tempatnya menyadap selalu ada orang yang menggantungkan suke dan ia selalu memberi dari hasil sadapannya, lalu orang menjadi tahu bahwa itu adalah pekerjaan 'anak muda yang berjualan tuak meski ia tidak menyadap'. Mereka lalu memutuskan bahwa tidak dilayani lagi orang yang meminta tuak dengan menggantungkan suke di tempat orang menyadap. Kalau ingin minum tuak, silakan datang langsung ke rumah orang yang memiliki tuak. Kalau mau berjualan tuak, menyadaplah sendiri.
Sumber: Ngerumpi bersama dengan warga di Mullu, 5 September 2013.

Renung Ringan 1

Tindakan dan Birokrasi

H. Ross Perot pernah berkata: "Jika anda melihat ular, bunuhlah! Jangan membuat panitia untuk mengatasi ular." Ada begitu banyak birojrasi yang tidak berguna di dalam banyak organisasi. Saya setuju dengan pernyataan ini ketika menghadapi 'ular-ular' kehidupan. Jika Anda mengetahui 'garis pembatasnya', maka Anda dapat menghadapi semua rintangan yang menghalangi pencapaian sasaran. Seringkali Anda tidak membutuhkan penelitian/diskusi lebih lanjut. carilah jalan untuk menyelesaikan masalah-masalah secara realistis.
SMS -- Anton Gendry Sulung -- 15/1/2010

Di Ujung Penderitaan

Tiada jalan yang penuh derita selain jalan salib suci. Tiada mahkota tanpa salib, tiada kebahagiaan tanpa derita, tiada firdaus tanpa tragedi Golgota, namun hanya melalui salib kita sampai pada kebangkitan dan kemuliaan
SMS -- Sri Jurnalis Sumito -- 28/3/2010

PASKAH

P = Pasti
A = Aku
S = Selamat
K = Karena
A = Allahku
H = Hidup
dan hidupku adalah karunia Sang Allah Putra
SMS -- Suriani -- 4/4/2010

Seleksi Masuk Surga

Seorang malaikat menyeleksi peserta yang mau masuku surga;
Seorang Katekis datang. Malaikat bertanya, "Apa kerjamu di bumi?" "Aku seorang katekis di gereja - melayani Tuhan", jawabnya. Malaikat: "Kamu masuk".
Pastor datang. Malaikat: "Apa kerjamu di bumi?". "Aku pastor. Aku melayani banyak umat" jawab pastor. "Kamu juga masuk", kata malaikat.
Kemudian datang tiga orang lagi. Malaikat bertanya, "Mengapa kalian datang bertiga?" "Kami TRIO ROHANI!" Malaikat berkata: "Kalau begitu Kalian bernyanyilah dulu".
Lalu mereka bernyanyi: 'Tontong bang tu penangki pudi Puang, dst (Lagu Toraja). Lalu malaikat berkata: "Bah.... Tama komi mai, solata pale' dao mai.... na.... ta' sitandan....
SMS -- Suriani -- 4/4/2010

Nazar Pemanjat Pohon Kelapa

Seseorang memanjat pohon kelapa yang sangat tinggi. Ketika hendak turun, ia menjadi sangat takut. Lalu ia berkata: "Tuhan, kalau saya bisa turun dengan selamat, saya akan mengadakan syukuran. Akan disembeih seekor kerbau untuk itu". Ia memperoleh keberanian untuk bergerak turun pada pohon kelapa itu. Setelah sampai di pertengahan pohon kelapa, ia berpikir bahwa ia telah melakukan kesalahan dengan Nazar (janji kepada Tuhan) yang terlalu besar. Ia juga berpikir bahwa resiko yang akan dilaluinya sudah semakin kecil. Lalu ia berkata: "Tuhan, terima kasih atas penyertaanmu dan kalau saya dapat selamat sampai ke tanah, maka syukuran yang akan saya lakukan hanya akan memotong babi". Ia terus bergerak turun. Ketika tinggal beberapa meter dari tanah, ia berkata: "Terima kasih, Tuhan. Engkau sudah menyertai saya dengan selamat sampai sekarang. Tapi, mohon maaf, jika saya selamat sampai ke tanah, maka syukuran yang saya akan lakukan, saya hanya mampu untuk potong ayam". Ketika sudah sampai di tanah, ia berkata: "Tuhan, terima kasih. Saya sudah sampai di tanah dengan selamat. Engkau tahu bahwa saya bersyukur. Tapi, maaf, Syukuran itu tidak ada gunanya sebab Engkau pun tahu bahwa syukur yang paling besar itu adalah di hati".
Bacalah Pengkhotbah 4:17-5:6
Dengar dalam berbagai kesempatan

RENUNG RINGAN

Rajawali Tak Berkerumun

Burung Rajawali tidak berkerumun. Anda harus mencari satu per satu; mungkin Anda telah memperhatikan ini juga. Tidak seperti kebanyakan burung lainnya, Rajawali tidak terbang dalam kerumunan. Mereka tidak menyesuaikan diri terhadap aktivitas yang biasa dilakukan kelompoknya. Anda tidak dapat menjumpainya dalam kerumunan besar; mereka terbang sendiri, di depan dan lebih tinggi dari burung-burung lainnya.
Pemimpin adalah burung Rajawali (Mazmur 103:5b). Semoga Anda salah satunya.
SMS -- Anton Gendry Sulung -- 21/1/2010

Dua Pilihan tentang Kitab Suci

  1. Kitab suci menjauhkan dari dosa
  2. Dosa menjauhkan dari kitab suci
M.B Dainton -- Menampik Dr. Maurice Bucaille: Bible, Quran, dan Sain Modern -- hal. 20

Taat dan Setia

Jika keadaanmu sehat dan baik, nyatakanlah segaa pekerjaanmu di dalam Dia dengan setia dan taat; jika tidak sehat dan tidak baik, lebih giat lagi melakukan segala pekerjanmu dengan setia dan taat.
(dicetak tebal= ditambahkan kemudian, tidak ada dalam sumber asli)
SMS -- Ape'/Maya -- 8/1/2010

Yang Lebih indah -- Luar biasa

Sangatlah indah ketika orang-orang percaya kepada pemimpin mereka; dan lebih indah lagi ketika pemimpin percaya kepada orang-orangnya.
Percaya kepada Tuhan itu wajar, tetapi jika Tuhan percaya kepada Anda -- itu luar biasa.
SMS -- Anton Gendry Sulung -- 14/1/2010

Tak 100 % buruk

Seburuk apapun keadaan kita, tidak 100 % buruk; meski cuma 0,1 % baiknya, Tuhan sanggung mengubah 99,9 % yang buruk menjadi 100 % baik.
SMS -- Sri Jurnalis sumito -- 7/2/2010

KATA-KATA INDAH; KATA-KATA BIJAK

KUMPULAN KATA-KATA INDAH DAN KATA-KATA BIJAK


Dunia memiliki dua macam orang: Pemikir dan pelaku. Pemikir perlu bekerja lebih banyak lagi dan pekerja pelaku perlu berpikir lebih banyak lagi
SMS -- Anton Gendry Sulung -- 7/1/2010

Buka mata ada terang; buka hati ada damai; buka "kasih" ada sukacita
SMS -- Irena Indraswari -- 25/12/2009

Harta yang paling berharga adalah iman; teman yang paling setia adalah kasih; bahasa yang paling indah adalah syukur; kekuatan yang paling istimewa adalah doa
SMS -- Dorce Banne -- 25/12/2009

Senyum yang tulus, jabat tangan yang erat, sapaan yang ramah, persahabatan sejati, kesetiaan dalam keluarga adalah pemberian tulus yang dinantikan pribadi-pribadi di sekitar kita
SMS -- Jetro Manein -- 25/12/2009

Seperti senyum memeluk damai, sperti cinta bahagia; begitulah kasih Yesus memeluk nuranimu dan anugerah-Nya mengisi hari-harimu
SMS -- Merry Tumundow - 25/12/2009

Setitik kasih membuat sayang - seucap janji membuat percaya - sekecil luka membuat kecewa; tetapi sebuah kebaikan selamanya bermakna
SMS -- Hermawan Pasamboan -- 1/1/2010

Pada masa muda, orang-orang bercita-cita mengubah dunia; pada masa tua orang-orang bercita-cita mengubah kaum muda. Kalau berjiwa muda, ubahlah dunia sejauh kau mampu; kalau Anda dituakan, ubahlah generasi muda supaya mereka mengubah dunia
SMS -- Jetro Manein -- 6/1/2010

Sebuah jalan bisa 1001 ujungnya - bersama Tuhan, ujung jalan hanya satu: Kebahagiaan
Bangaran Pasamboan -- 7/1/2010

Kata pagi, "Matahari itu indah"; kata sore, "Senja itu indah"; kata malam, "bintang itu indah"; tetapi kata Yesus, "kaulah yang terindah"
SMS -- Unknown -- 

Senyum adalah pesan kebahagiaan yang paling cepat sampai ke hati. Jangan menunggu bahagia untuk bisa tersenyum tetapi tersenyumlah untuk menjemput kebahagiaan
SMS -- Jetro Manein --

Komitmen membutuhkan ketekunan; memandang jelas pada tujuan akhir; kesediaan untuk berkorban menunjukkan sedalam apa iman kita, meski rintangan menghadang terus melangkah dan melayani
SMS -- John Make Pasamboan -- 7/1/2010

Lupakan dua -- Ingat dua:
Lupakan Kebaikan sendiri, ingat kebaikan orang lain; lupakan keburukan orang lain, ingat keburukan diri sendiri
(Pegangan orang Bugis - Makassar)
Sumber: Siri' na Pacce - Andi Moein, 1990 - Makassar Press-hal. xii

Kehidupan dapat memberikan ratusan alasan untuk marah, kecewa dan menangis tetapi memiliki Yesus memberikan kehidupan yang abadi dan berjuta alasan untuk tersenyum
SMS -- Sandarida ~ Mama John -- 14/1/2010

Dunia cukup untuk memenuhi kebutuhan semua orang, tetapi tidak cukup untuk memenuhi keserakahan seseorang
Mohatma Gandhi

Seorang Pemenang, bukan tidak pernah gagal tetapi tidak pernah menyerah untuk bangkit dan maju dengan segenap kekuatan dan potensi yang dapat diberdayakan.
SMS -- Anton Gendri Sulung -- 3/8/2013

Penjara hidup yang paling kuat mengurung manusia adalah fantasinya; semakin berkurang fantasi semakin bebaslah ia menjalani hidup.
Bangaran Pasamboan -- 27/9/2013

Pujian yang benar adalah pujian yang diperoleh dari orang lain dan bukan pujian yang diberi pada diri sendiri.
Bangaran Pasamboan -- 2/10/2013

Kebaikan itu sulit merambat sedangkan kejahatan itu sangat cepat sehingga cara yang paling baik untuk tetap membentuk masyarakat yang baik, janganlah melakukan yang jahat dan tetaplah melakukan yang baik.
Bangaran Pasamboan -- 2/10/2012

Hidup adalah tulisan tuk dibaca; Orang bisa salah membaca tapi harus disadari bahwa kita menulis yang baik sebaik mungkin
Bangaran Pasamboan -- 22/10/2013

Kesalahan paling besar manusia dalam memulai tindakan adalah dengan berpikir bahwa ia bisa asal bertindak; nanti jika ternyata salah, tidak ada yang lebih besar dari meminta maaf.
Bangaran Pasamboan -- 24/10/2013

Berdoa adalah mengakui kemahakuasaan Tuhan dan menyadari bahwa sekuat apapun manusia dengan daya apapun yang dimiliki ia tetaplah makhluk lemah yang terbatas dan memerlukan Tuhan yang tiada terbatas itu.
Bangaran Pasamboan -- 29/10/2013

Sebuah keberuntungan ketika berada di *atas" dan itu adalah kesempatan untuk menjadikan segalanya ada dalam pengaturanku..... dan orang di *bawah" tidak mempengaruhiku ...
Masalah terjadi bukan karena orang di bawah sudah diperhatikan oleh orang di atas tetapi sebaliknya...
Atas dan bawah sebenarnya tidak boleh menghapuskan fungsi insani bahwa setiap orang harus saling memperhatikan....
Hidup dan Atas - Bawah by Bangaran Pasamboan -- 2/11/2013

Seribu untaian kata tak cukup untuk mengatakannya....
beribu kasih kepadamu sebab kau adalah keindahan bagiku....
Kala mata memandang engkau memungkinkan aku untuk melakukannya;
ketika engkau menjauh pun, itu karena kau mengasihiku...
ketika engkau datang, itu untuk menuntunku melakukan yang terindah bersamamu....
mentari hidupku.
Bangaran Pasamboan -- 12/10/2013

Kalau bagimu aku berarti, berilah senyum; kalau kau mengharapkan aku berarti tersenyumlah kepadaku. Jika aku tak berarti bagimu semoga itu tak berarti bahwa aku memang tak berarti ... Senyum kuberi padamu bagaimanapun nilaiku menurut engkau
Bangaran Pasamboan -- 12/10/2013

Jika ingin memerdekakan suatu kaum, maka kau harus rela kehilangan kemerdekaanmu sendiri - Tan Malaka
Nelly Pratiwi Dominggus//Status di facebook -- 17 November 2013

Kewaspadaan adalah jalan menuju kekekalan, kelengahan adalah jalan menuju kematian.
Orang yang waspada tidak akan mati, tetapi orang yang lengah seperti orang yang sudah mati.
Label Sendal PROFOUND-NEW ERA

Apabila seseorang berbuat bajik, hendaklah ia mengulanginya perbuatannya itu dan bersuka cita dengan perbuatan itu, sungguh membahagiakan akibat dari memupuk perbuatan bajik.
Label Sendal PROFOUND-NEW ERA

"Success is not reached by chance.
It is reached by choise."
.......
"Kesuksesan tidak dicapai secara kebetulan.
Kesuksesan dicapai melalui pilihan."
???

Hanya mereka yang berani gagal dapat meraih keberhasilan.
(Robert F. Kennedy)
Winda Sasmita ~ Status di facebook - 4 Pebruari 2014 

Setiap orang ada kelemahan dan kekurangannya tetapi berharaplah bahwa orang yang berjumpa denganmu mengenal/mengenang dirimu sebagai orang baik 'luar dan dalam'.
Bangaran Pasamboan ~ Status di facebook 4 Pebruari 2014

Kala pagi dimulai, harus kita ingat bahwa hari ini akan berlangsung sesuai dengan keadaan alam tanpa bisa diatur oleh tangan manusia.
Kalau mendung, biarlah hati tetap cerah; kalau hujan, biarlah sikap kita tetap hangat; kalau alam terlalu panas, jadilah tempat berteduh untuk sesama.
Alam bersahabat atau tidak hari ini, tetaplah jadi sahabat bagi setiap orang yang kita jumpai supaya masa ke depan banyak yang mengingat hari ini karena hari ini saudara ada untuk mereka.
Bangaran Pasamboan ~ SMS dikirim ke teman-teman -- 29 Juni 2010.

Kemampuan guru adalah percaya bahwa ia dapat mengubah orang.
(Ralph Emerson) ~ dikutip dari film 'Millionare First Love'

Hidup yang baik adalah hidup yang menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban; menjaga harga diri dalam memberi penghargaan kepada orang lain.
Bangaran Pasamboan ~ Status di facebook -- 12/2/2014

Tidak ada ukuran yang pasti tentang manusia, yang kecil bisa menjadi besar bahkan sangat besar; yang besar bisa menjadi kecil bahkan sangat kecil. Yang sangat besar bisa merosot ke sangat kecil; yang sangat kecil bisa meningkat sampai sangat besar.
Bangaran Pasamboan ~ Status di facebook -- 20/2/2014

Untuk setiap hal, harus ada alasan yang jelas dan baik untuk melakukannya; Disayangkan bagi yang asal bertindak baru cari alasan untuk menghindar jika ada masalah......
Bangaran Pasamboan ~ Status di facebook -- 26/2/2014

Tuhan Tidak Menyukai Sungut-Sungut



Bilangan 11:1-3
Api TUHAN


11:1 Pada suatu kali bangsa itu bersungut-sungut di hadapan TUHAN tentang nasib buruk mereka, dan ketika TUHAN mendengarnya bangkitlah murka-Nya, kemudian menyalalah api TUHAN di antara mereka dan merajalela di tepi tempat perkemahan. 11:2 Lalu berteriaklah bangsa itu kepada Musa, dan Musa berdoa kepada TUHAN; maka padamlah api itu. 11:3 Sebab itu orang menamai tempat itu Tabera, karena telah menyala api TUHAN di antara mereka.

Tuhan Tidak Menyukai Sungut-Sungut

Bilangan 11:1-3

Membaca bagian ini, tentulah kita berpikir bahwa Tuhan sangat tidak adil. Jika bangsa Isreal melalui hidup yang senang lalu mereka menggerutu/bersungut-sunggut, maka tentulah bahwa mereka patut mendapat marah.

Bangsa Israel memang mengalami nasib yang buruk; mereka lelah berjalan, mereka bosan dengan kegiatan yang selalu sama, yaitu membongkar dan memasang kemah-berjalan dan berhenti tanpa pernah berpikir bagaimana seharusnya mengembangkan kehidupan, tidak ada kegiatan hidup selain berjalan -- apalagi untuk waktu yang sangat lama seakan hidup tiada tujuan; kesulitan air di daerah gersang yang panas; ada kemungkinan untuk harus melalui perang sementara mereka tidak mempunyai pengalaman untuk itu sebab mereka adalah budak untuk waktu yang lama sebelumnya, dan banyak lagi hal lain yang memang adalah kesulitan. Mereka kesusahan dan untuk itu mereka bersungut-sungut, sesuatu yang memang sesuai dengan keadaan.
Tetapi mengapa Tuhan murka kepada mereka?

Sebentar akan direnungkan tentang kemarahan Tuhan lebih jauh tetapi sebelumnya marilah kita melihat serta membandingkan kehidupan bangsa Israel yang sedang dalam perjalanan menuju ke tanah Kanaan dengan kehidupan kita yang sedang menjalani perjalanan kehidupan yang memang jika diperhatikan dan diresapi secara mendalam, hidup adalah memang kesusahan; pepatah berkata "berakit-rakit ke hulu berenang-renang ke tepian"; baik berakit ke hulu, maupun berenang ke tepian sebenarnya semuanya adalah kesusahan, hanya saja yang satu lebih mudah dari yang lain. Ada ungkapan yang sering dikemukakan bahwa "hidup adalah perjuangan" -- perjuangan tidak pernah adalah hal yang mudah; hidup memang adalah kesusahan, tetapi hidup bukan untuk selamanya mengeluh -- bersungut-sungut sebab orang yang selalu bersungut tidak akan mampu mengayuh rakit ke hulu dan akan tenggelam ketika berenang ke tepian dan tidak akan pernah memenangkan perjuangan kehidupannya.

Ada dua kemungkinan yang menyebabkan manusia selalu bersungut-sungut:
  1. Tidak menggunakan kesempatan yang ada untuk mencapai hasil yang terbaik agar kehidupan berkembang dan mendatangkan sukacita.
  2. Sebenarnya ia mencapai hasil yang baik dari apa yang dilakukannya dalam kehidupan, tetapi ia tidak pernah merasa cukup untuk apa yang telah dimilikinya.
Semoga Saudara adalah orang yang termasuk pada orang-orang yang selalu bersyukur dalam hidup yang dikaruniakan Tuhan.

Merenungkan lebih jauh pembacaan ini, marilah menyadari bahwa Tuhan mengizinkan kesulitan terjadi dalam kehidupan dan itu tidak dimaksudkan untuk mempersulit umat-Nya tetapi supaya umat lebih kuat menghadapi beratnya kehidupan. Kekuatan manusia dimulai dari kekuatan yang diperoleh dari dalam hati yang selalu percaya bahwa segala hal dapat dia lalui bersama dengan Tuhan yang adalah sumber segala kekuatan bagi manusia yang lemah.

Orang yang selalu bersungut akan kesulitan melihat masa depan yang indah dan sulit untuk merenungkan besarnya kasih Tuhan sehingga ia akan menjadi pribadi yang putus asa dan pribadi yang tidak akan pernah berada dalam hubungan yang benar dengan penciptanya yang adalah sumber segala sesuatu.

Tuhan ingin agar sungut-sungut kita dalam kesusahan kita gantikan dengan perenungan akan besarnya kasih Tuhan, yaitu bahwa meski kesulitan terjadi tetapi karena kasih-Nya maka kita tetap ada dan akan tetap ada untuk Dia.
Terpujilah Tuhan.

Pdt. Bangaran Pasamboan, S.Th.

Amin.

Tenang dekat Allah

Mazmur 62:1-13
Perasaan tenang dekat Allah


 62:1 Untuk pemimpin biduan. Menurut: Yedutun. Mazmur Daud. 62:2 Hanya dekat Allah saja aku tenang, dari pada-Nyalah keselamatanku. 62:3 Hanya Dialah gunung batuku dan keselamatanku, kota bentengku, aku tidak akan goyah. 62:4 Berapa lamakah kamu hendak menyerbu seseorang, hendak meremukkan dia, hai kamu sekalian, seperti terhadap dinding yang miring, terhadap tembok yang hendak roboh? 62:5 Mereka hanya bermaksud menghempaskan dia dari kedudukannya yang tinggi; mereka suka kepada dusta; dengan mulutnya mereka memberkati, tetapi dalam hatinya mereka mengutuki. S e l a 62:6 Hanya pada Allah saja kiranya aku tenang, sebab dari pada-Nyalah harapanku. 62:7 Hanya Dialah gunung batuku dan keselamatanku, kota bentengku, aku tidak akan goyah. 62:8 Pada Allah ada keselamatanku dan kemuliaanku; gunung batu kekuatanku, tempat perlindunganku ialah Allah. 62:9 Percayalah kepada-Nya setiap waktu, hai umat, curahkanlah isi hatimu di hadapan-Nya; Allah ialah tempat perlindungan kita. S e l a 62:10 Hanya angin saja orang-orang yang hina, suatu dusta saja orang-orang yang mulia. Pada neraca mereka naik ke atas, mereka sekalian lebih ringan dari pada angin. 62:11 Janganlah percaya kepada pemerasan, janganlah menaruh harap yang sia-sia kepada perampasan; apabila harta makin bertambah, janganlah hatimu melekat padanya. 62:12 Satu kali Allah berfirman, dua hal yang aku dengar: bahwa kuasa dari Allah asalnya, 62:13 dan dari pada-Mu juga kasih setia, ya Tuhan; sebab Engkau membalas setiap orang menurut perbuatannya.

Tenang dekat Allah

Mazmur 62:1-13

Jika berbicara tentang ketenangan, berarti kita berbicara tentang jiwa manusia sebab yang merasakan ketenangan adalah bagian terdalam pada manusia yaitu jiwa. Jiwa adalah bagian yang menentukan manusia itu secara ke dalam dan secara keluar; dan jiwa itulah yang menghubungkan manusia dengan segala sesuatu. Jika seseorang mengalami sesuatu dan 'menjiwainya' maka pengalaman itu akan dirasakannya sebagai yang berkesan, entahkah itu peristiwa dukacita ataukah peristiwa sukacita.

Dengan jiwa kita menanggapi segala sesuatu dan itulah penyebabnya setiap orang berbeda sikapnya dalam suatu hal yang sama. Ketika ada orang yang sedang menyampaikan firman Tuhan, maka ada yang merasa tersinggung, ada yang merasa marah, ada yang merasa senang, ada yang merasa sedih, ada yang merasa bingung, dan ada yang tidak merasakan apapun. Semua itu tergantung pada bagaimana jiwa orang-orang yang ada dalam acara pemberitaan firman Tuhan saat itu.

Demikianlah jiwa menjadi penetu sikap orang terhadap segala kejadian di dunia ini. Ada orang yang keadaan ekonominya baik (keuangannya di atas rata-rata) tetapi ia tidak pernah tenang, selalu panik jika ada kebutuhan. Sebaliknya ada orang yang diliputi oleh banyak pergumulan kehidupan karena kebutuhan kehidupan, tetapi ia baik-baik saja.

Pembacaan kita mengatakan bahwa hanya dekat Allah saja aku tenang. 'Hanya', berarti bahwa tidak ada hal lain yang membuat kita tenang, selain Allah saja. Ada orang yang berpikir bahwa ketenangan adalah ketika kita memiliki banyak materi, lihatlah misalnya contoh yang dikemukakan Yesus dalam Lukas 12:13-21 di mana orang kaya berkata: Jiwaku, ada padamu banyak barang, tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya; beristirahatlah, makanlah, minumlah dan bersenang-senanglah! (ayat 19). Tetap justru banyak orang yang tidak bahagia dalam hidupnya karena mereka berebut, bertengkar, saling membenci karena harta. harta memang mungkin bisa memberi ketenangan tetapi jika hanya itu yang diandalkan, maka kelirulah manusia sebab harta bisa membawa kita pada kepanikan juga. Ketenangan karena harta benda bukanlah sesuatu yang bersifat tetap. Ayat 11 dalam pembacaan kita mengingatkan supaya hati kita jangan melekat pada harta yang makin bertambah.

Pertanyaannya adalah, 'bagaimana sehingga dekat Allah itu membuat tenang'?
Pertama, Allah adalah gunung batu. Gunung batu adalah gambaran pertahanan yang baik dari bahaya serangan musuh. Di dalam Tuhan, kita akan dilindungi dari bahaya kehidupan dan itu adalah sebuah ketenangan.
Kedua, Allah adalah pengharapan. Manusia menjadi tidak tenang jika ia berpikir bahwa masa depannya tidak akan baik; di dalam Tuhan kita menjadi tenang karena kita tahu melalu 'pengharapan' bahwa Allah menyediakan yang terbaik untuk masa depan.
Ketiga, Manusia juga menjadi tidak tenang karena keadaan emosinya. Jika segalanya baik adanya, maka orang pasti tenang tapi kalau lagi marah, tentulah bahwa orang tidak tenang. Tetapi orang yang dekat dengan Tuhan akan tetap tenang yaitu dengan mencurahkan isi hatinya kepada Tuhan melalui doa; hanya saja sering terjadi bahwa ketika ada yang menyinggung perasaan, kita tidak dekat dengan Allah dalam doa tetapi melontarkan kata-kata yang keras dan tidak sopan yang justru membuat kita jauh dari Allah sehingga masalah semakin besar. Sekali lagi, jika Saudara marah, maka hal pertama yang harus saudara lakukan adalah berdoa dan saudara akan jadi tenang untuk menyelesaikan persoalan yang karenanya Saudara jadi marah.
Kelima (?!?), Orang mungkin merasa tenang jika ada orang 'besar' menjadi sandaran hidupnya; tetapi jika orang itu adalah orang yang tidak takut pada Tuhan, maka ia sebenarnya bersandar pada angin yang tidak dapat memberikan apa-apa; artinya bahwa jika anda ingin bersandar pada manusia, maka bersandarlah pada mereka yang takut akan Tuhan sebab merekalah orang-orang besar meski kecil menurut ukuran dunia.

Terakhir...! Manusia akan merasa tenang jika ia dapat mengatasi kehidupan dan Allah yang penuh dengan kasih setia itu memberi kita kuasa untuk melakukannya. Satu kali Allah berfirman, dua hal yang aku dengar, yaitu: 1). Allah penuh kasih setia dan 2). Allah memberi kuasa.

Paling terakhir...! Ingatlah selalu bahwa Allah membalas setiap orang menurut perbuatannya; di dunia ini selama kita hidup dan juga ketika kita di dunia setelah kehidupan ini berakhir.

Terakhir sekali....! A .... min.

Tuhan memberkati

Pdt. Bangaran Pasamboan, S.Th.

Rasa hormat kepada Tuhan

Maleakhi 1:6-7

1:6 Seorang anak menghormati bapanya dan seorang hamba menghormati tuannya. Jika Aku ini bapa, di manakah hormat yang kepada-Ku itu? Jika Aku ini tuan, di manakah takut yang kepada-Ku itu? firman TUHAN semesta alam kepada kamu, hai para imam yang menghina nama-Ku. Tetapi kamu berkata: "Dengan cara bagaimanakah kami menghina nama-Mu?" 1:7 Kamu membawa roti cemar ke atas mezbah-Ku, tetapi berkata: "Dengan cara bagaimanakah kami mencemarkannya?" Dengan cara menyangka: "Meja TUHAN boleh dihinakan!"

Rasa hormat kepada Tuhan

Maleakhi 1:6-7

Menghormati sesama manusia bisa disebabkan oleh karena berbagai hal: jabatan, pendidikan, status ekonomi dan sebagainya, tetapi sebaiknya manusia saling menghargai satu dengan yang lain tanpa memandang latar apa pun melainkan oleh kesadaran bahwa semua manusia adalah makhluk yang mulia di hadapan Tuhan.

Dua alasan manusia memberi rasa hormat kepada sesamanya adalah karena kasih (anak kepada orangtuanya) dan karena kuasa (hamba kepada tuannya). Melalui contoh dari kedua hal ini Tuhan menggambarkan diri-Nya sebagai yang berkuasa dan yang mengasihi umat.

Umat dipanggil untuk mempersembahkan yang terbaik (roti kudus) kepada Tuhan sebagai perwujudan rasa hormatnya kepada Tuhan. Jika memberi persembahan bukan dengan hati tulus, itu adalah penghinaan kepada Tuhan.

Tuhan Yesus memberkati

Amin

Pdt. Bangaran Pasamboan, S.Th.

Persiapan menghadapi masa sulit

Kejadian 41:1-36
Mimpi Firaun


  41:1 Setelah lewat dua tahun lamanya, bermimpilah Firaun, bahwa ia berdiri di tepi sungai Nil. 41:2 Tampaklah dari sungai Nil itu keluar tujuh ekor lembu yang indah bangunnya dan gemuk badannya; lalu memakan rumput yang di tepi sungai itu. 41:3 Kemudian tampaklah juga tujuh ekor lembu yang lain, yang keluar dari dalam sungai Nil itu, buruk bangunnya dan kurus badannya, lalu berdiri di samping lembu-lembu yang tadi, di tepi sungai itu. 41:4 Lembu-lembu yang buruk bangunnya dan kurus badannya itu memakan ketujuh ekor lembu yang indah bangunnya dan gemuk itu. Lalu terjagalah Firaun. 41:5 Setelah itu tertidur pulalah ia dan bermimpi kedua kalinya: Tampak timbul dari satu tangkai tujuh bulir gandum yang bernas dan baik. 41:6 Tetapi kemudian tampaklah juga tumbuh tujuh bulir gandum yang kurus dan layu oleh angin timur. 41:7 Bulir yang kurus itu menelan ketujuh bulir yang bernas dan berisi tadi. Lalu terjagalah Firaun. Agaknya ia bermimpi! 41:8 Pada waktu pagi gelisahlah hatinya, lalu disuruhnyalah memanggil semua ahli dan semua orang berilmu di Mesir. Firaun menceritakan mimpinya kepada mereka, tetapi seorang pun tidak ada yang dapat mengartikannya kepadanya. 41:9 Lalu berkatalah kepala juru minuman kepada Firaun: "Hari ini aku merasa perlu menyebutkan kesalahanku yang dahulu. 41:10 Waktu itu tuanku Firaun murka kepada pegawai-pegawainya, dan menahan aku dalam rumah pengawal istana, beserta dengan kepala juru roti. 41:11 Pada satu malam juga kami bermimpi, aku dan kepala juru roti itu; masing-masing mempunyai mimpi dengan artinya sendiri. 41:12 Bersama-sama dengan kami ada di sana seorang muda Ibrani, hamba kepala pengawal istana itu; kami menceritakan mimpi kami kepadanya, lalu diartikannya kepada kami mimpi kami masing-masing. 41:13 Dan seperti yang diartikannya itu kepada kami, demikianlah pula terjadi: aku dikembalikan ke dalam pangkatku, dan kepala juru roti itu digantung." 41:14 Kemudian Firaun menyuruh memanggil Yusuf. Segeralah ia dikeluarkan dari tutupan; ia bercukur dan berganti pakaian, lalu pergi menghadap Firaun. 41:15 Berkatalah Firaun kepada Yusuf: "Aku telah bermimpi, dan seorang pun tidak ada yang dapat mengartikannya, tetapi telah kudengar tentang engkau: hanya dengan mendengar mimpi saja engkau dapat mengartikannya." 41:16 Yusuf menyahut Firaun: "Bukan sekali-kali aku, melainkan Allah juga yang akan memberitakan kesejahteraan kepada tuanku Firaun." 41:17 Lalu berkatalah Firaun kepada Yusuf: "Dalam mimpiku itu, aku berdiri di tepi sungai Nil; 41:18 lalu tampaklah dari sungai Nil itu keluar tujuh ekor lembu yang gemuk badannya dan indah bentuknya, dan makan rumput yang di tepi sungai itu. 41:19 Tetapi kemudian tampaklah juga keluar tujuh ekor lembu yang lain, kulit pemalut tulang, sangat buruk bangunnya dan kurus badannya; tidak pernah kulihat yang seburuk itu di seluruh tanah Mesir. 41:20 Lembu yang kurus dan buruk itu memakan ketujuh ekor lembu gemuk yang mula-mula. 41:21 Lembu-lembu ini masuk ke dalam perutnya, tetapi walaupun telah masuk ke dalam perutnya, tidaklah kelihatan sedikit pun tandanya: bangunnya tetap sama buruknya seperti semula. Lalu terjagalah aku. 41:22 Selanjutnya dalam mimpiku itu kulihat timbul dari satu tangkai tujuh bulir gandum yang berisi dan baik. 41:23 Tetapi kemudian tampaklah juga tumbuh tujuh bulir yang kering, kurus dan layu oleh angin timur. 41:24 Bulir yang kurus itu memakan ketujuh bulir yang baik tadi. Telah kuceritakan hal ini kepada semua ahli, tetapi seorang pun tidak ada yang dapat menerangkannya kepadaku." 41:25 Lalu kata Yusuf kepada Firaun: "Kedua mimpi tuanku Firaun itu sama. Allah telah memberitahukan kepada tuanku Firaun apa yang hendak dilakukan-Nya. 41:26 Ketujuh ekor lembu yang baik itu ialah tujuh tahun, dan ketujuh bulir gandum yang baik itu ialah tujuh tahun juga; kedua mimpi itu sama. 41:27 Ketujuh ekor lembu yang kurus dan buruk, yang keluar kemudian, maksudnya tujuh tahun, demikian pula ketujuh bulir gandum yang hampa dan layu oleh angin timur itu; maksudnya akan ada tujuh tahun kelaparan. 41:28 Inilah maksud perkataanku, ketika aku berkata kepada tuanku Firaun: Allah telah memperlihatkan kepada tuanku Firaun apa yang hendak dilakukan-Nya. 41:29 Ketahuilah tuanku, akan datang tujuh tahun kelimpahan di seluruh tanah Mesir. 41:30 Kemudian akan timbul tujuh tahun kelaparan; maka akan dilupakan segala kelimpahan itu di tanah Mesir, karena kelaparan itu menguruskeringkan negeri ini. 41:31 Sesudah itu akan tidak kelihatan lagi bekas-bekas kelimpahan di negeri ini karena kelaparan itu, sebab sangat hebatnya kelaparan itu. 41:32 Sampai dua kali mimpi itu diulangi bagi tuanku Firaun berarti: hal itu telah ditetapkan oleh Allah dan Allah akan segera melakukannya. 41:33 Oleh sebab itu, baiklah tuanku Firaun mencari seorang yang berakal budi dan bijaksana, dan mengangkatnya menjadi kuasa atas tanah Mesir. 41:34 Baiklah juga tuanku Firaun berbuat begini, yakni menempatkan penilik-penilik atas negeri ini dan dalam ketujuh tahun kelimpahan itu memungut seperlima dari hasil tanah Mesir. 41:35 Mereka harus mengumpulkan segala bahan makanan dalam tahun-tahun baik yang akan datang ini dan, di bawah kuasa tuanku Firaun, menimbun gandum di kota-kota sebagai bahan makanan, serta menyimpannya. 41:36 Demikianlah segala bahan makanan itu menjadi persediaan untuk negeri ini dalam ketujuh tahun kelaparan yang akan terjadi di tanah Mesir, supaya negeri ini jangan binasa karena kelaparan itu."

Persiapan menghadapi masa sulit

Kejadian 41:1-36

Mimpi Firaun yang diartikan oleh Yusuf adalah garis kehidupan setiap orang; susah dan senang -- senang dan susah silih berganti. Dan Tuhan menyatakan segala kehendak-Nya kepada orang yang takut akan dia. Karena itu, selalulah bersikap takut akan Tuhan supaya Tuhan membuka akal kita untuk melihat segala kemungkinan untuk memperoleh pertolongan pada masa susah yang akan datang.

Pada masa senang ingatlah bahwa akan ada masa yang sulit supaya kita mempersiapkan diri (paling tidak sisihkan dana) untuk masa sulit yang akan datang. Ini berarti satu pesan tentang jangan hidup boros. Simpanlah gandum pada masa kelimpahan gandum supaya ada persediaan makanan pada masa tidak bisa bercocok tanam gandum.

Manusia umumnya menginginkan kesejahteraan tetapi sering tidak serius untuk mengusahakannya; Anak sekolah bersekolahlah dengan baik, petani bercocok tanamlah dengan baik, karyawan yang bekerja di berbagai instansi bekerjalah dengan baik, orang yang berusaha di bidang perdagangan berdaganglah dengan baik dan jujur sebab itu adalah persiapan untuk menghadapi masa yang sulit yang akan datang dan untuk kehidupan yang lebih baik pada masa yang tidak sulit. Yusuf mengusulkan orang yang berakal budi dan bijaksana, artinya orang yang benar-benar pandai dan serius untuk mempersiapkan bangsa mesir menghadapi kelaparan yang akan datang. Orang yang tidak serius mengerjakan tanggungjawabnya adalah orang yang tidak siap untuk menghadapi kesulitan yang akan datang.

Untuk kesusahan, hanya pesan ini yang penting: Jangan takut dan putus asa ketika ia datang, yakinlah bahwa bersamana Tuhan, hari esok akan lebih baik; tetapi jangan sampai kesusahan itu datang karena diminta sendiri.

Tuhan memberkati

Amin

Menyimak Lagu Cinta

Yehezkiel 33:30-32

  33:30 Dan engkau anak manusia, teman-temanmu sebangsa bercakap-cakap mengenai engkau dekat tembok-tembok dan di pintu rumah-rumah dan berkata satu sama lain, masing-masing kepada temannya. Silakan datang dan dengar, apa yang difirmankan oleh TUHAN! 33:31 Dan mereka datang kepadamu seperti rakyat berkerumun dan duduk di hadapanmu sebagai umat-Ku, mereka mendengar apa yang kauucapkan, tetapi mereka tidak melakukannya; mulutnya penuh dengan kata-kata cinta kasih, tetapi hati mereka mengejar keuntungan yang haram. 33:32 Sungguh, engkau bagi mereka seperti seorang yang melagukan syair cinta kasih dengan suara yang merdu, dan yang pandai main kecapi; mereka mendengar apa yang kauucapkan, tetapi mereka sama sekali tidak melakukannya.

Menyimak Lagu Cinta
(Yehezkiel 33:30-32)

Lagu yang merdu dengan isi yang baik, apalagi jika diiringi dengan musik yang baik, adalah alat yang paling baik untuk menyampaikan pesan. Sering terjadi bahwa orang tidak tahu apa yang dia nyanyikan; teringat ketika 'dulu' pernah mengajar Sekolah Minggu, anak-anak baru saja selesaimenyanyikan lagu: "Bersyukur kepada Tuhan sebab Ia baik, bersyukur kepada Tuhan"; ketika mereka ditanya mengapa kita bersyukur kepada Tuhan? mereka tidak mengetahuinya. Mereka hanya suka menyanyi tanpa tahu apa isi lagu yang mereka nyanyikan.

Ada tiga syarat yang disebutkan dalam pembacaan kita tentang lagu yang dinyanyikan:
  1. Isinya harus baik ~ Berisi 'cinta'.
  2. Dinyanyikan dengan suara yang merdu
  3. Diiringi dengan musik yang baik -- dalam pembacaan kita iringan musiknya adalah kecapi yang dimainkan dengan baik.
Sepintas, marilah kita perhatikan ketiga syarat itu; Isi lagu harusnya bertema cinta; 'Cinta' yang ada dalam lagu umat Tuhan adalah undangan supaya setiap orang cinta kepada Firman Tuhan (ayat 30). Ini adalah cinta manusia kepada sesamanya manusia yang mengantar untuk menemukan cinta Tuhan. Cinta kepada Firman Tuhan akan membuat manusia menemukan apa artinya mencintai kehidupan.
Syarat bahwa lagu cinta dinyanyikan dengan suara yang merdu berarti bahwa dalam menyampaikan firman Tuhan, manusia harus memakai cara-cara yang indah, suara yang sedap dan bukan dengan keparauan (penyampaian kasar, ancaman, dll). Orang tidak akan suka mendengarkan Firman Tuhan jika disampaikan melalui nada-nada kemarahan. Suara merdu juga bisa berarti bahwa orang harus berkhotbah dengan cara yang semenarik mungkin.
Lagu cinta diiringi dengan musik yang baik; Musik adalah sarana supaya untuk menuntun penyanyi agar menyanyikan lagu dengan baik. Ini berarti bahwa sebagai alat musik kita harus menjadi panutan/teladan bagi orang lain tentang bagaimana menyanyikan lagu cinta. Hal ini lebih mengarah pada tindakan nyata seorang hamba Tuhan untuk tidak hanya berkata-kata dan mengundang orang untuk mencintai firman Tuhan tetapi ia sendiri tidak melakukannya. Orang pandai berkata: 'Tindakan berbicara lebih kuat dari kata-kata'.

Dalam pembacaan ini, bangsa Israel suka datang mendengar lagu yang berisi "Cinta Kasih Tuhan" dan bagaimana mereka seharusnya menyambut cinta kasih itu. Lagu itu dinyanyikan dengan baik (merdu dengan iringan musik yang indah) oleh nabi Tuhan tetapi sayangnya bangsa Israel hanya menjadi penikmat lagu pada telinga saja dan tidak timbul semangat di hati untuk melakukan apa yang dipesankan lagu itu.

Lagu bahwa Tuhan cinta kepada manusia hendaknya membuat orang tidak kuatir dan tetap mengupayakan yang terbaik untuk membalas cinta kasih Tuhan. Cinta hanya sepadan dibalas dengan cinta. Cinta Tuhan terbukti bagi setiap orang; napas kehidupan, makanan dan minuman, kesehatan, pikiran, dan semua segi kehidupan kita adalah pemberian dari cinta Tuhan... tidak akan terhitung jika mau menghitungnya.

Apa yang akan terjadi jika cinta tidak dibalas dengan cinta? Bagaimana dengan mereka yang tidak membalas cinta dari Tuhan dengan mencintai Tuhan? Pertanyaan ini adalah perenungan bagi setiap orang secara pribadi.

Kembali kepada penyanyi; Sebaik apa pun pesan yang hendak disampaikan oleh lagu tetapi jika dinyanyikan dengan tidak merdu, maka orang tidak akan suka mendengarnya.
Mari menyanyi dengan merdu dan memainkan musik dengan baik untuk mengiringi lagu tentang cinta.

Tuhan memberkati

Pdt. Bangaran Pasamboan, S.Th.

Mengalahkan Kejahatan

Mengalahkan Kejahatan

... sekalipun yang ditimbulkan hatinya adalah jahat dari sejak kecilnya...
Kejadian 8:21

Sejak kecil, hatinya (manusia) menimbulkan kejahatan:
Ini berarti bahwa kejahatan menjadi bagian manusia sejak kecil dan bukan faktor genetika. Meski memang harus diperhatikan bahwa pepatah 'Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya' memiliki kebenaran tersendiri yang tidak berarti bahwa itu bersifat genetika.

Kejahatan harus dilawan dalam kehidupan manusia sejak ia kecil, bahkan disadari oleh banyak orang bahwa jika kejahatan dapat dilawan pada masa kecil, maka sampai masa dewasa pun kemenangan itu akan tetap menjadi kemenangan (Amsal 22:6 Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu.)

Perhatikanlah bahwa kejahatan berasal dari hati sehingga sebesar apapun gereja dan lembaga agama apapun, pemerintah, polisi atau siapa pun mengatasi kejahatan tetapi tidak didukung oleh setiap pribadi untuk melawan dirinya sendiri, maka ia kejahatan itu tidak akan pernah berakhir di dunia ini.

Musuh terbesar dalam melawan kejahatan bukanlah 'orang lain yang jahat' tetapi 'mengalahkan kejahatan yang timbul dari dalam hati sendiri'.

A m i n

Pdt. Bangaran Pasamboan, S.Th.

Menentukan pilihan karena telah dipilih

Yosua 24:1-18 24:1 Kemudian Yosua mengumpulkan semua suku orang Israel di Sikhem. Dipanggilnya para tua-tua orang Israel, para kepalanya, para hakimnya dan para pengatur pasukannya, lalu mereka berdiri di hadapan Allah. 24:2 Berkatalah Yosua kepada seluruh bangsa itu: "Beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Dahulu kala di seberang sungai Efrat, di situlah diam nenek moyangmu, yakni Terah, ayah Abraham dan ayah Nahor, dan mereka beribadah kepada allah lain. 24:3 Tetapi Aku mengambil Abraham, bapamu itu, dari seberang sungai Efrat, dan menyuruh dia menjelajahi seluruh tanah Kanaan. Aku membuat banyak keturunannya dan memberikan Ishak kepadanya. 24:4 Kepada Ishak Kuberikan Yakub dan Esau. Kepada Esau Kuberikan pegunungan Seir menjadi miliknya, sedang Yakub serta anak-anaknya pergi ke Mesir. 24:5 Lalu Aku mengutus Musa serta Harun dan menulahi Mesir, seperti yang Kulakukan di tengah-tengah mereka, kemudian Aku membawa kamu keluar. 24:6 Setelah Aku membawa nenek moyangmu keluar dari Mesir dan kamu sampai ke laut, lalu orang Mesir mengejar nenek moyangmu dengan kereta dan orang berkuda ke Laut Teberau. 24:7 Sebab itu berteriak-teriaklah mereka kepada TUHAN, maka diadakan-Nya gelap antara kamu dan orang Mesir itu dan didatangkan-Nya air laut atas mereka, sehingga mereka diliputi. Dan matamu sendiri telah melihat, apa yang Kulakukan terhadap Mesir. Sesudah itu lama kamu diam di padang gurun. 24:8 Aku membawa kamu ke negeri orang Amori yang diam di seberang sungai Yordan, dan ketika mereka berperang melawan kamu, mereka Kuserahkan ke dalam tanganmu, sehingga kamu menduduki negerinya, sedang mereka Kupunahkan dari depan kamu. 24:9 Ketika itu Balak bin Zipor, raja Moab, bangkit berperang melawan orang Israel. Disuruhnya memanggil Bileam bin Beor untuk mengutuki kamu. 24:10 Tetapi Aku tidak mau mendengarkan Bileam, sehingga ia pun memberkati kamu. Demikianlah Aku melepaskan kamu dari tangannya. 24:11 Setelah kamu menyeberangi sungai Yordan dan sampai ke Yerikho, berperanglah melawan kamu warga-warga kota Yerikho, orang Amori, orang Feris, orang Kanaan, orang Het, orang Girgasi, orang Hewi dan orang Yebus, tetapi mereka itu Kuserahkan ke dalam tanganmu. 24:12 Kemudian Aku melepaskan tabuhan mendahului kamu dan binatang-binatang ini menghalau mereka dari depanmu, seperti kedua raja orang Amori itu. Sesungguhnya, bukan oleh pedangmu dan bukan pula oleh panahmu. 24:13 Demikianlah Kuberikan kepadamu negeri yang kamu peroleh tanpa bersusah-susah dan kota-kota yang tidak kamu dirikan, tetapi kamulah yang diam di dalamnya; juga kebun-kebun anggur dan kebun-kebun zaitun yang tidak kamu tanami, kamulah yang makan hasilnya. 24:14 Oleh sebab itu, takutlah akan TUHAN dan beribadahlah kepada-Nya dengan tulus ikhlas dan setia. Jauhkanlah allah yang kepadanya nenek moyangmu telah beribadah di seberang sungai Efrat dan di Mesir, dan beribadahlah kepada TUHAN. 24:15 Tetapi jika kamu anggap tidak baik untuk beribadah kepada TUHAN, pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah; allah yang kepadanya nenek moyangmu beribadah di seberang sungai Efrat, atau allah orang Amori yang negerinya kamu diami ini. Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN!" 24:16 Lalu bangsa itu menjawab: "Jauhlah dari pada kami meninggalkan TUHAN untuk beribadah kepada allah lain! 24:17 Sebab TUHAN, Allah kita, Dialah yang telah menuntun kita dan nenek moyang kita dari tanah Mesir, dari rumah perbudakan, dan yang telah melakukan tanda-tanda mujizat yang besar ini di depan mata kita sendiri, dan yang telah melindungi kita sepanjang jalan yang kita tempuh, dan di antara semua bangsa yang kita lalui, 24:18 TUHAN menghalau semua bangsa dan orang Amori, penduduk negeri ini, dari depan kita. Kami pun akan beribadah kepada TUHAN, sebab Dialah Allah kita."

Menentukan pilihan karena telah dipilih

Yosua 24:1-18

Dari Pembacaan ini, hal pertama yang akan kita lihat adalah bahwa Allah sendirilah yang telah lebih dahulu untuk memilih Abraham dan keturunannya untuk menjadi umat-Nya dan itu terjadi hanya karena kasih karunia-Nya. Tidak disebutkan bahwa ada alasan pemilihan Allah atas Abraham sehingga ia dipilih untuk menjadi generasi pertama dari orang pilihan Allah. Bisa saja terjadi bahwa kata mereka menyembah allah lain juga termasuk Abraham di dalamnya.

Ketika Allah memilih, Ia setia untuk mengasihi yang dipilih-Nya. Saya secara pribadi pernah berpikir bahwa Allah adalah kasih adalah sebuah pernyataan yang tidak benar, sebab untuk mengasihi umat yang dipilih-Nya, Ia harus menyatakan perbuatan yang tidak kasih atau bukan kasih kepada mereka yang memusuhi umat yang dipilih-Nya itu. Kasih Allah adalah berkat keselamatan, berkat kemenangan, dan berkat kesejahteraan dalam hidup orang yang dipilih-Nya; itu yang nampak dalam pembacaan kita saat ini.
Tetapi seringkali kita salah memahami bahwa dengan memperoleh keselamatan, kemenangan dalam pertarungan kehidupan, cukup senang atau sudah jadi orang - kasarnya sudah punya cukup banyak uang, maka ia adalah orang yang diberkati sehingga ada banyak orang yang tidak peduli apa kata Tuhan yang penting ia senang, yang penting penghasilannya bagus meski cara mendapatkan kesenangan dan keuntungan itu adalah dengan cara yang tidak berkenan kepada Tuhan, seperti korupsi, menipu, pungutan liar, dan lain sebagainya. Memang, kelihatannya itu adalah berkat tetapi bahwa itu tidak bersifat kekal bahkan bisa berbalik menjadi tuan makan senjata... eh!!.. maksudnya senjata makan tuan, maka sebenarnya ini adalah jebakan yang akan membawa kita kepada kehancuran. Ini sebenarnya bukan berkat tetapi kutuk.
Arti berkat yang sesungguhnya adalah dalam hubungan yang benar dengan Tuhan. Jika seseorang dalam hubungan yang benar dengan Tuhan, maka ia akan merasa tenang meski dunia bergoncang, ia tetap berpengharapan meski secara akal dan pertimbangan manusia ia berada diambang kehancuran sebab ia percaya bahwa Allah yang adalah sumber segala sesuatu akan mencukupi kehidupannya dengan segala yang baik bahkan dalam hubungan dengan Allah kita percaya bahwa jika hidup tidak dapat lagi dipertahankan itu tidak akan memutuskan hubungan dengan Tuhan.

Tetap tertinggal pertanyaan bagaimana kasih Allah bagi mereka yang tidak dipilih Tuhan, mereka yang bukan umat Tuhan; Apakah Tuhan tidak mengasihi mereka? Untuk menjawabanya, marilah kita renungkan bahwa pernyataan Allah adalah kasih bukanlah pernyataan yang salah tetapi belum sempurna sebab Allah memberi tugas kepada Abraham yang dipilih-Nya untuk menjadi berkat (Kejadian 12:2); artinya bahwa manusia betugas untuk menampakkan kasih Allah kepada manusia sehingga juga bersedia untuk menjalani hidup dalam hubungan dengan Tuhan, merasakan berkat seperti yang kita rasakan dan tidak lagi menjalani hidup yang terkutuk yang bisa saja ia rasakan sebagai berkat. Allah memang mengasihi setiap orang tetapi Ia meminta kita untuk menjadi teman kerja-Nya agar dunia menyadari itu dan hidup karenanya.
Terlihat dalam pembacaan kita bahwa Yosua menceritakan pengalaman Israel dengan Allah untuk kurun waktu yang lama dan itu menjadi dasar untuk menguatkan pegangannya bangsa itu kepada Allah. Pertanyaannya adalah apakah kita dalam kehidupan kita telah memberi kesaksian tentang Allah kepada anak kita, kepada saudara kita, kepada kehidupan kita setiap saat dan di mana saja? Adakah kita menceritakan tentang kasih Allah kepada setiap orang setiap hari? Hidup kita pertama-tama harus terbaca sebagai cerita agar orang diberkati karena hidup kita; kemudian kita sendiri harus menceritakan kasih itu dalam kehidupan kita.
Setelah bercerita panjang, Yosua meminta bangsa Israel untuk menentukan pilihan agar beribadah kepada Tuhan. Gagal dalam pilihan ini artinya kita sedang menyembah berhala. Memang ada orang yang kelihatannya menyembah Tuhan, rajin ke gereja, rajin ikut kebaktian rumah tangga dan persekutuan ibadah lainnya tetapi ia juga tetap melanggar perintah Tuhan yang ia dengar dalam setiap ibadah. Ia mendengar bahwa Allah adalah sumber hidup tetapi ia mempercayai uang sebagai sandaran hidup sehingga ia korupsi, tidak peduli pada dan banyak dosa lainnya yang tidak dikehendaki oleh Allah.
Kepada orang Israel, Yosua mengatakan pilihannya bahwa ia dan keluarganya akan beribadah kepada Allah. Saya hanya ingin mengingatkan bahwa banyak orang gagal dalam hal ini, yaitu ia dan keluarganya beribadah kepada Tuhan, berdoa bersama, membaca Alkitab bersama, dan bernyanyi nyanyian rohani bersama-sama. Kalau ribut sama-sama karena bertengkar -- ya, ada, bahkan setiap hari. Setiap orang dan keluarganya terpanggil untuk bersama-sama beribadah kepada Tuhan.
Jawaban Israel kepada Yosua adalah janji bahwa mereka akan beribada kepada TUHAN sebab ialah Allah kita. Allah yang telah memberi pertolongan kepada mereka dan dengan alasan itulah kita menyembah Allah. Bangsa Israel dalam kebersamaan dengan Allah bukannya tanp beban tetapi mereka merenung bahwa Allah lebih tinggi dari beban mereka. Mereka harus berjalan selama 40 tahun, mereka harus berperang tetapi bahwa Allah menyertai mereka dalam semuanya itu, itulah yang harus kita renungkan. Banyak orang yang selalu mengeluh bahwa hidup itu susah sehingga ia tidak pernah menyadari bahwa banyak berkat yang diterimanya dari Tuhan; ia masih hidup, ia belum mati karena tidak ada yang dimakan, ia masih bisa melakukan sesuatu untuk memperjuangkan kehidupannya dan sebagainya semuanya lepas dari perenungannya. Hanya mereka yang selalu merenungkan bahwa kasih Allah itu besar yang dapat menentukan pilihan bahwa ia dan seisi rumahnya akan beribadah kepada Allah.
Tuhan memberkati.
A m i n

Pdt. Bangaran Pasamboan, S.Th.

Hidup Untuk Orang Lain

Hidup Untuk Orang Lain

Kejadian 2:18; Roma 14:7

Pernikahan adalah tindakan dengan kesadaran penuh memasuki ikatan sehidup semati dengan pasangan yang diyakini adalah dari Tuhan dan kesediaan memikul tanggung jawab seberat apa pun demi terjaganya hubungan sehidup semati itu berjalan langgeng seumur hidup. Kegagalan banyak orang mendayung bahtera rumah-tangganya adalah karena ia memutar haluan dari ikatan sehidup semati dalam kehidupan menjadi sehidup adalah milikku dan semati adalah milikmu, hai pasangan hidupku; yang senang untukku yang setengah mati untukmu saja.

Sadar atau tidak, tindakan seseorang -- sekecil apa pun itu, berpengaruh pada kehidupan orang lain; tidak ada orang yang hidup untuk dirinya sendiri, demikian bunya Roma 14:7. Semakin jelas hubungan dengan orang lain, semakin mudah pula keterkaitan kehidupan itu terbaca. Jika seorang guru bertindak tidak terpandang, maka itu mempengaruhi murid-muridnya, demikian juga sebaliknya jika murid bertindak tidak benar itu mempengaruhi gurunya. Jika seorang suami berbuat jahat, maka itu merusak nama keluarganya; isteri dan anaknya, demikian juga jika isteri yang berbuat jahat.

Nilai seseorang ditentukan dalam kebersamaannya dengan orang lain; kedua ayat yang kita baca ini memperlihatkan bahwa manusia pada hakikatnya adalah makhluk sosial. Tidak baik kalau manusia seorang diri saja tidak bisa langsung dipahami bahwa manusia harus menikah; laki-laki harus beristeri dan perempuan harus bersuami sebab suami isteri yang tidak bersosial juga menjadi tidak baik dalam masyarakat. Dalam menjalani hidup bersosial maka manusia mendapat nilainya sebagai yang baik sekali atau baik atau biasa saja, tapi juga bisa buruk bahkan buruk sekali.
Tidak ada orang yang tidak ada kekurangan dan kelemahannya tetapi selama kita hidup biarlah kita berusaha agar setiap orang merindukan kita dan bukan berusaha untuk menyingkirkan atau menjauhi kita. Semakin banyak orang yang merasakan pengorbananmu atas hidup mereka semakin baiklah hidupmu dan semakin bahagialah engkau.

Dalam pernikahan ini, saya hanya mengingatkan bahwa makna keluarga yang berbahagia adalah ketika setiap anggotanya mengalami rasa aman, tenteram dan bahagia karena ia merasa diperhatikan dan ia merasa berguna di tengah-tengah keluarganya. Tidak ada orang yang hidup untuk dirinya sendiri sebab hidup yang bermakna hanyalah hidup yang berguna untuk orang lain. Setiap orang berharap bahwa keluarganya adalah keluarga yang baik dan bahagia; keluarga yang baik adalah keluarga yang anggotanya adalah orang yang baik. Orang yang baik adalah mereka yang menjaga hidupnya agar seimbang antara hak dan kewajiban serta ia yang selalu sadar dan menjalani hidup yang adalah hidup untuk orang lain.




Amin

Pdt. Bangaran Pasamboan, S.Th.

Didengar Tuhan Ketika Didoakan

Khotbah Sulung ketika diurapi menjadi Pendeta Gereja Toraja Mamasa -- ke 200 -- untuk melayani lima (5) Jemaat (Paken, Awo', Gabansa, Barru, Puang) dalam Klasis Mamullu
Tempat pengurapan: di Jemaat Paken, Selasa, 22 Desember 2009.


Kejadian 18:16-33 

Doa syafaat Abraham untuk Sodom
 

18:16 Lalu berangkatlah orang-orang itu dari situ dan memandang ke arah Sodom; dan Abraham berjalan bersama-sama dengan mereka untuk mengantarkan mereka. 18:17 Berpikirlah TUHAN: "Apakah Aku akan menyembunyikan kepada Abraham apa yang hendak Kulakukan ini? 18:18 Bukankah sesungguhnya Abraham akan menjadi bangsa yang besar serta berkuasa, dan oleh dia segala bangsa di atas bumi akan mendapat berkat? 18:19 Sebab Aku telah memilih dia, supaya diperintahkannya kepada anak-anaknya dan kepada keturunannya supaya tetap hidup menurut jalan yang ditunjukkan TUHAN, dengan melakukan kebenaran dan keadilan, dan supaya TUHAN memenuhi kepada Abraham apa yang dijanjikan-Nya kepadanya." 18:20 Sesudah itu berfirmanlah TUHAN: "Sesungguhnya banyak keluh kesah orang tentang Sodom dan Gomora dan sesungguhnya sangat berat dosanya. 18:21 Baiklah Aku turun untuk melihat, apakah benar-benar mereka telah berkelakuan seperti keluh kesah orang yang telah sampai kepada-Ku atau tidak; Aku hendak mengetahuinya." 18:22 Lalu berpalinglah orang-orang itu dari situ dan berjalan ke Sodom, tetapi Abraham masih tetap berdiri di hadapan TUHAN. 18:23 Abraham datang mendekat dan berkata: "Apakah Engkau akan melenyapkan orang benar bersama-sama dengan orang fasik? 18:24 Bagaimana sekiranya ada lima puluh orang benar dalam kota itu? Apakah Engkau akan melenyapkan tempat itu dan tidakkah Engkau mengampuninya karena kelima puluh orang benar yang ada di dalamnya itu? 18:25 Jauhlah kiranya dari pada-Mu untuk berbuat demikian, membunuh orang benar bersama-sama dengan orang fasik, sehingga orang benar itu seolah-olah sama dengan orang fasik! Jauhlah kiranya yang demikian dari pada-Mu! Masakan Hakim segenap bumi tidak menghukum dengan adil?" 18:26 TUHAN berfirman: "Jika Kudapati lima puluh orang benar dalam kota Sodom, Aku akan mengampuni seluruh tempat itu karena mereka." 18:27 Abraham menyahut: "Sesungguhnya aku telah memberanikan diri berkata kepada Tuhan, walaupun aku debu dan abu. 18:28 Sekiranya kurang lima orang dari kelima puluh orang benar itu, apakah Engkau akan memusnahkan seluruh kota itu karena yang lima itu?" Firman-Nya: "Aku tidak memusnahkannya, jika Kudapati empat puluh lima di sana." 18:29 Lagi Abraham melanjutkan perkataannya kepada-Nya: "Sekiranya empat puluh didapati di sana?" Firman-Nya: "Aku tidak akan berbuat demikian karena yang empat puluh itu." 18:30 Katanya: "Janganlah kiranya Tuhan murka, kalau aku berkata sekali lagi. Sekiranya tiga puluh didapati di sana?" Firman-Nya: "Aku tidak akan berbuat demikian, jika Kudapati tiga puluh di sana." 18:31 Katanya: "Sesungguhnya aku telah memberanikan diri berkata kepada Tuhan. Sekiranya dua puluh didapati di sana?" Firman-Nya: "Aku tidak akan memusnahkannya karena yang dua puluh itu." 18:32 Katanya: "Janganlah kiranya Tuhan murka, kalau aku berkata lagi sekali ini saja. Sekiranya sepuluh didapati di sana?" Firman-Nya: "Aku tidak akan memusnahkannya karena yang sepuluh itu." 18:33 Lalu pergilah TUHAN, setelah Ia selesai berfirman kepada Abraham; dan kembalilah Abraham ke tempat tinggalnya.

Didengar Tuhan Ketika Didoakan

Kejadian 18:16-33

Sidang Jemaat yang dikasihi Tuhan; Bagian yang kita baca ini adalah bagian yang didahului oleh perikop tentang Allah menegaskan janji-Nya kepada Abraham bahwa Abraham akan mempunyai keturunan (Kejadian 18:1-15). Janji ini ditertawakan oleh Sara - isteri Abraham - sebab kelihatan mustahil baginya bahwa ia yang sudah tua akan mengandung dan melahirkan.
Berbeda dengan Sara, Abraham telah lama percaya akan janji itu dan dengan demikian ia dianggap benar di hadapan Tuhan (Kejadian 18:6).

Setelah perikop yang kita baca saat ini; ada cerita tentang pemusnahan kota Sodom dan Gomora di mana Lot -- keponakan Abraham itu -- bersama-sama dengan keluarganya diselamatkan oleh Tuhan, tetapi isterinya yang melanggar perintah Tuhan: "Janganlah menoleh ke belakang", menjadi tiang garam. (Kejadian 19:1-26)

Saudara yang dikasihi Tuhan; bagi orang yang baik, Tuhan akan hadir dalam kehidupannya. Pertemuan Abraham dengan Allah sehingga ia dapat bercakap-cakap dengan Allah terjadi karena Abraham gemar menerima tamu - memberi tumpangan (Kejadian 18:2 - bandingkan Ibrani 13:2).

Pelajaran yang dapat kita petik dari pembacaan kita adalah bahwa bagi orang yang baik serta percaya kepada Tuhan, kepadanya Tuhan akan menyatakan apa yang akan terjadi, sama seperti Tuhan berkenan menyatakan apa yang akan dilakukan-Nya terhadap Sodom dan Gomora kepada Abraham.
Orang yang seperti Abraham akan mengetahui banyak rahasia kehidupan.

Setelah mengetahui apa yang akan terjadi pada Sodom, Abraham yang baik dan percaya itu bercakap-cakap dengan Tuhan; dengan kata lain ia berdoa kepada Tuhan. Hal ini kiranya mengingatkan kita bahwa pribadi yang dapat hidup dalam doa yang benar adalah orang yang "baik dan percaya".

Hari ini saya diurapi menjadi pendeta, suatu tugas yang biasanya dianggap oleh orang sebagai tugas yang dimaksudkan menjadi "orang yang mendoakan jemaat". Tugas ini hanya satu dari banyak tugas pendeta.
Catatan saya dari pembacaan ini ialah bahwa tidak semua orang Sodom didoakan oleh Abraham. Secara langsung, Abraham hanya berdoa bagi orang-orang benar di dalam kota Sodom; yang dia doakan adalah kalau sekiranya ada lima puluh (50) atau empat puluh (40) atau tiga puluh (30) atau dua pulu (20) atau sepuluh (10) orang benar dalam kota Sodom.

Untuk jumlah orang benar yang diminta Abraham untuk dikasihi oleh Tuhan, Tuhan menjawabnya dengan pengampunan kepada orang-orang berdosa/fasik di dalam kota. Hal ini hendaknya mengingatkan orang-orang yang selalu melakukan kejahatan; bahwa kalau Saudara tidak/belum mengalami kecelakaan/penghukuman, itu karena masih ada orang-orang baik di sekitar Saudara; bertobatlah sebelum Saudara benar-benar dihukum sama seperti Sodom dan Gomora.

Mengakhiri khotbah ini, baiklah kita ulangi sepintas cerita Lot dan keluarganya yang diselamatkan dari pemusnahan kota Sodom dan Gomora. Abraham dalam doanya hanya meminta sampai sepuluh (10) orang benar untuk diselamatkan tetapi Allah tetap menyelamatkan orang benar walau hanya empat (4) orang - tidak sampai sepuluh (10).
Alasan Allah menyelamatkan Lot ialah karena Ia ingat kepada Abraham (Kejadian 19:29); barangkali untuk keluarga Lot-lah Abraham berdoa tetapi ia tidak meminta sampai empat (4) orang untuk diselamatkan karena dari tawar-menawar dengan Tuhan, ia sudah tahu bahwa Tuhan akan menyelamatkan orang-orang yang benar/baik, berapa pun jumlahnya - banyak maupun sedikit.

Isteri Lot yang telah "diselamatkan oleh doa" tetapi berbalik dan melawan perintah Tuhan yang mudah saja untuk dipatuhi, yaitu "jangan menoleh ke belakang", tidak luput dari penghukuman.

Berbahagialah orang yang benar; orang benar pasti adalah orang yang baik, dan yang percaya karena ketika ia berdoa atau didoakan, Tuhan akan mendengar doa itu.

Amin

Pdt. Bangaran Pasamboan, S.Th.

SENDIRI KALA TERJAGA

SENDIRI KALA TERJAGA

By Bangaran Pasamboan

Ketika kubuka mata di pagi hari....
masih senyaplah dunia ini oleh lelapnya kehidupan di alam tidur;
hening jagad menanti datangnya penguasa siang bertajuk surya.

Menatap hati kepada Pribadi Yang Paling Hening;
bertanya pasal kehidupan di hadapan hadirat-Nya...
tentang rasa hati yang selalu sepi di antara ramainya kehidupan;
tiada kujumpai teman setia ketika terjaga di pagi hari...
yang terus berlaku sampai berlalunya hari memanggil insan tuk berbaring.

Tiada jawab yang pasti, hanyalah asa bahwa besok harapan terwujud
untuk bersama merajut benang kerinduan menjadi sukacita dalam canda tawa.
Melepas gunda di hati, duduk bertelut bertadah tangan;
terpanjat permohonan kiranya hari ini indah baginya dan bagiku, bagi setiap insan.

La'ta, 19 Agustus 2013

Salib di Hakal Dama Kehidupan

Salib di Hakal Dama Kehidupan

By: Bangaran Pasamboan -_-_-_-__-_-_-_--_-_-_-__-_-_-_-

Berjalanlah ke sana; ke bukit Kalvari
Di sana Allah membuat taman kekejaman menjadi taman kasih
Peluh-Nya menyirami tanah yang gersang
Darah mengucur oleh kejamnya duri;
duri dari tanah yang selalu memint
Dan tak terpuaskan dengan kegeraman

    Lihatlah Tanaman Penyerahan Diri
    merambat di kayu berpalang keangkuhan
    disebut salib oleh tirani kekuasaan
    yang meminta kematian Tanaman Keteladanan
    tertusuk lembing pemburu nyawa
    terpendam menjadi bibit kehidupan
Mengapa? Mengapa? Oh mengapa?
Taman itu kejam ...
Tapi...,
di tempat itulah dulu aku berpijak
meraih segalanya dengan mengucurkan keringat
bahkan darah orang-orang tak berdaya.
Keangkuhan tak terpuaskan
oleh semakin banyak korban sekalipun
    Hidup menjadi kian gersang
    semakin kejam menumbuhkan duri-duri kebengisan
    bahkan semakin banyak kematian
    menumpuk menjadi bukit tengkorak
    di hakal dama kehidupan.
Bilakah aku berubah menjadi pekerja yang baik?
Jadi pekerja yang berkenan,
menabur bibit penyerahan diri,
menyiram tanaman kerendahan hati,
memupuk bunga cinta kasih,
Itu tekadku kini.
    Bersama Tuhan yang berpeluh dan berdarah;
    Penuh pengorbanan diri kini kusedia bekerja
    biarlah kuangkat salib menopang yang menderita
    mengubah hakal dama kehidupan
    menjadi taman kasih
    untuk kemuliaan Allah.
Tatoa' - Mamasa, 10 November 2008

Pantangan dan Kehidupan

Pantangan dan Kehidupan

by: Bangaran Pasamboan
 
Hidup penuh dengan pantangan
karena harapan bila saja hidup ini dapat berlangsung lama;
sebuah suara indah penghargaan atas hidup
sungguh indah jika memahami dan melakukannya;
memanglah harapan setiap insan supaya
dirinya dan kekasih-kekasihnya
dapat hidup awet – bertahan lama – di dunia ini.


Lalu timbul sebuah suara sumbang yang terdengar indah di telinga
dan merasuk jauh ke dalam lubuk hati;
suara yang mengingatkan betapa fananya kehidupan;
Betapa malangnya orang yang terbatas rasa di lidahnya
yang perutnya tak diisi dengan sebanyak mungkin makanan
Tak ada penjaga yang memberi peringatan tentang datangnya ’yang menakutkan’ itu.


Suara-suara itu membawaku ke perenungan
tentang bagaimana insan menjalani kehidupan;
karena oleh salah satu suara itu, manusia dapat menjadi pamong praja bagi sesamanya;
sedang suara yang lain memanggil tuk menjadi hakim pembela;
dan yang membingungkan bahwa baik si pamong maupun pembela mengeluarkan suara kasih.


Merenung dan terus merenung memanggil hati tuk berkeputusan
Bahwa bukan harapan tentang masa hidup lama yang penting
tetapi menjawab suara kasih itulah yang utama tuk menjawabnya
keputusan tentang mengikut pamong atau pembela
menggambarkan siapa yang lebih dikasihi di antaranya
dan bagaimana insan mengasihi dirinya.


Karena membingungkan bagi insan dalam berkeputusan
hendaklah kiranya si pamong tetap memahami suara pembela
dan biarlah pembela tetap menghargai keputusan si pamong
dan insan yang memutuskan tuk mengikuti salah satu suara itu
mendengar suara kasih dari hati nuraninya


Jumat, 25 Mei 2012

Mencapai Kedamaian Abadi

Mencapai Kedamaian Abadi

by: Bangaran Pasamboan
 
Hidup adalah kesempatan
tuk mencari dan mengumpulkan segala asa
tuk mengejar dan menggapai cita (cita-cita)
membuang segala penat dan mengisi tiap ruang yang kosong
supaya duka terhiburkan berganti dengan suka
kesulitan teratasi oleh semakin besarnya daya


Semua asa, cita, gelut, dan tawa
hendaknya terbingkai dalam kesadaran mendasar:
bahwa insan berhakikat makhluk “tak bisa sendiri”
tuk memahami arti hidup dibutuhkan kebersamaan
berkarya pribadi dalam kaitan dengan insan sejagad
untung dan rugi menjadi ukuran yang nisbi
oleh saling ketergantungan dalam seluruh aspek


Jika insan berat pada titik mempercantik diri
dengan kekuasaan, pemilikan pribadi, dan keakuan;
jatuhlah ia ke lembah yang dalam
yang tiada tergapai oleh belas asih dari kerabat, rekan, terlebih musuh
di lembah itu ia tertindis oleh batu bertajuk “tak pernah puas”
yang semakin menghilangkan dirinya dari kemanusiaan


Bersama dengan yang lain berjalinan tangan
meringankan kesusahan yang berat
mengubah tantangan menjadi peluang
mendatangkan tawa lega dari tangis saratnya beban
dan semua menjadi semakin indah


Akhirnya …………..
Insan adalah ciptaan dari tangan Yang Agung
Terpanggil tuk: dalam karya, hidup dan kebersamaan
Tetap memuja sang Khalik, sumber segala yang ada
Dari puja dalam hidup sampailah insan pada tujuan hati;
sukacita abadi merasuk jiwa dalam seantero hidup


La’ta, 6 Juni 2012

Kesepian

Kesepian

By: Bangaran Pasamboan

Sepi …
bukan hanya karena aku tidak punya teman untuk berbagi
juga bukan hanya karena aku sendirian;
Sesekali aku ingin berada di antara keramaian
agar aku melupakan kesepian
ternyata dalam keramaian aku menemukan
bahwa di sana pun aku tetap menjadi temannya.


Sesekali aku berpikir bahwa kesepian harus diabaikan
tetapi ternyata bahwa akulah yang dibuatnya menderita
lalu aku kembali dan menemukan kesepian begitu setia
menjadi teman untuk siapa saja.
Aku dibuatnya sadar bahwa orang yang paling ceria sekali pun
dalam dirinya juga dipenuhi dengan kesepian yang ia sendiri tidak rasakan


lalu aku bertanya,
apa itu sepi, apa itu kesepian …
Sekali lagi bukan karena seseorang tidak memiliki teman
tetapi karena ia tidak tahu apa itu persahabatan
bukan karena tidak ada yang memperhatikannya
tetapi karena tidak ada yang diperhatikannya,
karena ia tidak tahu apa itu mengasihi


kesepian adalah guru
ia mengajarkan kepada setiap orang untuk mengasihi;
siap menjadi sahabat semua orang;
mengeritik bagi mereka yang tidak mengenal Tuhan.

 
Mereka yang sebenarnya kesepian tetapi tidak menyadarinya
adalah orang yang seharusnya mencari jalan keluar dari masalah besar
yaitu bahwa mereka seharusnya tidak layak.


Tuhan adalah sahabat setiap orang;
kunci ini membawa kepada kesadaran bahwa di mana pun engkau berada;
sendiri atau bersama orang lain, di sana tidak ada kesepian.

MENERUSKAN KEBAIKAN

Kamis, 14 Nopember 2024 Renungan Pagi Amsal 3:27 Janganlah menahan kebaikan dari pada orang-orang yang berhak menerimanya, padahal engkau ma...